‘Ala Harfin ‘Minggrang-minggring’
Enam
Terjemahan atas Ayat QS al-Hajj [22]: 11
z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB ßç7÷èt ©!$# 4n?tã 7$öym ( ÷bÎ*sù ¼çmt/$|¹r& îöyz ¨br'yJôÛ$# ¾ÏmÎ/ ( ÷bÎ)ur çm÷Ft/$|¹r& îpuZ÷FÏù |=n=s)R$# 4n?tã ¾ÏmÎgô_ur uÅ£yz $u÷R9$# notÅzFy$#ur 4 y7Ï9ºs uqèd ãb#uô£ãø9$# ßûüÎ7ßJø9$# ÇÊÊÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1.
|
Al-Quran dan Terjemah.
Ar-Raafi’. Jakarta: Departemen Agama RI. 2012
|
Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di
tepi (tidak dengan penuh keyakinan); maka jika dia memperoleh kebajikan dia
merasa puas; dan jika dia ditimpa suatu cobaan dia berbalik ke belakang
(kembali kafir lagi). Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang
nyata
|
2.
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi
dening Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
|
Lan sawenehe manungsa ana kang manembah ing Allah
kanthi minggrang-minggring, atine mamang. Dadi manawa nemu kabecikan atine
iya tentrem, nanging menawa kesandhung ing reribet banjur mbalik dadi kapir.
Wong kang mengkono mau kapitunan ana ing donya lan ing akhirat. Iya mengkono
iku kapitunan kang nyata
|
3.
|
Al-Quran dan Terjemah Bahasa Jawa,
Al-Huda. Ahmad Thohaputra. Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
Lan ing antarane manungsa ana wong kang nyembah Allah
kanthi minggir-minggir (ora kanthi kebake kapitayan/keyakinan); mula rikalane
dheweke merkoleh kebagusan dheweke ngrasa anteng ana ing kahanan iku; lan
kalamun nandhang sawijine pacoban dheweke banjur kuwalik rahine (bali kapir
maneh). Dheweke ngalami karugen ana ing donya lan akerat. Kang mengkono iku
wujude karugen kang cetha
|
4.
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1956
|
Dan sebagian daripada manusia berbakti kepada Allah
dengan tidak tetap; yaitu jika kebaikan mengenai dia, tentramlah ia dengan
agama itu, dan jika percobaan mengenai dia tertelungkuplah ia di atas
mukanya. Ia kerugian di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu kerugian yang
nyata
|
5.
|
Quran Terjemah dan
Tafsirnya oleh Abdullah
Yusuf Ali. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Firdaus. Terjemahan. 1994
|
Ada di antara manusia yang menyembah Allah hanya di
tepi; jika mengalami kebaikan merasa puas; dan jika mengalami cobaan berbalik
muka; ia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata. Jiwa
orang demikian tidak cukup kuat; ia beriman jika akan menguntungkan, tetapi
begitu mendapat cobaan ia segera surut. Orang ini berbeda dengan kaum
munafik. Ia bukan melakukan perbuatan dosa karena penipuan atau bermuka-muka,
tetapi karena berjiwa lemah, menilai ukuran yang benar dengan keberhasilan,
sifat mementingkan diri sendiri yang tidak memberikan apa-apa tapi meminta
yang sebanyak-banyaknya, suatu pandangan picik yang jaungkauannya tidak
melampaui perhitungan dunia yang sempit—segala yang ada di dunia ini
diperhitungkan baik-baik untung-ruginya. Ia tidak berhasil merangkum keduanya
dan kegagalannya di dunia ini terbukti nyata buat setiap orang yang mau
memperhatikan
|
6.
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Dan ada pula di antara manusia
yang belum atau tidak kuat imannya yang menyembah Allah dengan berada di tepi;
tidak pernah merasa tenang dan mantap jiwanya serta selalu goncang maka
jika ia atau keluarganya memperoleh kebajikan yakni
keuntungan duniawi tenanglah ia, yakni tetaplah ia
dalam keadaannya itu, dan jika ia atau keluarganya ditimpa
oleh suatu ujian berupa kesulitan, bencana atau hal-hal yang tidak
menguntungkan dunianya berbaliklah ia tersungkur jatuh atas
wajahnya yakni ia mengalami kecelakaan akibat ulahnya itu. Rugilah
ia di dunia karena dengan demikian ia tidak memperoleh apa yang
diharapkannya bahkan kehilangan ketenangan dan rugi pula ia di
akhirat karena sikapnya itu mengakibatkan dia tidak memperoleh
anugerah Allah bahkan mengakibatkan ia disiksa. Yang demikian itu yakni
kerugian ganda itu adalah kerugian yang nyata
|
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur wÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ !$tB ßÍé& Nåk÷]ÏB `ÏiB 5-øÍh !$tBur ßÍé& br& ÈbqßJÏèôÜã ÇÎÐÈ
Panguripan
Kang Rupeg
Enam
Terjemahan atas Ayat pada QS Thaha [20]: 124-127
ô`tBur uÚtôãr& `tã Ìò2Ï ¨bÎ*sù ¼ã&s! Zpt±ÏètB %Z3Y|Ê ¼çnãà±øtwUur uQöqt ÏpyJ»uÉ)ø9$# 4yJôãr& ÇÊËÍÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1.
|
Al-Quran dan Terjemah. Jakarta: Depag RI. 2012
|
Dan barangsiapa berpaling
dari peringatan-Ku, Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta
|
2.
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi
Mohd Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
|
Dene sing sapa mlengos
saka pepeling Ingsun (Kitab Quran) yekti dheweke bakal nduweni panguripan
kang rupeg. Ing dina Qiyamat, wong mau Ingsun kelumpukake nanging mripate
wuta
|
3.
|
Al-Quran dan Terjemah Bahasa Jawa,
Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
Lan sing sapa wonge mengo
saka pituduh Ingsun, mula satemene tumrap dheweke kahuripan kang rupek, lan
Ingsun bakal ngumpulake dheweke ana dina Kiyamat kanthi kahanan wuta
|
4.
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1956
|
Dan barang siapa berpaling daripada peringatan-Ku maka
adalah baginya penghidupan yang sempit; dan Kami akan kumpulkan dia pada hari
Kiamat dalam keadaan buta. Barang siapa tidak
mau menerima Quran yang Kami kirim sebagai peringatan maka penghidupannya
dalam keagamaan atau kerohaniahan adalah sempit; dan di hari Kiamat, Kami
akan kumpulkan dia dengan khalayak yang ramai di padang mahsyar dalam keadaan
buta
|
5.
|
Quran Terjemah dan
Tafsirnya oleh Abdullah
Yusuf Ali. Jakarta: Pustaka Firdaus. Terjemahan. 1994
|
Tetapi barang siapa mengelak dari peringatan-Ku, maka
baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat
dalam keadaan buta. Seperti
dalam dua ayat terakhir di atas, sekali lagi di sini terdapat sedikit
perbedaan dari sepotong ayat terdahulu (ii.39). Akibat membangkang dari
petunjuk Allah di sini penegasannya lebih bersifat pribadi; kehidupan yang
sempit dan kebutaan yang akan terus berlangsung di balik kehidupan ini. ‘Kehidupan yang sempit’ ini mengandung
banyak arti; (1) suatu kehidupan yang dikeluarkan dari kemurahan Allah dengan
karunia-Nya di dunia yang luas ini; (2) kehidupan untuk pribadi, bukan untuk
semua orang; (3) dengan secara khusus melihat ‘kesempurnaan’ hidup ini, maka
ia akan kehilangan hakikat hidup akhirat yang sebenar-benarnya hidup.
|
6.
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Dan barang siapa
berpaling dari peringatan-Ku,
yakni enggan melaksanakan petunjuk-Ku yang Kusampaikan melalui para nabi maka
sesunggguhnya baginya penghidupan yang sempit yang menjadikan ia
walau memiliki aneka kenikmatan duniawi tidak pernah merasa puas dengan
perolehannya, tidak juga rela dan pasrah menerima ketetapan-Ku dan
Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Kami
melupakan dan meninggalkannya sehingga ia tidak dapat mencapai jalan menuju
surga.
|
tA$s% Éb>u zOÏ9 ûÓÍ_s?÷|³ym 4yJôãr& ôs%ur àMZä. #ZÅÁt/ ÇÊËÎÈ tA$s% y7Ï9ºxx. y7÷Gs?r& $uZçF»t#uä $pktJÅ¡uZsù ( y7Ï9ºxx.ur tPöquø9$# 4Ó|¤Yè? ÇÊËÏÈ y7Ï9ºxx.ur ÌøgwU ô`tB t$uó r& öNs9ur .`ÏB÷sã ÏM»t$t«Î/ ¾ÏmÎn/u 4 Ü>#xyès9ur ÍotÅzFy$# x©r& #s+ö/r&ur ÇÊËÐÈ
Mengharap
Bertemu Allah?
Enam Terjemah atas Ayat pada
QS Yunus [10]: 7-8
¨bÎ) úïÏ%©!$# w cqã_öt $tRuä!$s)Ï9 (#qàÊuur Ío4quysø9$$Î/ $u÷R9$# (#qRr'yJôÛ$#ur $pkÍ5 úïÏ%©!$#ur öNèd ô`tã $uZÏF»t#uä tbqè=Ïÿ»xî ÇÐÈ Í´¯»s9'ré& ÞOßg1urù'tB â$¨Y9$# $yJÎ/ (#qçR$2 cqç7Å¡õ3t ÇÑÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1.
|
Al-Quran dan Terjemah. Ar-Raafi Jakarta: Depag RI. 2012
|
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak
percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia
serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan
ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu
mereka kerjakan.
|
2.
|
Tafsir al-Quran Suci Basa
Jawi Mohammad Adnan.
Bandung: al-Maarif, 1987/1924
|
Satemene wong kang padha ora ngarep-arep (ora kuwatir)
bakal disowanake marang pangarsaningsun lan padha bungah ngrasakake kauripan
ing donya, tentrem marang kabungahaning donya, lan kabeh wong kang lali, ora
padha merduli marang ayat-ayat Ingsun. Wong kang mangkono iku panggonane ana
ing neraka yaiku minangka piwalese barang kang wis ditindakake
|
3.
|
Al-Quran dan Terjemah
Bahasa Jawa, Al-Huda:
Semarang. 2004
|
Sejatine wong-wong kang ora duwe pengarep-arep (ora
percaya bakal) ketemu kelawan Ingsun, lan wis ngrasa lega kanthi panguripan
donya sarta ngrasa tentrem kanthi panguripan iku, lan wong-wong kang padha
nglalekake marang ayat-ayat Ingsun; hiya wong-wong kang kaya mengkono iku
panggonane ana neraka disebabake apa kang tansah dheweke kabeh padha nglakoni
|
4.
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1956
|
Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya akan
pertemuan Kami (yaitu orang-orang tidak percaya kepada pertemuan dengan Kami
buat menerima balasan masing-masing) dan suka kepada penghidupan dunia serta
tenteram dengannya dan orang-orang yang lalai dari (memikirkan) ayat-ayat
Kami; (maka) mereka itu, tempat mereka ialah api neraka dengan sebab apa yang
mereka telah usahakan
|
5.
|
Quran Terjemah dan
Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf
Ali. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Firdaus. Terjemahan. 1994
|
Mereka yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami,
dan sudah senang dengan kehidupan dunia dan sudah puas, serta mereka yang
lalai akan ayat-ayat Kami; tempat tinggal mereka ialah Api sesuai dengan
usaha mereka. Mereka yang sudah tidak memperoleh
rahmat disebutkan dengan tiga gelar (1) bertemu dengan Allah bukan menjadi
harapan atau keinginan mereka yang sesungguhnya, tetapi ada yang lain, yakni
(2) benda kasar di dunia yang bukan hanya menarik tetapi rupanya benar-benar
memberi kepuasan kepada mereka. Oki cahaya masa depan buat mereka tidak ada,
dan (3) mereka tuli dan sudah seperti mati terhadap gema dan ajaran Allah
yang sangat berarti. (1) dan (2) menunjukkan padamnya nyala iman dalam hati
mereka, dan (3) mereka tersungkur menjadi mangsa segala kejahatan dunia dalam
tingkah laku mereka. Mereka bertolak belakang dengan x.9 dengan iman dan
perbuatan baik mereka yang sudah menerima rahmat Allah.
|
6.
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan,
yakni tidak percaya akan pertemuan dengan sanksi dan
ganjaran Kami di hari Kemudian dan merasa puas dengan kehidupan dunia
sehingga tidak menghiraukan lagi adanya kehidupan akhirat, tidak juga
berpikir dan berupaya kecuali memenuhi kebutuhan jasmani dan meraih
kenikmatan duniawi serta merasa tenteram dengannya,
ketenangan yang menjadikan mereka tidak mempersiapkan diri sama sekali untuk
kehidupan akhirat dan orang yang senantiasa lalai terhadap ayat-ayat Kami,
yakni tidak memikirkan dan mengambil pelajaran dari ayat al-Quran dan
tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT yang terbentang di alam raya, mereka
itu yang sungguh jauh kebejatannya, tempatnya ialah neraka
disebabkan apa, yakni kedurhakaan dan kelalaian yang selalu mereka kerjakan.
|
( `yJsù tb%x. (#qã_öt uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u ö@yJ÷èuù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ wur õ8Îô³ç Íoy$t7ÏèÎ/ ÿ¾ÏmÎn/u #Jtnr& ÇÊÊÉÈ
Tidak ada komentar:
Posting Komentar