Menangguhkan Kesenangan Hidup
الحمد
لله الذى خلق الانسان فى احسن تقويم فسواه وهداه الى صراط مسفقيم. اشهدان لا اله
الا الله الخالق المعبود العزيز الرحيم و اشهد ان محمدا عبده و رسوله الامين صلاة
و سلاما دائمين عليه و تابعيه باحسان الى يوم الدين . اما بعد .
فيا ايها المسلمون اتقوا الله حق تقواه و لا
تموتن الا و انتم مسلمون
قال الله تعالى فى قرآن الكريم : و ما خلقت الجن و
الانس الا ليعبدون
و قال ايضا : و اذ قال ربك للملائكة إنى
جاعل فى الارض خليفة
Jamaah
Jumah rahimakumullah,
Kondisi
lingkungan sosial kita saat ini sungguh tidak harmonis, memrihatinkan, bahkan
mengenaskan. Kita bisa saja mengeluh dan marah ataupun sedih dan menyesali-diri
tetapi sama sekali tidak mengubah keadaan. Nyatanya kita juga belum atau tidak
mampu berbuat banyak hal karena keterbatasan yang ada. Tampaknya itu semua
merupakan hal konkret yang terhidang di depan kita, tidak bisa kita hindari,
tidak mungkin kita tolak. Oleh karena itu jauh lebih tepat-bijaksana jika kita
bersikap menerima sebagai kenyataan bahkan hingga sikap berdamai dengan keadaan
yang ada tersebut.
Baiklah
kita terima realitas yang tidak nyaman, tidak baik dan jauh dari ideal ini
sebagai kenyataan yang menantang untuk diperjuangkan dan diperbaiki. Kita siap
berjuang namun jelas juga kini terdapat banyak keterbatasan yang mengungkungnya
seperti terbatas waktu, terbatas kemampuan, juga terbatas sarana dan sumberdaya
manusia (SDM). Lantas bagaimana kita membangun motivasi-diri menghadapi
tantangan hidup yang penuh keterbatasan dan aroma kemuraman ini? Adakah hal ini
juga berarti menangguhkan kesenangan hidup? Sampai kapan?
Jamaah
Jumat yang dirahmati Allah,
Realitas
sosial yang memrihatinkan dan mengenaskan kian hari kian mencolok. Sebagai
gambaran mari kita cermati tema atau judul di koran-majalah pada seminggu
terakhir ini. Permasalahan yang dimunculkan adalah: tarif listrik naik, polemik
hukum bagi korupsi sistemik, trafficking,
siswa berprestasi internasional tidak diterima PTN, cacat moral calon bupati,
plagiarisme dosen, gempa di Cina, dampak gunung meletus di Islandia, bentrok di
makam mbah Priok, rusuh di Batam, kriminalitas kecil-kecil di banyak kota-desa,
prospek suram ekonomi Indonesia, teroris ditangkap, kemudian berita olah-raga
yang atraktif!. Lepas dari apakah koran memang lebih suka mengangkat berita
negatif daripada positif, namun tentu semua wacana itu memengaruhi pembacanya.
Kesan muram dan penuh masalah atau tidak menggembirakan tampak menonjol.
Benarkah hidup kita saat ini memang hanya berisikan kemuraman?
Sesungguhnya
tidaklah demikian karena Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini berpasang-pasangan.
¨bÎ*sù yìtB
Îô£ãèø9$# #·ô£ç
ÇÎÈ ¨bÎ) yìtB
Îô£ãèø9$# #Zô£ç
ÇÏÈ
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan.
Sesungguh-sungguhnya bersama kesulitan itu adalah kemudahan. (QS Alam
Nasyrah [94]: 5-6).
Meskipun
benar bahwa yang ditampakkan oleh koran adalah kemuraman atau sarat masalah
namun bukankah dalam hidup kita ini juga penuh dengan kegembiraan, kesenangan
dan solusi-solusi? Benar ada yang
berkeluh-kesah serta marah-marah namun bukankah ada juga manusia yang terus bersyukur
serta menerima realitas dengan sikap menyenangkan sambil mengubah keadaan? Ini
menyangkut kepekaan dan seni hidup: bagaimana kita mampu menangkap momentum
kegembiraan yang datangnya sekejap-sekilas seperti busa sabun sesaat sebelum
pecah? Atau mirip dengan momentum wangi-mekarnya bunga Wijayakusuma? Siapa yang
terlambat atau hadir sebelum waktunya tentu tidak akan mendapatkan “apa-apa”
karena salah waktu untuk mampu menikmati keelokan busa ataupun menghirup wangi
Wijayakusuma.
Kegembiraan
dan kebahagiaan sesungguhnya didapatkan bukan dengan cara dicari kemana-mana
melainkan dengan cara dibuat-dihadirkan dari bahan yang tersedia di sekitar.
Kita yang mengemasnya. Kalau ditanyakan kapan momentum kegembiraan hadir secara
maksimal? Jawabannya bisa beraneka isi. Namun sungguh disayangkan bila
jawabannya menunjuk ke orang lain ataupun waktu lain karena hal itu berarti
yang bersangkutan tidak akan merasa berbahagia, selalu mengira terletak pada
yang tidak ada pada dirinya. Kapan waktu paling merasa berbahagia dalam hidup?
Orang tua menjawab saat anak-anak; anak-anak menjawab saat sudah remaja; remaja
menjawab saat mahasiswa; mahasiswa menjawab saat pengantin-baru; pengantin baru
menjawab saat sudah punya anak; yang punya anak menjawab saat anaknya sudah
mentas semua; yang anaknya sudah mentas semua menjawab saat masih anak-anak. Lho. Kok menjadi berputar saling mengira
yang lain berbahagia? Sungguh ini gambaran kebahagiaan dari luar, yang dicari
dan tak pernah ditemukan.
Sense of humor, mungkin memang ada dasar
bakat bagi pelawak tetapi jelas setiap orang perlu untuk melatih kepekaannya
agar hidupnya tidak selalu stress dan
tegang. Mampu tertawa jelas penting guna hidup yang sehat secara psikis. Konon,
dengan tertawa selain menyenangkan diri dan orang lain juga hanya membutuhkan
17 otot yang berkontraksi lantas merasakan rileks. Sementara untuk marah butuh
50 otot yang berkontraksi lantas mengeras-menegang dari sekitar 600 otot yang
dimiliki manusia. Apalagi jumlah energi yang dikeluarkan untuk marah jauh lebih
boros selain punya risiko memicu timbulnya berbagai penyakit.
Pribadi
panutan kita Nabi Muhammad SAW sering pula berhumor dan berjenaka. Suatu ketika
seorang saudagar asing bertemu beliau dan meminta untuk dicarikan seekor unta
yang besar-gagah. Nabi segera menjawab bahwa yang tersedia adalah anak-unta.
Kembali saudagar menjelaskan permintaannya berupa unta besar yang kuat-gagah
untuk perjalanan jauh; kembali pula Nabi menjawab yang tersedia adalah
anak-unta. Setelah kemudian diambilkan oleh Nabi maka tampaklah seekor unta
tinggi besar yang kuat gagah. Saudagar tadi terkejut melihatnya seolah
menanyakan akan jawaban Nabi sebelumnya. Segera pula baginda Nabi menjelaskan, “Bukankah
unta yang tinggi-besar ini adalah anak-unta juga?”
Pernah
pula Nabi didatangi seorang nenek tua yang meminta beliau mendoakannya agar
bisa masuk surga. Nabi segera menjelaskan, “Nek, di surga sana itu tidak ada orang yang setua nenek”.
Spontan sang nenek menangis dan Nabi membiarkannya hingga tangisnya reda. Kemudian
kata Nabi, “Maukah kamu Nek, bila dicipta kembali muda menjadi berumur remaja?”
Spontan si nenek mengangguk dan tersenyum gembira. Lantas Nabi pun berdoa yang
diamini oleh nenek tua tersebut. Begitulah gambaran kejenakaan dan humor yang
dilakukan oleh Nabi yang menyiratkan bahwa hidup di dunia ini perlu pula
rileks, tersenyum dan berbahagia senantiasa dalam menjalani hidup.
Tentu
humor dan bisa menikmati hidup tergolongkan keterampilan batin dan seni hidup; ramuan
khusus dari keterampilan fisik juga keterampilan pikir. Sumber untuk bisa
terampil-batin adalah punya kepekaan hidup, ada kesediaan berprihatin, menjalani
hidup serius serta bersikap mau menangguhkan kesenangan selain perasaan cukup-diri
(qanaah). Hal-hal inilah yang lebih
sering dihindari oleh kebanyakan manusia karena berkeinginan langsung bisa menikmati
hidup; sedangkan sesungguhnya justru inilah bahan dasar kebahagiaan hidup,
sumber kedewasaan mental manusia. Hidup yang pahit pun akan tidak menjadi
persoalan baginya. Hidup penuh keterbatasan tidak lagi menjadi sumber derita,
melainkan menjadi peluang untuk berjuang. Bertahan hidup dengan demikian adalah
cara menemukan makna hidup dalam penderitaan; tidak lagi sekadar hidup yang menderita
melainkan sudah mampu melompat tinggi untuk menemukan makna!
اقول قول هذا و استغفرالله من المعاصى و
الذنوب
فاستغفروا الله . انه هو الغفور الرحيم
. و قل رب اغفر و ارحم و انت خير الراحمي
KhutbahKedua
الحمد لله الذى هدانا الى صراط مستقيم
هو الذى خلق الانسان من طين و جعل نسله من سلالة من ماء مهين . اشهد ان لا اله الا
الله اله الاولين و الاخرين . و ان محمدا عبده ورسوله الامين . و الصلاة و السلام
على نبينا محمد و على اله و اصحابه اجمعين. اما بعد
فيا ايها المسلمون اتقوا الله حق تقواه
و لا تموتن الا و انتم مسلمون .
Jamaah Jumah
rahimakumullah,
Demikianlah hidup manusia di dunia
ini yang memang telah dihadirkan oleh Allah segala sesuatunya secara berpasangan.
Ada siang ada
malam, ada lelaki ada perempuan, ada sulit ada mudah, ada derita ada bahagia,
ada keterbatasan ada keleluasaan. Ketidakdewasaan sikap manusia sering
menyebabkan penglihatannya atas segala sesuatu hanya dari satu sisi; sisi
lainnya tertutupi. Apalagi ketika media massa
yang kita konsumsi juga sering memandang hanya dengan sebelah mata. Oleh karena
itu yang kemudian dibutuhkan adalah kepekaan hidup, seni hidup dan juga sense of humor. Insya Allah dengan
kesadaran bahwa yang diciptakan Allah adalah sepasang maka memudahkan kita
untuk mampu melihat sisi-nyaman yang tersembunyi, sisi membahagiakan yang
tertutupi oleh ketidakbahagiaan.
Kalau
apa yang kita hadapi adalah permasalahan yang memrihatinkan, maka jalani hidup
dan teruslah berikhtiar untuk menemukan titik-terang kebahagiaan dan
kesenangan. Kalaupun masih terus memrihatinkan maka teruslah jalani hidup
dengan optimisme sebab sesungguhnya kita sedang menunda kesenangan hidup. Hidup
kita di dunia ini hanyalah pengantar yang juga penentu untuk hidup abadi kelak
di alam akhirat. Mari terus kita jaga iman-takwa dan disertai ikhtiar.
Demikian
khutbah ini, semoga mendapat ridha Allah dan bermanfaat untuk kita semua. Amin.
Mari kita berdoa memohon kepada Allah semoga kita terus mampu dan memenangkan
perjuangan hidup di dunia ini sehingga beruntung di akhirat.
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله
الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين
اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا اتباعة و
ارنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابة.
اللهم انا نسئلك علما نافعا و قلبا
خاشعا و رزقا حلالا و عملا مقبولا
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة و فى الاخرة
حسنة و قنا عذاب النار
و صلى الله على نبينا محمد و على اله و اصحابه
اجمعين
سبحان ربك رب العزة عم يصفون و سلام على
المرسلين و الحمد لله رب العالمين
Tidak ada komentar:
Posting Komentar