Bersama Nabi, Shidiqin, Syuhada’ dan Shalihin
`tBur ÆìÏÜã ©!$# tAqߧ9$#ur y7Í´¯»s9'ré'sù yìtB tûïÏ%©!$# zNyè÷Rr& ª!$# NÍkön=tã z`ÏiB z`¿ÍhÎ;¨Y9$# tûüÉ)ÏdÅ_Á9$#ur Ïä!#ypk¶9$#ur tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur 4 z`Ý¡ymur y7Í´¯»s9'ré& $Z)Ïùu ÇÏÒÈ Ï9ºs ã@ôÒxÿø9$# ÆÏB «!$# 4 4s"x.ur «!$$Î/ $VJÎ=tã ÇÐÉÈ
Seseorang dari kaum Anshar
datang menemui Nabi dengan amat sedih. Mengapa? “Ada sesuatu yang kupikirkan. Kami
melihat wajahmu dan duduk bersamamu setiap pagi dan petang, tetapi di Hari
Kiamat nanti, engkau tentu akan bersama para Nabi sehingga kami tidak lagi akan
bersamamu”. Nabi terdiam. Selang beberapa saat kemudian malaikat Jibril
datang membawa dua ayat ini. Nabi segera mengutus orang guna memanggil si
Anshar agar tidak perlu bersedih.
Lan sing sapa taat marang Allah lan Rasule, dheweke kuwi
bakal bareng-bareng karo wong-wong kang dianugerahi nikmat dening Allah, hiya
iku para Nabi, para shidikin, wong-wong kang mati syahid lan wong-wong kang
saleh. Lan dheweke kabeh iku kang sak apik-apike kanca. Kang kaya mangkono kuwi
peparing sangka Allah, lan Allah cukup mirsani.
Dan barang siapa yang
menaati Allah, yakni mengikuti perintah-Nya, menjauhi
larangan-Nya, merasakan kebesaran dan keagungan-Nya terus-menerus dan
taat juga kepada Rasul, yakni menghormati dan melaksanakan perintah beliau
terutama menyangkut soal keagamaan-kemasyarakatan, maka mereka itu akan bersama-sama
dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, nikmat agung yang
tidak terlukiskan kata-kata, yaitu bersama dengan Nabi-Nabi,
Shidiqin, Syuhada dan orang-orang salih. Dan mereka itulah yang
sungguh tinggi kedudukannya, merupakan teman yang sebaik-baiknya, karena
memiliki sifat lemah-lembut lagi penuh kasih, serta peka akan kebutuhan sesama,
termasuk pengikutnya. Yang demikian itu, yakni berteman
dan bersama-sama empat kelompok manusia mulia tersebut adalah karunia yang
bersumber dari Allah, sehingga pastilah ia amat agung, apalagi Dia Maha
Pemurah dan cukuplah Allah Maha Mengetahui, sehingga memberi ganjaran
yang sesuai bagi setiap pelaku. Cukuplah Dia Yang Maha Mengetahui, sehingga
kalau orang lain pun tidak mengetahui ketaatan kita akan Allah dan Rasul
tersebut janganlah khawatir karena ketaatan mereka itu tidak akan disia-siakan (QS
an-Nisa [4]: 69-70).
Bahwa orang-orang
yang taat itu bersama para Nabi tidak harus diartikan bahwa mereka pun mendapat
tempat yang sama dengan para nabi itu. Dalam kehidupan dunia pun kita dapat
berkata bahwa si A bersama Presiden, itu tidak berarti kedudukan dan tempatnya
sama. Di sisi lain kata bersama menunjukkan bahwa yang pokok
dan amat terhormat adalah kelompok yang disebut, sedang selain itu hanya bersama
mereka, bukan termasuk kelompok mereka.
Para Nabi itu para manusia yang terpelihara. Shidiqin selalu benar dan jujur. Syuhada’ bersaksi atas keberaan dan
kebajikan dengan ucapan dan tindakan mereka. Orang Salih itu tangguh dalam kebajikan dan selalu berusaha
mewujudkannya.
Mudayanah Terinci dan
Terpanjang
$ygr'¯»t úïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sÎ) LäêZt#ys? AûøïyÎ/ #n<Î) 9@y_r& wK|¡B çnqç7çFò2$$sù 4 =çGõ3uø9ur öNä3uZ÷/ 7=Ï?$2 ÉAôyèø9$$Î/ 4 wur z>ù't ë=Ï?%x. br& |=çFõ3t $yJ2 çmyJ¯=tã ª!$# 4 ó=çGò6uù=sù È@Î=ôJãø9ur Ï%©!$# Ïmøn=tã ,ysø9$# È,Guø9ur ©!$# ¼çm/u wur ó§yö7t çm÷ZÏB $\«øx© 4 bÎ*sù tb%x. Ï%©!$# Ïmøn=tã ,ysø9$# $·gÏÿy ÷rr& $¸ÿÏè|Ê ÷rr& w ßìÏÜtGó¡o br& ¨@ÏJã uqèd ö@Î=ôJãù=sù ¼çmÏ9ur ÉAôyèø9$$Î/ 4 (#rßÎhô±tFó$#ur ÈûøïyÍky `ÏB öNà6Ï9%y`Íh ( bÎ*sù öN©9 $tRqä3t Èû÷ün=ã_u ×@ã_tsù Èb$s?r&zöD$#ur `£JÏB tböq|Êös? z`ÏB Ïä!#ypk¶9$# br& ¨@ÅÒs? $yJßg1y÷nÎ) tÅe2xçFsù $yJßg1y÷nÎ) 3t÷zW{$# 4 wur z>ù't âä!#ypk¶9$# #sÎ) $tB (#qããß 4 wur (#þqßJt«ó¡s? br& çnqç7çFõ3s? #·Éó|¹ ÷rr& #·Î72 #n<Î) ¾Ï&Î#y_r& 4 öNä3Ï9ºs äÝ|¡ø%r& yZÏã «!$# ãPuqø%r&ur Íoy»pk¤¶=Ï9 #oT÷r&ur wr& (#þqç/$s?ös? ( HwÎ) br& cqä3s? ¸ot»yfÏ? ZouÅÑ%tn $ygtRrãÏè? öNà6oY÷t/ }§øn=sù ö/ä3øn=tæ îy$uZã_ wr& $ydqç7çFõ3s? 3 (#ÿrßÎgô©r&ur #sÎ) óOçF÷èt$t6s? 4 wur §!$Òã Ò=Ï?%x. wur ÓÎgx© 4 bÎ)ur (#qè=yèøÿs? ¼çm¯RÎ*sù 8-qÝ¡èù öNà6Î/ 3 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ãNà6ßJÏk=yèãur ª!$# 3 ª!$#ur Èe@à6Î/ >äóÓx« ÒOÎ=tæ
Hai
orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah (berjual-beli,
utang-piutang, sewa-menyewa, dll) tidak
secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan
hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan
janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka
hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa
yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan
janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu
orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu
mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan
persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-oranglelaki (di antaramu).
Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang
perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang
seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan)
apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik
kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih
adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak
(menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah
itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa
bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu
berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan
(yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu semua. Dan bertakwalah kepada
Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. (QS al-Baqarah [2]: 282)
Inilah
ayat terpanjang dalam al-Quran. Isinya perintah terperinci
untuk menuliskan transaksi muamalah yang tidak tunai, yakni yang bertanggung lunas sampai
waktu yang disepakati bersama di
antara para pihak. Perintah yang tegas-rinci ini sudah terjadi 14 abad silam dan
menyangkut kepentingan-bersama manusia hidup di dunia ini. Langsung dari Allah
SWT.
Pelaku Riba Dirasuki Setan
úïÏ%©!$# tbqè=à2ù't (#4qt/Ìh9$# w tbqãBqà)t wÎ) $yJx. ãPqà)t Ï%©!$# çmäܬ6ytFt ß`»sÜø¤±9$# z`ÏB Äb§yJø9$# 4 y7Ï9ºs öNßg¯Rr'Î/ (#þqä9$s% $yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4 `yJsù ¼çnuä!%y` ×psàÏãöqtB `ÏiB ¾ÏmÎn/§ 4ygtFR$$sù ¼ã&s#sù $tB y#n=y ÿ¼çnãøBr&ur n<Î) «!$# ( ïÆtBur y$tã y7Í´¯»s9'ré'sù Ü=»ysô¹r& Í$¨Z9$# ( öNèd $pkÏù crà$Î#»yz ÇËÐÎÈ ß,ysôJt ª!$# (#4qt/Ìh9$# Î/öãur ÏM»s%y¢Á9$# 3 ª!$#ur w =Åsã ¨@ä. A$¤ÿx. ?LìÏOr& ÇËÐÏÈ
Orang-orang yang makan
(mengambil atau bertransaksi baik dalam bentuk memberi maupun mengambil) riba tidak dapat berdiri, yakni melakukan
aktivitas, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan, dibingungkan
oleh, syaitan, sehingga ia tidak tahu arah disebabkan/ lantaran sentuhan (nya)
(tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu disebabkan mereka berkata (berpendapat), “Sesungguhnya
jual beli itu sama dengan riba”, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba. Orang-orang yang telah
sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil
riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan);
dan urusannya (terserah) kepada Allah. Adapun orang yang kembali (mengambil
riba), maka orang itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 276. Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah.
dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu
berbuat dosa. (QS
al-Baqarah [2]: 275-276)
Riba
itu ada dua macam: nasi’ah dan fadhl. Riba nasiah ialah
pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah
penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak
jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran
emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat
ini riba nasi’ah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab
zaman Jahiliyah.
Mereka
yang melakukan praktik riba, hidup dalam situasi
gelisah, tidak tenteram, selalu bingung dan merasa berada dalam ketidakpastian,
disebabkan pikiran mereka yang tertuju kepada materi-uang dan pertambahannya.
Kemajuan pesat iptek hanya akan menambah hiruk-pikuk kehidupan yang penuh
aktivitas bahkan yang tidak rasional. Banyak di antaranya orang yang menjadikan
hidupnya hanya untuk mengumpulkan materi. Terlepas bursa saham itu halal atau
haram, namun lihatlah hiruk-pikuknya penjualan saham itu yang serba
tergesa-gesa, berlebihan, drastis-dramatis-ekspresif, fenomenal. Benarlah bahwa
orang yang memakan riba telah disentuh setan sehingga bingung dan tidak tahu
arah hidup.
Standar
utamanya terletak pada iman kepada Allah;
berimankah atau tidak? Jika benar beriman pastilah menghindari-meninggalkan
riba, apapun risikonya, sebab yakin akan jaminan Allah bagi siapapun yang taat
jalankan perintah-Nya. Namun bila masih berdalih, masih bertangguh tentu belum
benar iman-keyakinannya, belum kuat, apalagi kuasa dan janji-Nya. Sungguh Allah
SWT akan-selalu memusnahkan riba dan Allah akan-selalu menyuburkan sedekah.
Ayat Kursi: Perlindungan Menyeluruh
ª!$# Iw tm»s9Î) wÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPqs)ø9$# 4 w ¼çnäè{ù's? ×puZÅ wur ×PöqtR 4 ¼çm©9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 3 `tB #s Ï%©!$# ßìxÿô±o ÿ¼çnyYÏã wÎ) ¾ÏmÏRøÎ*Î/ 4 ãNn=÷èt $tB ú÷üt/ óOÎgÏ÷r& $tBur öNßgxÿù=yz ( wur tbqäÜÅsã &äóÓy´Î/ ô`ÏiB ÿ¾ÏmÏJù=Ïã wÎ) $yJÎ/ uä!$x© 4 yìÅur çmÅöä. ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur ( wur ¼çnßqä«t $uKßgÝàøÿÏm 4 uqèdur Í?yèø9$# ÞOÏàyèø9$#
Allah (1), tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan
Dia (2) yang hidup (3) kekal (4) lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya (5);
tidak mengantuk dan tidak tidur (6). Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan
di bumi (7). Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah (8) tanpa izin-Nya
(9). Allah mengetahui apa-apa yang berada di hadapan mereka dan di belakang
mereka (10), dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah (11) melainkan
apa yang dikehendaki-Nya (12). Kursi Allah meliputi langit dan bumi (13). dan
Allah (14) tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Allah (15) Maha
Tinggi (17) lagi Maha besar (17).
(QS al-Baqarah [2]: 255)
Inilah
Ayat Kursi, ayat yang berisi penjelasan mengenai
kekuasaan dan sifat-sifat Allah sang Raja dan penguasa tunggal, khususnya di
hari Kiamat-Akhirat nanti. Ayat ini paling agung di antara seluruh ayat dalam
al-Quran. Sifat-sifat Allah dalam ayat ini disusun sedemikian rupa sehingga
mampu menampik-menolak setiap bisikan negatif yang dapat menghasilkan keraguan
tentang pemeliharaan dan perlindungan Allah. Terlukiskan dalam Ayat Kursi ini
betapa hebat-tinggi-kuat kekuasaan Allah dan betapa dugaan tentang keterbatasan
pemeliharaan dan perlindungan-Nya yang mungkin terlintas dalam benak manusia akan
segera terhapus kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga tuntas tanpa sisa.
Yang ada hanya Kuasa Allah yang meliputi segalanya, juga pemeliharaan dan
perlindungan-Nya.
Dalam
ayat Kursi ini terdapat 16 atau 17 kata (kalimat)
yang menunjuk kepada Allah. Pengulangan 16 ataupun 17 kali yang menunjuk nama
Allah itu bila dicamkan dan dihayati benar akan memberi kekuatan batin bagi pembacanya.
Terdapat pula 50 kata dalam susunan redaksinya yang terangkai sempurna. Kitab
tafsir Nazm ad-Durar menuliskan: “Lima puluh kata adalah lambang dari
50 kali shalat yang pernah diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW ketika mi’raj
berada di tempat yang Maha Tinggi. 50 kali itu diringankan menjadi lima kali
dengan tujuh belas rekaat sehari-semalam. Di sisi lain, perjalanan menuju Allah
ditempuh oleh Malaikat dalam 50 tahun menurut perhitungan manusia (QS al-Maarij [70]: 4)”. Kemudian al-Biqai,
ahli tafsir klasik, menegaskan bahwa kalau berada di hadirat Allah maka gangguan
tidak akan mungkin menyentuh seseorang, dan setan tidak akan mampu mendekat,
bahkan sebaliknya akan pergi menjauh. Oleh karena itu menghadirkan Allah dalam
benak dan jiwa melalui bacaan Ayat Kursi ini dapat menghindarkan manusia dari
gangguan setan, serta memberinya perlindungan dari segala macam hal yang
ditakutinya.
Agar Tidak
Hindari Berjuang
$tBur ö/ä3s9 w tbqè=ÏG»s)è? Îû È@Î6y «!$# tûüÏÿyèôÒtFó¡ßJø9$#ur ÆÏB ÉA%y`Ìh9$# Ïä!$|¡ÏiY9$#ur Èbºt$ø!Èqø9$#ur tûïÏ%©!$# tbqä9qà)t !$oY/u $oYô_Ì÷zr& ô`ÏB ÍnÉ»yd Ïptös)ø9$# ÉOÏ9$©à9$# $ygè=÷dr& @yèô_$#ur $uZ©9 `ÏB Rà$©! $|Ï9ur @yèô_$#ur $oY©9 `ÏB Rà$©! #·ÅÁtR ÇÐÎÈ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä tbqè=ÏG»s)ã Îû È@Î6y «!$# ( tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. tbqè=ÏG»s)ã Îû È@Î6y ÏNqäó»©Ü9$# (#þqè=ÏG»s)sù uä!$uÏ9÷rr& Ç`»sÜø¤±9$# ( ¨bÎ) yøx. Ç`»sÜø¤±9$# tb%x. $¸ÿÏè|Ê ÇÐÏÈ
Adakah alasan yang menghalangi kamu untuk
terus-menerus menghindar dari berjuang di jalan Allah? Sungguh tak ada alasan.
Kalau demikian halnya, mengapa kamu tidak mau terus-menerus
berjuang
di jalan yang mengantar kepada penegakan agama Allah dan perolehan
ganjaran-Nya, dan berjuang membela keluarga, handai-taulan,
suku, putra-putri bangsa kamu yang masih berada di Mekah dan yang merupakan orang-orang
yang sangat lemah dan diperlemah atau dicabut dayanya oleh orang-orang
kafir Mekah, baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang seagama
denganmu dan semuanya selalu dan terus-menerus berdoa: “Tuhan kami, keluarkanlah
kami dari negeri ini, yakni dari Mekah, tetapi bukan karena tidak
senang dengan kotanya, betapa senang bahwa Mekah adalah tanah-tumpah darah
kami, melainkan karena kota ini dihuni dan dikuasai oleh orang yang
zalim penduduknya, yakni orang musyrik yang berlaku aniaya terhadap
Allah karena mempersekutukan dan mendurhakai-Nya serta berlaku aniaya terhadap
kami, kaum muslimin karena tidak memberi kami kebebasan beragama, bahkan
menyiksa kami dengan aneka siksaan. Karena itu, Tuhan kami, berilah
kami pelindung yang tidak lagi kami ketahui bagaimana caranya kecuali hanya
ia datang dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau
pula.
Setelah membakar semangat untuk berjuang
membela tegaknya agama, juga membela keluarga dan tanah-air, diingatkan bahwa, orang-orang
yang beriman dengan iman yang benar terus-menerus berperang, yakni berjuang
dalam berbagai arena kehidupan, namun peperangan mereka tidak pernah keluar
dari jalan
Allah, yakni koridor yang ditetapkan-Nya. Adapun orang-orang yang kafir,
maka mereka terus-menerus berperang di jalan thaghut, yakni
setan dan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai Ilahiah yang dianjurkan
setan. Jika demikian motivasi masing-masing, maka perangilah wali-wali setan,
yakni kawan-kawan dan pengikut-pengikutnya. Jangan pernah khawatir menghadapi
mereka, karena sesungguhnya tipu daya setan itu sejak dulu hingga kini
selalu saja lemah, apalagi tipu-daya pengikut dan kawan-kawannya. (QS an-Nisa’[4]: 75-76)
Setan apabila dihadapi,
baik setan jin maupun setan manusia, akan melempem dan mundur serta menghilang. Rasul
bersabda, “Sesungguhnya setan bercokol
di hati putra-putri Adam; apabila dia lengah, dsetan berbisik dan apabila dia
berzikir setan mundur menjauh”. Hadits riwayat Imam Bukhari lewat Ibn
Abbas ini bersifat muallaq, dhaif ‘lemah’ tetapi
kandungannya juga sejalan dengan firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa bisikan dari
setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat
kesalahan-kesalahannya” (QS al-A’raf [7]: 201).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar