Buletin
Edisi No. 05: November 2014 – Muharram 1436 Hijrah
Hijrahkan
Paradigma, Paradigma Hijrah
Ingin
perubahan kecil, lakukan sesuatu pada tataran praktik,
tingkah-laku dan sikap. Namun bila ingin perubahan besar yang amat berarti,
lakukan sesuatu pada paradigma. Paradigma adalah kerangka-acuan, asumsi,
persepsi, bangunan-teori atau sederhananya ‘kacamata’ yang kita gunakan untuk
memandang dunia dan apa saja. Adapun hijrah menghajatkan dua posisi:
kini-mendatang, berangkat-tujuan, bermula-berakhir. Jadi ada pergerakan, ada
proses, ada perubahan nyata dari awal menuju akhir hijrah. Hijrahkan paradigma
berarti mengubah cara-pandang; ubah pola-pikir, inilah cara-pandang baru kita
mengenai hijrah. Hijrah yang total.
Hidup
di zaman penuh persaingan seperti saat ini sebaiknya jangan
stress, jangan merasa tertekan oleh apapun. Namun kalau tidak mampu begitu,
alias hidup harus stress, maka pilihlah stress-positif daripada positif-stress.
Sebab stress-positif itu berarti maju-naik meningkat, yakni stress yang terjadi
karena adanya jarak kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang diinginkan,
diharapkan. Jelas ada proses yang dilakukan untuk berubah, mengubah dari yang
ada menjadi yang sebaiknya, itulah hijrah yang positif. Sementara
positif-stress itu sikap buruk yang selalu mengeluh-menyalahkan realitas karena
salah sikap-dasarnya dalam memandang diri, orang lain dan realitas. Orang
sering menyebut positif-stress sebagai stress yang sesungguhnya. Meski berubah,
namun berubah menjadi buruk, inilah hijrah turun-mundur-negatif. Hindarilah
yang kedua ini.
Pada
zaman Nabi SAW hijrah dilakukan oleh penganut-serius Islam
yang mempertahankan keyakinan, mencari lingkungan baru yang kondusif untuk
hidup, tentu dengan meninggalkan sekian hal-prestasi yang telah didapatkannya
di tempat asal. Ada muatan ruh iman-keyakinan yang diperjuangkan dengan
laku-fisik yang tidak-ringan berupa pindah hidup. Dari Mekah ke Habsyi, juga
dari Mekah ke Medinah. Itu kelompok pertama yang lurus-murni. Namun ada juga
sebagian yang berhijrah karena semata pertimbangan duniawi. Ada yang sedang
mengejar perawan yang ingin dinikahinya. Ada pula yang sekadar ikut-ikutan
karena keluarga-temannya berhijrah. Ini kelompok kedua yang beraneka-warna.
Wajar jika kemudian Nabi bersabda: “Amalan didasari niat. Sesungguhnya setiap persoalan
dinilai berdasarkan apa yang sengaja-diniatkannya”.
Bagaimana berhijrah di zaman yang penuh
silang-masalah seperti saat ini? Baca-lengkap situasinya, luruskan niatnya,
ubahlah paradigmanya dan istikomahlah pada sikap pilihannya. Bismilah, termasuk kawal-jaga-kuatkan
iman. Tuhan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana atas pilihan-pilihan kita.
Oleh karena itu, La haula wala quwata
illa billah al-aliy al-adhim. Alhamdulillahi rabbil alamin. Amin.
Hubungi Kami :
Kantor Pusat BTM AMMAN
MAGELANG
Jalan Pemuda Barat 22
Tamanagung Muntilan, Telepon (0293) 585032
Faksimili (0293) 585032.
E-mail: btmamman_ngl@yahoo.com
Nukilan
Tarikh:
HIJRAH (3, Selesai)
Rasulullah diperintah Allah
untuk berhijrah seketika itu juga tanpa didahului persiapan. Karenanya perintah
hijrah itu dilaksanakannya dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT pasti
membersamainya. Apapun yang akan terjadi pastilah sudah ada ‘skenario’ dan
dipilihkan Allah SWT jalannya sehingga tidak ada alasan untuk merasa gentar
ataupun takut. Namun berbeda halnya dengan Perang Badar yang didahului perintah
Allah SWT untuk mempersiapkan diri menghadapi musuh (QS 8: 60). Kekhawatiran
Rasul tampak berkaitan dengan persiapan atau ikhtiar yang belum maksimal harus
dilakukan oleh ummatnya. Oleh karena itu kita bisa memetik pelajaran yang amat
berharga tentang arti tawakkal dan ikhtiar. Kapan kita harus
bertawakkal dan apa batasnya; demikian pula dengan pentingnya ikhtiar, usaha
yang dilakukan manusia untuk bisa sukses di dunia ini.
Pastilah banyak pelajaran
lain dari peristiwa hijrah Makkah-Madinah tersebut. Oleh karena itu wajar
bahkan beralasan kuat jika Khalifah Umar ibn Khattab r.a. memilih peristiwa itu
sebagai penanda awal kalender Islam, belasan tahun berikutnya. Pilihannya bukan
pada hari lahir Rasul yang tentunya banyak orang lain yang hari lahirnya sama.
Bukan pula pilihannya pada hari kemenangan perang seperti peristiwa Fathu
Makkah yang sifatnya kasuistis serta politis dan sementara. Peristiwa hijrah
ini sungguh penuh makna mendalam dan diharapkan setiap orang Islam bisa
meneladani untuk juga melakukan hijrah, proses perubahan menuju kemenangan
sejati.
Terdapat tiga makna hijrah
yang perlu diwujudkan dengan berbagai tataran. Pertama, berpindahnya secara
gepgrafis orang Islam dari negeri atau pemerintahan yang kufur menuju negeri
atau pemerintahan yang Islami. Kedua, berusaha menjauhkan diri dari perilaku
dosa. Tampaknya makna kedua ini bersifat universal dan setiap orang Islam wajib
menjalankannya. Ketiga, berlakunya titik permulaan tahun baru Islam.
Semoga kita ummat Islam bisa
mengambil banyak pelajaran dari peristiwa hijrah itu serta mampu mewujudkannya
dalam kehidupan sesuai dengan lokasi, bidang, tataran serta garapan
masing-masing. Dengan format yang demikian dan selalu berakibat-bersifat
positif maka insya Allah juga berarti mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil
alamin, rahmat bagi semesta alam. Amien.
Ayat
Unik :
Sumber Sifat Jahat
tûïÏ%©#Ï9 w tbqãZÏB÷sã ÍotÅzFy$$Î/ ã@sWtB Ïäöq¡¡9$# ( ¬!ur ã@sVyJø9$# 4n?ôãF{$# 4 uqèdur âÍyèø9$# ÞOÅ3ysø9$# ÇÏÉÈ
Khusus
bagi orang-orang
yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat terlekati sifat buruk; sedangkan
Allah
mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha
Bijaksana. (QS an-Nahl [16]: 60)
Hadits
Inspiratif :
Apa yang Diniatkannya?
Amalan
disertai niat. Sungguh setiap persoalan dinilai dari niatnya. Siapa berhijrah menuju
Allah dan Rasulnya maka akan didapati hijrahnya pada Allah dan Rasulnya. Barang
siapa berhijrah karena dunia yang diusahakan atau perempuan yang akan
dinikahinya maka akan didapati hijrahnya pada apa yang ditujunya itu.
(Muttafaq alaih)
Berita
:
PRM Keji Rintis Usaha Ekonomi Berjamaah
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa Keji
Kecamatan Muntilan sedang merintis berdirinya Badan Usaha Milik Muhammadiyah
(BUMM). Usahanya di bidang pengolahan kayu barecore baik yang berskala industri
rumahan (home industry) maupun skala
menengah (middle industry). Tim dari Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terdiri atas 4 orang yang difasilitasi BTM AMMAN pada
hari Kamis, 16 Oktober 2014 telah meninjau dan meneliti lokasi usaha tersebut di
Pasekan, Keji serta di Margoyoso, Salaman. Leader
usaha ini, Marjuni, sekaligus aktivis-pelaku ekonomi di PRM Keji, mengatakan, “Ini
rintisan usaha jamaah yang berbasis ranting dan sungguh kita berharap ranting
menjadi kuat-maju”. Lebih lanjut Marjuni yang alumnus SPGM Muntilan dan
aseli dari Jumbleng Tamanagung ini berkata, “Daripada membuat kaya orang yang sudah
kaya lebih baik membuat kaya warga masyarakat yang masih miskin”.
SKBM Muntilan Songsong Muktamar
Sarat harapan, dihadiri oleh lebih 10.000
orang. Silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah (SKBM) ke-18 Kabupaten Magelang telah
diselenggarakan di Perguruan Muhammadiyah M. Sarbini, Muntilan Sabtu 25 Oktober
2014. Sesungguhnya kegiatan pada Hari Santri tanggal 1 Muharram 1436 ini juga
merupakan SKBM tingkat Kecamatan Muntilan yang ke-3 di Ranting Tamanagung 1.
Selain menyajikan ajang kreasi-prestasi AUM bidang pendidikan juga merupakan
momentum untuk menyongsong Muktamar Muhammadiyah-Aisiyah ke-47 di Makasar tahun
besuk pada tanggal 3-8 Agustus 2015. Dalam SKBM ini ada acara Pawai Taaruf dan
Tampilan Pra-Acara serta diformatkan adanya Pidato Milad Muhammadiyah
ke-105/102 yang disampaikan langsung oleh Ketua PDM, Dr. H. Bambang Surendro,
MT,MA. Sedangkan ceramah-tausiyah diisi oleh ketua PWM Jawa Tengah, Drs. H.
Rozihan, SH, Mhum.
Sejarah
Kita di Bulan Ini
·
15
tahun lalu, tepatnya 4 November 1999 koperasi kita ini mendapatkan
legalisasi Badan Hukum dengan nama Koperasi Serba Usaha Karya Anak Muda (KSU
KANDA) bernomor : 165/BH/KDK-11-19/XI/99. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah
(PDPM) Kabupaten Magelang telah mendirikan koperasi kita ini pada tanggal 1 Maret
1999 lantas membuat Akta Pendirian pada tanggal 15 Mei 1999 dikuatkan oleh daftar-hadirnya
40 orang anggota dengan Pengurus: ketua Drs. Suryo Sukoco, sekretaris Arqom
Irawanto, S.Ag, dan bendahara Lisnia Damayanti, A.Md.
·
102
tahun lalu, tepatnya 18 November 1912 didirikan organisasi modern
bernama MOECHAMMADIJAH di Jogjakarta untuk Residensi Jogjakarta bertepatan
dengan tanggal 08 Zulhijjah 1330 Hijriah. Pendirinya Kiai Haji Ahmad Dahlan
didukung para santrinya dan disokong Boedi Oetama.
Kiai Haji
Ahmad Dahlan adalah seorang yang sangat hati-hati dalam kehidupan
sehari-harinya. Ada sebuah nasehat yang ditulisnya dalam bahasa Arab untuk
dirinya sendiri:
“Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya
besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus
engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin
juga engkau akan binasa karenanya. Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan
seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau
menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian
yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah
lainnya. “ (Diterjemahkan oleh Djarnawi Hadikusumo).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar