Buletin Edisi No. 10: April 2015
BTM AMMAN
Kalam Iftitah :
Manajemen
Stress
Hidup
kita saat ini dikepung banyak penyebab stress, alias stressor. Bisa apa saja:
HP, TV, teman, orang-tua, keterbatasan diri menjadi stressor bila kita salah cara melihat dan mengelolanya. Ah, masak? Di tengah zaman bergegas saat
ini, di tengah cepat perubahan yang menerpa setiap sisi-bidang kehidupan,
sungguh pola hidup lama kita akan diuji, direvisi-diperbaiki bahkan digantikan.
Hidup lepas tanpa tekanan sama sekali sungguh tidak lagi mudah. Kini hidup
tidak bisa mengelak dari tekanan. Hidup bersama stress. Munculllah kemudian
manajemen stress, bagaimana tetap hidup lurus-benar meski tertekan stress.
Pilihannya hanya dua. Milih stress-positif,
stress yang kita maui, kita ukur, kita target tercapainya sebab kita
kendalikan. Atau kalau tidak milih stress-positif begitu justru akan menjadi positif-stress alias stress-negatif,
stress yang tidak terkendali, stress yang tanpa mampu kita kuasai diri lagi. Tidak
mau, kan?
Mari
kita cermati sekilas lingkungan kita. Seorang nenek-nenek tak mungkin lepas
dari masalah hidupnya. Bila nenek yang bukan hafizah ini berniat dalam sebulan ke depan mampu hafal satu surat
yakni QS al-A’la, maka hampir pasti nenek itu stress-positif dalam sebulan ke depan
karena serius meraih harapannya. Inilah stress-positif yang dia maui, dia
kendalikan, dia pilih, dia targetkan dan dia ukur mampu meraihnya. Tercapai
itulah prestasinya. Manakala dia ingin hafal surat tersebut tetapi tidak
berusaha serius meraihnya ya nenek itu hanya akan menyesal di kemudian hari.
Bila rasa sesal itu berlebihan, apalagi hingga keterusan dan depresi, maka
itulah stress-negatif alias positif-stress yang awalnya tak dia kehendaki.
Sementara masalah hidupnya masih akan terus saja ada dan dia selalu harus mengatasinya.
Begitu
pula mahasiswa kuliah di kampus. Bila ia punya target empat tahun sarjana
dengan minimal IPK 3,51 dan bersungguh-sungguh untuk meraihnya maka itulah
stress-positif, stress yang disengaja agar naik kualitasnya, stress yang
terjadi karena adanya jarak antara yang ada sekarang dengan yang dimaui.
Sewaktu-waktu muncul masalah dalam mewujudkannya itu dengan sigap diatasinya
sekuat-kemampuan. Begitu empat tahun berikutnya predikat sarjana disandang
dengan kualifikasi cum-laude, maka itulah hasil stress-positifnya. Bukankah tidak
sedikit mahasiswa yang positif-stress karena terkatung-katung bahkan tak lulus
karena tidak sedia stress-positif begitu?
Inilah
manajemen pilihan di zaman penuh persaingan. Ya, hidup kita saat ini jika
keadaan stress tidak lagi terhindarkan, maka terima saja hal itu sebagai
kenyataan hidup, lantas pilih stress-positif daripada akan terpilihkan yang
positif-stress. Bismilah. La haula wala
quwata illa bi Allah.
Nukilan Tarikh
Debar Ibunda
Musa
Peti bayi kecil di tengah Sungai
Nil. Pahit getir hati ibunda Musa mengiringinya. Penuh debar. Namun ini jelas bisikan
wahyu Allah (QS al-Qashash [28]: 7). Kakak perempuannya pun diminta untuk mengikuti
guna pastikan bayi Musa tetap hidup namun dari jauh tanpa dicurigai penguasa.
Peti itu bergerak pelan mengikuti aliran air namun justru ke arah istana
Firaun, pusat kekuasaan zalim yang menyembelihi setiap bayi lelaki yang
dijumpai! Takut dan sedih dirasakan sang ibunda tapi itulah hal yang dilarang
karena ada janji-Nya untuk dikembalikan kepadanya bahkan akan dijadikan-Nya sebagai
rasulullah.
Benarlah peti bayi itu berhenti
di istana Firaun, dipungut oleh keluarga lalim itu tapi eloknya sang permaisuri
jatuh-hati pada bayi Musa! Nyaris ibunda Musa membuka rahasia karena tiba-tiba kalbunya
tersergap rasa kosong-hati. Aneh pula bayi Musa enggan disusui siapapun. Atas
kehendak permaisuri ditunjuklah pemelihara yang tepat dan kembalilah bayi Musa
kepada ibundanya. Sungguh janji Allah itu benar. Inilah hal yang dimuat QS
al-Qashash [28]: 4-13 secara lengkap.
Firaun tipe penguasa-penindas
yang zalim hingga di luar batas. Seluruh rakyat Mesir ketakutan. Maka Allah
menjanjikan bakal munculnya pemimpin-kuat dari kaum tertindas itu. Pemimpin
kuat yang akan melawan Firaun, Haman dan juga Qarun. Itulah kehendak Allah
Tuhan yang kemudian bertitah kepada ibunda Musa seperti alur pada ayat 7 di
atas. Ayat ketujuh yang amat unik karena nyata-nyata memuat dua berita, dua
perintah, dua larangan serta dua kabar-gembira yang terjalin-berkelindan indah.
Kisah ini termuat juga pada QS Thaha [19]: 37-40.
Itulah ayat-tanda bahwa Allah
selalu menyertai nabi-Nya semenjak awal hidupnya. Termasuk dengan menyelamatkan
yang bersangkutan dari segala bahaya yang mengancamnya. Ujian-cobaan yang menyertai
perjalanan seseorang justru sesungguhnya mengarahkan jiwa, menguatkan iman
serta meninggikan derajat. Itulah peran ibunda Musa.
Ayat Unik :
Bangun Malam
¨bÎ) spy¥Ï©$tR È@ø©9$# }Ïd x©r& $\«ôÛur ãPuqø%r&ur ¸xÏ% ÇÏÈ
Sesungguhnya bangun
di waktu malam dia [secara khusus] lebih
berat [kesulitannya atau lebih mantab persesuaiannya dengan kalbu
sehingga dapat melahirkan kekhusyukan yang lebih besar dibandingkan di siang
hari] dan bacaan di waktu itu lebih berkesan [serta lebih mudah
dipahami dan dihayati] (QS al-Muzzammil
[73]: 6)
Hadits Inspiratif
Muslim yang
Bagaimanakah?
Abu Musa r.a.
berkata, “Para sahabat bertanya, ‘Wahai Rasulullah, muslim yang bagaimanakah
yang lebih utama?’ Beliau menjawab, ‘Seseorang yang orang-orang Islam lain
selamat dari lidah dan tangannya’” (Shahih Imam Bukhari, hlm. 25)
Nukilan Ajaran:
Menikah atau Berpuasa?
Oleh : Muhammad Nasirudin
Tidak ada lagi alasan bagi pengikut Nabi Muhammad SAW
yang sudah dewasa, sehat dan berkemampuan untuk tidak menikah. Ke(tidak)mampuan
ekonomi tidak benar dijadikan kendala utama ataupun momok karena setiap
makhluk yang melata di bumi ini bakal mendapatkan jaminan rezeqinya dari Allah
SWT (QS Hud [11]: 6). Bila soal belum bertemunya calon yang cocok maka
berkonsultasilah dengan pihak yang tahu dan berkemampuan untuk membantu hal itu
atau carilah sendiri seteliti mungkin; namun pastilah sosok yang sempurna dan
ideal tidak akan pernah ada.
Berani untuk menikah sungguh merupakan penanda seseorang
siap hidup sesuai dan mengikuti sunnah Rasulullah SAW. Orang yang tiada ingin
menikah dan tidak berusaha untuk menikah merupakan salah satu penanda tiadanya
keinginan mengikuti sunnah Nabi SAW itu. Adakah hal ini menyangkut juga
keber-Islamannya secara umum? Wallahu a’lam bis sawab. Tetapi yang jelas
dan tegas adalah perlunya terbit keinginan untuk menikah itu di hati setiap
pengikut Nabi. Proses untuk sampai pada pernikahan sendiri sungguh panjang tidak
sederhana karena dibangun oleh kesepakatan kedua belah pihak; bahkan oleh dua
keluarga besar dari masing-masing: pihak lelaki dan pihak perempuan. Nyatanya juga tidak setiap rencana
pernikahan sampai di pelaminan; apalagi kelestariannya. Oleh karena itu niat
untuk menikah harus dimiliki oleh setiap pengikut Nabi terlepas menikahnya bisa
terwujud ataupun tidak, sekarang atau nanti.
Metode untuk menjaga niat
dan untuk menguatkan kemauan menikah itu tepat telak seperti anjuran Nabi:
berpuasa. Insya Allah dengan berpuasa (sunnah) tersebut maka akan intensif
proses realisasi keinginan menikah itu karena terjaganya kemauan juga lurusnya
niat serta selarasnya kepribadian dengan jernihnya pemikiran sehingga insya
Allah berujung pada optimalnya hasil dan persiapan pernikahan. Sebab selain
niat dan rencana yang matang memang diperlukan pula usaha yang sungguh-sungguh
untuk berhasil atau tercapainya pernikahan itu.
Keasyikan berkarier,
keenakan berandai-andai dan berkhayal ataupun kesibukan beramal sendirian
jangan sampai melalaikan apalagi menyurutkan niat untuk menikah. Sering terjadi
makin bertambahnya usia seseorang akan makin ragu untuk menikah; semakin tidak
berani mengambil risiko untuk hidup berkeluarga dengan calon pasangannya. Tentu
saja kecenderungan itu harus dilawan dan dikalahkan. Lingkungan dan zaman kita
yang tampak makin permisif serta serbuan pornografi-pornoaksi yang makin
menggila hendaknya bisa dibaca dan digunakan sebagai pengingat atau penguat
bagi makin perlunya menikah.
Belum juga menikah?
Berpuasalah: Puasa Dawud, Senin-Kamis atau Puasa Putih, sesuai pilihan
kemampuan dan tingkat kebutuhan kita. Jika sudah dewasa dan masih lajang (jomblo)
koq tidak berpuasa maka patut diragukan ketaatannya pada ajaran dan
sunnah Nabi Muhammad SAW itu. Siapa sih
sesungguhnya panutan kita jika bukan kepada figur teladan pembawa rahmat bagi
segenap alam itu? Bukankah bila terdapat dua pilihan maka biasanya akan kita
pilih mana yang lebih nyaman lagi menantang? Mending pilih menikah
daripada terus berpuasa, kan?
Hidup dengan
menikah sabda Nabi Muhammad SAW
setara amalkan separuh agama. Bismillah,
Insya Allah. Kita amalkan itu.
Lima Kata Bijak :
·
Jalan menuju
keberhasilan penuh dengan wanita-wanita yang mendorong maju suaminya (Lord
Thomas Robert Dewar)
·
Setiap orang
adalah arsitek dari kehidupannya sendiri (Sallust)
·
Hukum
dihargai bukan karena ia dalah hukum, tetapi karena ia mengandung keadilan
(Anonim)
·
Jalan terbaik
untuk membatalkan UU yang buruk adalah menjalankan UU itu dengan keras (Abraham
Lincoln)
·
Ibu bukan
seseorang tempat untuk bergantung, tetapi seseorang untuk membuat bahwa
bergantung itu tidak perlu (Dorothy C. Fisher)
Silaturahmi Warga
LAHIR:
- Hezarfan Sultan Alfatih
Mahdi al-Fariqi, anak ke-1 dari pasangan
Mahdi Fariq (Guru SDM Gunungpring Muntilan) dan Roifah di Muntilan, 11
Februari 2015
MENIKAH:
- Zulin Purbiyanti binti
H. Zulal Hadi Sunarto-Hj.Siti Aminah
(Sesepuh PCM Borobudur) dengan Amri
Fatah bin Chabib-Latifatul Muniroh Muntilan pada hari Ahad, 5 April
2015 di Masjid Darul Ulum, Borobudur.
MENINGGAL:
- Ibu Aminah Kasan, 83
tahun, ibunda Drs. Dalhari (Wakil
Ketua PCM Ngluwar), pada hari Kamis, 26 Februari 2015 di Jamus Kauman,
Ngluwar
- Bapak H. Fanan Efendi,
B.A, 78 tahun, (mantan guru dpk SMA
Muhammadiyah I Muntilan), pada hari Rabu, 4 Maret 2015 di Citran,
Paremono, Mungkid.
- Bapak Sarmin, 73 tahun, mertua Ustadz Thohir
Ridwan (Majelis Tabligh PCM Muntilan) pada hari Sabtu, 14 Maret 2015, di
Patosan, Sedayu, Muntilan.
- Ibu Dra. Hadifah, 50
tahun, isteri Drs. H. Agus Santosa, M.Ag (Dikdasmen PDM dan Pleno PCM
Mungkid), pada hari Senin, 23 Maret 2015 di Batikan, Pabelan, Mungkid.
PRESTASI
:
·
Dinamika
Kita:
·
MUSDA PDPM
·
RAT BTM AMMAN
Sesuai harapan Alhamdulillah
Rapat Anggota Tahunan (RAT) KJKS BTM AMMAN dihadiri oleh lebih dari 85 orang
anggota dan undangan. Ada yang menyebut hal itu karena faktor waktu yang tepat,
gasik, Sabtu 7 Maret 2015. Ada pula yang menyebut soal tempat karena di RM
Progosari Mungkid. Yang terang format dan aura RAT berisikan Laporan Usaha tahun
2014 dan Rencana Usaha tahun 2015 ini dibuat dengan standar BTM sampai pada
sistematika dan form laporan keuangannya. “Standar BTM kita terapkan sepenuhnya
termasuk untuk RAT mulai saat ini. Semoga hal ini mampu menambah kepercayaan
publik kepada lembaga,” kata Drs.H. Nuredi Pratiknya, Sekretaris
Pengurus. Hadir lengkap unsur di RAT tersebut dari Pusat BTM Jateng (Drs.H.
Achmad Su’ud, M.Si), Kemenkop (H.Ali Masykur, SE), PDM (Dr.H. Bambang Surendro,
MT,MA), selain tentu Pengurus, Pengawas, dan Anggota. Hasil RAT sehari itu di
antaranya adalah (i) Menetapkan kenaikan persentase untuk Anggota 40% SHU, dan
(ii) Terhitung mulai Januari 2013 Simpanan Wajib dinaikkan menjadi Rp 100.000,-
(iii) Menyetujui dan menetapkan rencana usaha seperti dituliskan dalam draf
RAT.
·
BUSYRO MUQODAS DI PDM
Baru kali ini Dr.H.M.Busyro Muqodas, SH,M.Hum hadir di Aula
PDM Kabupaten Magelang. Kehadirannya difasilitasi Majelis Pendidikan Kader
(MPK) PDM dengan format acara Ideopolitor Diskusi Jelang Muktamar Rabu Legi
putaran ke-7, Rabu 11 Maret 2015 pukul 13.00-16.00 WIB. Magnetnya amatlah kuat
hingga hadirin datang membludag. Kursi disediakan panitia 150 buah tapi yang
duduk-lesehan dan yang berdiri juga amat banyak. Ini format pengajian tapi
pastilah tidak bisa tidak, karakter beliau tentu membicarakan politik Indonesia
saat ini. “Politik itu jangan dibenci, tapi juga jangan mudah masuk politik,”
kata mantan Ketua KPK itu. Muhammadiyah haruslah tegas berdiri di depan semua
parpol lantas mengajak masyarakat untuk berpikir bersama, saran tambahan mantan
Ketua PRM Nitikan Umbulharjo Jogja tersebut. Kita memang harus tegar dan hidup
lurus dengan arah-orientasi ke akhirat yang perlu dikuatkan oleh ayat-ayat
hiburan seperti pada QS as-Syuara [26]: 83-84-85, jelas beliau sambil menutup
pengajian-ceramahnya.
·
Ultah PAUD Insan Rabbani
Bimbingan
KBIH Amanah
Angkatan
ke-11 bimbingan ibadah haji Amanah sudah dimulai. Saat ini bimbingan sudah masuk
tahap rutin konsolidasi plus praktik sejak 1 Februari lalu. Tercatat pada hari
Ahad Legi, 1 Februari 2015 lebih dari 80 orang calon haji 2015 menghadiri
kegiatan pra-Manasik KBIH Amanah di Aula PDM. Kegiatan yang diisi oleh
Dr.H.Bambang Surendro, MT,MA (Profil KBIH Amanah) dan Kiai Haji Zen Fanani
(Pengajian Haji) itu mengundang segenap pihak yang sejalan untuk diajak
bergabung, tidak lagi terbatas pada aktivis persyarikatan. Kita berupaya
maksimal menjalani ibadah haji seperti yang dituntunkan Kanjeng Nabi Muhammad
SAW dalam dua kali berhaji selama hidup beliau. “Alhamdulillah kita dapatkan
banyak kemudahan dalam melakukan ibadah pada hari Tarwiyah mabit di Mina. Insya
Allah dan semoga di tahun 2015 ini juga akan demikian halnya,” jelas H.
Kadhori, S.Pd dari pengelola KBIH Amanah. Kemudian untuk memudahkan para
peserta bimbingan membayar angsuran ataupun ber-ZIS maka dibukalah Kantor Kas
Pembantu BTM AMMAN di gedung PDM terhitung mulai 1 April 2015 ini. Dibuka
sesuai dengan tingkat kebutuhan jamaah, khususnya calon-haji.
·
Baitul Arqom Guru
Momentum hari libur di akhir pekan dimanfaatkan oleh
Majelis Pendidikan Kader (MPK) untuk menggelar acara Baitul Arqom (BA) bagi
guru SMK-SMA. Pelatihan yang berlangsung 20-22 Maret 2015 di Pesantren Kauman
Muntilan itu diikuti oleh 37 orang guru. Mereka selain mendapatkan materi
ke-Islaman, materi ke-Muhammadiyahan, materi Pengembangan Wawasan juga ada
penguatan mental lewat kegiatan out-bond dan orientasi lingkungan. “Alhamdulillah
pelatihan ini berjalan lancar. Kini kita sedang menyiapkan tindak-lanjut
pembinaan pasca-BA tentu dengan melibatkan Majelis Dikdasmen selaku pemilik
sekolah,” kata Sukanto, S.Pd, dari pengurus MPK. Hingga saat ini BA dua
pola, ada sekolah yang mengadakan BA secara mandiri selain ada kegiatan BA reguler
seperti acara kali ini. Ke depan tampaknya perlu diadakan Workshop Perkaderan
karena makin urgennya kader baik bagi AUM maupun bagi persyarikatan sehingga
terjadi pemetaan-ulang secara menyeluruh dan pemahaman kembali mengenai pola
ideal perkaderan di Kabupaten Magelang ini.
·
Musywil IPM di Borobudur
·
FGD BTM AMMAN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar