Dokumen Perjalanan
17 Tahun BTM AMMAN
1999-2015
Sambutan
dari PDM Kabupaten Magelang
Sambutan
dari Pusat BTM Jawa Tengah
Pengantar
dari Pengurus
Catatan
dari Tim Penyunting
Daftar
Istilah
Daftar
Tabel
Daftar
Foto
Daftar
Isi
Bab
I Pendahuluan
Bab
II Muhammadiyah dan Gerakan Ekonomi
Bab
III Proses Lahir Koperasi dan Perkembangan Awal Lembaga
Bab
IV Masa Pertumbuhan dan Penyelamatan
Bab
V Menuju BTM AMMAN yang Terpadu
Bab
VI Penutup
Daftar
Pustaka
Lampiran
Notula
Focus Group Discussion (FGD) i
Notula
Focus Group Discussion (FGD) II
Notula
Focus Group Discussion (FGD) III
Daftar
Narasumber
Riwayat
Hidup Ringkas Penyunting dan Pengurus
Daftar Isi
BAB
I. PENDAHULUAN
- Untuk Apa Koperasi BTM AMMAN ada?
- Pentingnya Penelitian Ini
- Metode dan Metodologi
- Sistematika Penulisan
BAB
II. MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN EKONOMI
- KHA Dahlan dan Gerakan Ekonomi
- Muhammadiyah dan Ekonomi Persyarikatan
- Filosofi dan Motivasi Gerakan Ekonomi
Muhammadiyah
- Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Bidang
Ekonomi
- Pola Profesionalisme Badan Usaha Milik
Muhammadiyah (BUMM)
BAB
III. PROSES LAHIR KOPERASI DAN PERKEMBANGAN AWAL LEMBAGA
- Kondisi Sosial dan Ekonomi Nasional
- PDPM dan Dinkop UKM Kabupaten Magelang
- Mendirikan Lembaga dan Menyelamatkan
Amal
- Menghamoniskan Antara Yang Bisa dengan
Yang Sebaiknya
- Sampai Saat Ini Saja ataukah Untuk
Selamanya?
BAB
IV MASA PERTUMBUHAN DAN PENYELAMATAN
- Pertumbuhan dan Pengembangan Usaha
- Konsolidasi Ide dan Perumusan Visi-Missi
- Mencari Bentuk Keseimbangan Baru
- Merintis Sinergi Guna Keselamatan Koperasi
- Menembus Batas Merintis Jalan Usaha BTM
BAB
V. MENUJU BTM AMMAN YANG TERPADU
- Keterpaduan AUM dalam Muhammadiyah
Incorporated
- Dari Konsep Besar Menyeluruh hingga
Satuan Kecil Terbawah (SKT)
- Pemberdayaan al-Mustadhafin
- Memaknai Amal dan Membangun Usaha
- Membersamai Kemajuan
1. Perkembangan Usaha
2. Penguatan Ruhiyah-Idelogis
3. Prestasi dan Kerjasama
BAB
VI. PENUTUP
- Konstelasi dan Pointer Kesimpulan
- Rekomendasi dan Penawaran
- Kata Penutup
BAB I
PENDAHULUAN
Idealnya sebuah lembaga berdiri, sudah
lengkap di dalamnya unsur dan sempurna rumusan visi - misi, AD-ART,
sarana-prasarana dan hal-hal lainnya sehingga keberadaannya segera diakui dan
perannya nyata di lingkungan masyarakatnya. Namun dalam kenyataan lebih banyak
lembaga yang berdiri tidak seideal begitu. Lembaga tumbuh, ibaratnya ‘rumah
tumbuh’. Berdiri belum bisa lengkap unsur, namun kemudian secara pasti tumbuh-berkembang
sambil melengkapi diri dengan aneka unsur sesuai dengan kebutuhan dan konteks
lingkungannya. Termasuk BTM AMMAN ini.
Awalnya pada tahun 1999 berdiri sebagai
KSU KANDA, Koperasi Serba Usaha ‘Karya Anak Muda’ yang tampaknya lebih
mementingkan formalitas daripada substansi. Namun tumbuh pada masa berikut, jadi
sebaliknya, lebih pentingkan substansi daripada formalitas dengan wujud yang
tepat-kontekstual. Tahun 2006 berubah visi-misinya, berganti pula namanya,
menjadi KJKS BMT AMMAN, Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mal wat Tamwil
‘Muamalah Mandiri’ karena fokus usahanya Simpan-Pinjam-Syariah. Hal ini pun
pada tahun 2011 direvisi lagi, disepakati terjadinya proses konversi menjadi
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan berubah nama menjadi KJKS BTM AMMAN, Baitut
Tamwil Muhammadiyah AMMAN. Inilah kenyataan yang dialami dan terjadi pada
lembaga yang awalnya didirikan oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM)
Kabupaten Magelang. Proses tumbuh dan berkembang sesuai konteks dan konstelasi tampak
melekat. Mungkin pula pada masa mendatang akan terjadi revisi lagi guna
sempurnakan peran dan panggilan hidup kelembagaannya, wallahu a’lam. Prinsip geraknya sederhana, al-muhafadhah ala qadim as-salih wal ahdhu bi al-jadid al-aslah,
melestarikan hal/masa lalu yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik.
Bagaimana rincian dan uraian perjalanan
BTM AMMAN sejak awal berdiri hingga menyongsong usia 17 tahun ini? Jati diri
ataupun jenis-usaha dan lembaga macam apakah yang melekati pada keberadaannya?
Pertimbangan apa sajakah yang dicermati-dipentingkan sehingga perlu berubah
nama, berganti visi-misi lantas mengalami konversi juga? Apa pula hal yang dituju
dan diedealkan oleh stakeholder
lembaga ini pada masing-masing periode? Apa sajakah hal yang sudah dilakukan
dan apa pula hal yang belum dan akan dilakukan guna menyempurnakan identitas
dan kelembagaannya? Penelitian-penulisan uraian berikut ini berusaha menjawab
pertanyaan-pertanyaan itu sesuai data dan konteks yang ada dengan sistematika yang
diusahakan sesuai dengan prosedurnya. Bismilah.
- Untuk
Apa Koperasi BTM AMMAN ada?
Pada pangkalnya model gerakan KH Ahmad
Dahlan dikenal sebagai integrasi sistem Barat yang sekuler dengan sistem Islam
yang dipahaminya. Terutama tampak pada model pendidikannya, yakni sistem Barat
di pergantian abad 19 ke 20 dipadukan secara harmonis dengan pondok pesantren
yang khas Islam-Indonesia. Itulah model-aseli Muallimin-Muallimat yang khas
Muhammadiyah. Demikian itu diteruskan juga di bidang kesehatan dan sosial
seperti hadirnya Balai Pengobatan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). KHA
Dahlan dan kemudian persyarikatan Muhammadiyah yang dirintisnya mengambil
spirit al-Quran dan meng-Islam-kan sistem Barat dan Belanda yang Kristen saat
itu. Jadilah Panti Sosial, Rumah Jompo, dll.
Pada pokok berikutnya Ekonomi Islam dan
khususnya lembaga keuangan Islam baru muncul embrional pada dekade 1980-an yang
kemudian karena ada sokongan pemerintahan berdirilah Bank Muammalat Indonesia
(BMI, 1992), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI, 1990), Koran Republika
(1993), juga menjamurnya Baitul Mal wat Tamwil (BMT, dekade 1990-an).
Semangatnya masih sama, yakni integrasi sistem yang ada dengan spirit-metode
Islam yang dipercayainya sesuai kondisi sosial-politik yang ada. Termasuk
kemudian bergulirnya zaman baru reformasi.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil
Menengah (Kemenkop UKM) dengan Adi Sasono sebagai menterinya menggulirkan
kebijakan yang pro-rakyat, pemberdayaan masyarakat bawah seperti koperasi,
petani, nelayan, dll. Termasuk di Kabupaten Magelang pada tahun 1999 ada 10
kelompok koperasi yang mendapatkan kucuran dana masing-masing sebesar 60 juta
rupiah potong-pajak. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten
Magelang yang tampak kiprahnya saat reformasi ditawari satu koperasi. Maka
jadilah kemudian Kopkam (Koperasi Anak Muda) membentuk Koperasi Serba Usaha
Karya Anak Muda, KSU KANDA. Inilah embrio lembaga ekonomi mikro saat itu.
Lembaga yang dibentuk tidak sekali ada
kemudian hebat seperti idealnya. Perjalanannya pelan, prosesnya berliku,
apalagi bila dirunut sejak awal gerakan ekonomi Muhammadiyah. Visi awal yang
kurang jelas menghajatkan revisi. KSU KANDA bertahan tujuh tahun kemudian
direvisi menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS BMT AMMAN. Lembaga inipun
berjalan sesuai kapasitas stakeholdernya. Berjalan lima tahunan direvisi
kembali terutama karena persoalan penguatan ruhiyah-ideologi gerakannya tahun
2011. Jadilah kemudian KJKS BTM AMMAN seperti kita kenal saat ini.
- Pentingnya
Penelitian-Penulisan Ini
Tujuan penelitian-penulisan sejarah BTM
AMMAN adalah:
1. Guna mengetahui secara kronologis
perkembangan Koperasi sejak masih sebagai KSU KANDA, sebagai KJKS BMT AMMAN hingga
menjadi KJKS BTM AMMAN supaya dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan
selanjutnya di masa yang akan datang.
2. Guna dokumentasi dan refleksi bagi keluarga
besar Muhammadiyah dan khususnya di wilayah Kabupaten Magelang dalam mengenal
lebih mendalam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang ekonomi ini.
3. Untuk memberikan pengetahuan kepada generasi
muda bahwa BTM AMMAN merupakan salah satu AUM tempat beramal dan berusaha,
mengabdi dan berprofesi guna pencapaian tujuan persyarikatan yang bersifat
menyeluruh.
4. Sebagai sumbangan dalam khazanah penulisan
sejarah Indonesia, khususnya di Kabupaten Magelang dan lebih khusus lagi bagi
persyarikatan Muhammadiyah.
- Metode
dan Metodologi
Metode penelitian dan penulisan yang
digunakan untuk menyusun perjalanan atau sejarah BTM AMMAN ini adalah Metode
Sejarah Kritis. Proses dan tahapan yang dilakukan dipilih secara heuristik dan
verifikasi. Adapun rincinya adalah sebagai berikut:
Tahapan pertama adalah heuristik untuk
pengumpulan sumber. Sumber yang digunakan berupa jejak sejarah dokumen atau
arsip tertulis, traces, dan juga sejarah lisan (oral history). Ada arsip BTM, ada surat-surat, laporan RAT, juga
Surat Kabar, buku, internet, serta arsip visual berupa foto dan video. Tidak
semua peristiwa sejarah ada bukti tertulisnya, maka oral history menjadi
pelengkap. Selain digunakan sebagai informasi peristiwa masa lalu, oral history
juga berguna untuk memahami dan menghadirkan masa lalu melalui memori kolektif
para pelaku dan saksi sejarah.
Tahapan kedua adalah verifikasi terhadap
sumber tertemukan. Verifikasi dilakukan dengan kritik terhadap sumber, yaitu
kritik eksternal untuk mendapatkan otentisitas sumber. Kemudian juga kritik
internal terhadap isi agar kredibel, terpercaya sehingga menjadi fakta sejarah
yang akurat dipakai sebagai dasar dalam penulisan sejarah ini.
Tahapan ketiga adalah darstellung atau interpretasi sumber.
Guna mendapatkan kisah sejarah dilakukan interpretasi eksploratif, tafsir
leluasa. Klasifikasi kronologi atas fakta dilakukan guna kelancaran penulisan
kisah. Tahap ini bermuara pada sinetsis.
Tahapan keempat adalah aufassung, penulisan dan pengisahan
dengan cara menyusun fakta secara logis dan kronologis disertai analisis guna
menghasilkan kajian sejarah yang berkualitas. Inilah tahapan terakhir yang
hasilnya bentuk kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
- Sistematika
Penulisan
Penulisan perjalanan atau sejarah BTM
AMMAN ini disusun dengan pilihan pembagian per bab. Bab I adalah pendahuluan,
isinya berupa uraian latar belakang permasalahan, tujuan penulisan, metode dan
metodologi yang digunakan serta sistematika. Bab II berisi Muhammadiyah dan
Gerakan Ekonomi. Di dalamnya diungkap filosofi dan spirit Muhammadiyah dalam
dakwah dan khususnya gerakan ekonomi sejak zaman KHA Dahlan hingga saat ini.
Penulisan sejarah BTM AMMAN ini
merupakan penulisan yang pertama dan diusahakan bisa secara komprehensif. Hasil
penulisan sejarah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang BTM AMMAN
secara menyeluruh. Sebagai karya awal dan bersifat umum akan membahas hal-hal
secara luas maka karya ini memberikan peluang bagi penelitian dan penulisan
sejarah yang lebih detil lagi mendalam di dalam setiap bagian dan dengan tema
yang lebih variatif.
BAB II
MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN
EKONOMI
Sejatinya Muhammadiyah merupakan gerakan
dakwah Islam, amar ma’ruf nahiy munkar. Sejak awal pilihan bidangnya adalah
sosial-keagamaan, pendidikan dan ketauhidan sehingga dikenal memiliki beraneka
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Ada banyak sekolah yang beraneka
jenis-tingkatan, ada Panti Asuhan Yatim (PAY), ada bidang Penolong Kesengsaraan
Oemoem (PKO) seperti Poloklinik dan Balai Kesehatan Ibu Anak (BKIA), selain
gerakan utamanya pengajian-pembinaan ruhani. Seolah menjadi identik antara
Muhammadiyah dengan AUM-nya tersebut. Sedang sesungguhnya pilihan bidang dan
AUM menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan masyarakatnya.
Gerakan ekonomi di Muhammadiyah belum
tampak sekuat bidang sosial dan pendidikan dengan aneka AUM-nya. Namun
sesungguhnya hanya soal waktu dan konteks sosial serta tingkat kebutuhan
ummat-masyarakatnya. Sejak tahun 1929 sudah diwacanakan Bank Islam di
Muhammadiyah dalam forum ‘Muktamar’. Dan hal tersebut berlanjut, berkembang
setahap demi setahap yang bottom-up. Maka warga persyarikatan dan simpatisan
mewujudkan wacana tersebut menjadi Lembaga Amil Zakat LAZISMU, ada yang berupa
Warung Islami, ada yang Pasar Murah, ada yang Rumah Sakit Islami, dll. Apalagi
akhir-akhir ini wujudnya lebih beragam seperti Hotel Islami, Swalayan Surya
Mart, juga BPRS, BMT dan BTM, Asuransi Islam, Pegadaian Syariah, dll.
Bab ini secara khusus akan membicarakan
gerakan ekonomi yang terjadi di persyarikatan Muhammadiyah juga para warganya.
Secara tematik akan mengangkat (a) KHA Dahlan dalam Gerakan Ekonomi, (b)
Muhammadiyah dan Ekonomi Persyarikatan, (c) Filosofi dan Motivasi Gerakan
ekonomi persyarikatan, (d) Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang ekonomi serta
(e) Pola Profesionalisme di Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM).
- KHA
Dahlan dan Gerakan Ekonomi
Hingga wafatnya tahun 1923 KH Ahmad
Dahlan belum menyentuh usaha di bidang ekonomi. Hal yang lebih prioritas adalah
bagaimana orang-orang mustadhafin ‘terlemahkan’ diberdayakan. Saat itu yang
dilakukan lebih bersifat karitas ‘pemberian’ berupa makanan dan pakaian.
Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang merupakan wujud ijtihad dari hasil
mengaji Quran surat al-Ma’un merupakan simbol ikon yang paling jelas. Hal yang
strategis dilakukan oleh Kiai Dahlan adalah amal pengorganisasian haji dan
zakat (1921); gerakan al-Ma’un PKO (1922). Alfian dalam disertasinya menuliskan
bahwa Kiai melakukan reformasi dalam tiga hal, yakni reformasi keagamaan,
perubahan sosial dan peran kekuatan politik.
Hal yang tampak mengendala gerakan
ekonomi dalam organisasi Muhammadiyah adalah wasiat KHA Dahlan: “Hidup-hidupilah
Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Secara lebih lengkap
wasiatnya: “Jadilah mister, dokter, insinyur dan kembalilah ke Muhammadiyah”.
Lebih rinci pesan pendiri itu dirumuskan: 1. Carilah harta benda dengan jalan
halal dengan segala kekuatan, tenaga dan jangan malas sehingga mendapatkan
harta benda yang sebanyak-banyaknya. 2. Setelah mendapat, pakailah untuk
keperluan dirimu, anak-isterimu dengan secukupnya, jangan terlalu mewah, jangan
mementingkan kemewahan yang melampaui batas. 3. Kemudian kelebihannya hendaklah
didermakan pada jalan Allah. Sabda Rasul: Sungguh orang kaya itu orang yang
hatinya tidak membutuhkan harta, dan orang fakir itu ialah orang yang hatinya
sangat suka pada harta”.
Namun secara individual KHA Dahlan adalah
pedagang batik hingga sampai di Jakarta, Medan, Surabaya, selain seputaran
Yogyakarta. Tokoh sentral dan peletak dasar gerakan dakwah Islam Amar Makruf
Nahi Munkar KHA Dahlan menorehkan sedikit warna ekonomi dalam organisasi dan
gerekannya, bahkan nyaris tidak ada. Apakah bidang ekonomi tidak dianggapnya
penting? Beliau sendiri adalah pedagang yang menyadari nuansa ekonomi berjamaah
dan besarnya peluang Muhammadiyah beraktivitas ekonomi. Tampaknya beliau
memilih untuk meluruskan gerakan dan personalitasnya dengan ungkapan:
“Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Beliau
lebih pentingkan lurus-niat dan kemuliaan hidup. Persis seperti ketika
diming-imingi politik oleh KH Agus Salim tahun 1921, beliau menjawab, “Langkahi
mayat saya”.
Dari uraian itu tampak bahwa sikap
berekonomi beliau itu mirip dengan sikap berpolitiknya. Aspirasi dan
kepentingannya disalurkan semaksimal mungkin tetapi jangan sampai simpangkan
arah tuju dalam berdakwah Amar Makruf Nahi Munkar; Muhammadiyah harus tetap
berada di jalur dan jatidiri aselinya yakni sebagai organisasi dakwah Islam.
- Muhammadiyah
dan Ekonomi Persyarikatan
Sesungguhnya tarikan ke bidang ekonomi
dalam kegiatan Muhammadiyah ada dan tampak sejak periode awal lantas terus
menguat sesuai dengan konteks sosial-politik negara kita. Persis adanya tarikan
politik yang tensinya lebih fluktuatif selalu menggoda aktivis yang awal-mula
terlibat; namun sejak awal digariskan bahwa khittah Muhammadiyah adalah gerakan
dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar seperti dikukuhi oleh pendiri Kiai Dahlan.
Sebagai kasus ataupun alternatif model
gerakan memang dibolehkan dalam wacana bahkan dalam posisi gerakan-pinggiran,
namun tentu akan salah dan bertentangan manakala ekonomi ataupun politik sudah
menjadi gerakan mainstream persyarikatan Muhammadiyah. Artinya di suatu PCM
atau PDM bahkan mungkin PWM wajar ada gerakan ekonomi yang kuat bahkan jadi
Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM), misalnya. Namun untuk kasus gerakan
ekonomi ini ataupun juga politik akan tetap dalam posisi latar-samping ataupun
latar-belakang dan bukan menempati halaman-utama.
Secara faktual warna dan gerakan ekonomi
di persyarikatan tampak jelas sejak periode awal. Tercatat tahun 1926 munculnya
gerakan pembagian Zakat Fitrah sesuai sunnah Nabi. Tahun 1930 ada kegiatan
penyalurab tenaga kerja guna perbaikan ekonomi rakyat-ummat. Tahun 1959
disepakati penghimpunan dana dakwah di tingkat jamaah Muhammadiyah maupun
cabang. Tahun 1966 diadakan Kongres produksi dan niaga Muhammadiyah. Tahun 1968
diprogramkan Pemasa (Pembangunan Masyarakat Desa) ketika Muktamar ke-37 di
Yogyakarta. Pada tahun yang sama ditetapkan oleh PP Muhammadiyah bahwa bunga
bank swasta berhukum haram. Kemudian tahun 1980 dalam Munas Tarjih di Malang
mengangkat tema Asuransi dan Koperasi Simpan Pinjam. Tahun 1985 dalam Muktamar
ke-38 di Surakarta dibentuklah Majelis Ekonomi yang ditugasi untuk
memfasilitasi aspirasi warga dan masyarakat dalam bidang ekonomi. Kemudian pada
waktu Muktamar di Aceh 1995 ditetapkan adanya tiga pilar ekonomi persyarikatan
yakni hadirnya Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM), Koperasi serta
Keberdayaan Ekonomi warga Muhammadiyah.
- Filosofi
dan Arah Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Dengan pengertian asalnya bahwa
Muhammadiyah adalah gerakan pengikut Nabi Muhammad SAW maka agama Islam akan
selalu menjadi rujukan utama gerakan persyarikatan ini di samping tokoh panutan
utamanya adalah Rasulullah Muhammad SAW. Oleh karena itu segala apa yang
dilakukan atau gerakan apapun yang dipilih oleh organisasi ini hanya akan bersifat
benar jika dan hanya jika secara filosofi merujuk dan mendasarkan dirinya pada
nilaii-sistem-personalitas Islam. Semakin sesuai dengan
nilai-sistem-personalitas Islami akan semakin benar-lurus ataupun berarti juga
akan semakin ‘Muhammadiyah’; sebaliknya semakin menyimpang ataupun jauh dari
nilai-sistem-personalitas Islami maka otomatis bermakna semakin tidak
‘Muhammadiyah’.
Sesuai dengan filosofi yang demikian
maka secara konseptual arah-tuju gerakan ekonomi persyarikatan Muhammadiyah
akan berupa idealitas Islam, Iman dan Ihsannya manusia. Islam-iman-ihsan
merupakan wujud yang ideal lagi dinamis atas unsur-unsur yang mungkin bersifat
dualistis. Namun orientasi-arah yang hakiki lebih dipentingkan daripada wujudinya.
Sifat yang mementingkan masa depan dibanding masa-lalu, juga yang substansial
dibanding formal. Artinya, nilai yang Islami jauh lebih menentukan daripada
wujud materinya, sebab wujud materi bisa sekadar sebagai pemenuh kebutuhan
dasar-biologis-fisiolois manusia. Demikian juga sifat ukhrawi akan lebih
menentukan daripada sekadar duniawinya. Kualitas dan kerohanian jauh akan lebih
dipentingkan untuk jangka panjang daripada sekadar kuantitas dan kejasadan
dalam jangka pendek.
- Amal
Usaha Muhammadiyah (AUM) Bidang Ekonomi
Berbeda dari AUM bidang pendidikan yang
relatif lebih baku-standar termasuk penamaannya, maka AUM bidang ekonomi tampaknya
lebih beraneka-ragam. Selain berbeda-beda nama juga karakter usahanya, skala-ukurannya
serta kekuatan akses-sasarannya hingga tentu sampai pada hasil-usahanya. Suatu
PCM memiliki BPRS, tetapi seumumnya PCM tak punya, namun ada yang memiliki
Usaha Penerbitan, bahkan ada yang memiliki BTM-BMT. Sebagai gambaran data
berikut bisa menjelaskan pemetaan awal AUM baik yang bergerak di bidang
pendidikan, sosial maupun bidang ekonomi.
Jumlah
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Indonesia
No.
|
Jenis-Nama AUM
|
Jumlah
|
1.
|
Usaha
Penerbitan
|
29
|
2.
|
BPR
Syariah
|
162
|
3.
|
BTM-BMT
|
437
|
4.
|
Panti
Jompo
|
54
|
5.
|
Panti
Berkebutuhan Khusus
|
82
|
6.
|
Panti
Asuhan Keluarga
|
328
|
7.
|
Rumah
Sakit/Rumah Bersalin
|
457
|
8.
|
Mesjid
|
6118
|
9.
|
Mushala
|
5089
|
10.
|
Pondok
Pesantren
|
82
|
11.
|
Sekolah
Luar Biasa
|
71
|
12.
|
Pendidikan
Anak Usia Dini
|
6728
|
13.
|
Taman
Kanak-kanak
|
7615
|
14.
|
Sekolah
Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
|
2624
|
15.
|
Sekolah
Menengah Pertama / MTs
|
1772
|
16.
|
SMA-SMK-Madrasah
Aliyah
|
1243
|
17.
|
Perguruan
Tinggi
|
172
|
Sumber: 2013
Di luar AUM formal
yang terdaftar pada tabel di atas, sesungguhnya tidak sedikit terobosan gerakan
ekonomi yang dilakukan para aktivis persyarikatan. Pilihan bentuk AUM bidang
ekonomi bergantung benar pada tingkat kebutuhan masyarakat, bakat-minat
aktivis, juga ada-tidaknya panggilan terjun di bidang tersebut. Di Magetan ada
usaha retail dengan nama Surya Mart, milik PDM. Di Bandung ada usaha Minimarket
sekaligus dengan Rumah Gedung Sewaan milik PCM Sukajadi. Di Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) secara
periodik mendidik tenaga andal yang memungkinkan menggerakkan roda perekonomian
masyarakat: pengadaan-penggemukan sapi/kambing, perikanan, pertanian,
persengonan. Ada juga pangkalan minyak tanah, pengelolaan parkir kawasan
tertentu, bahkan ada WC Umum Berbayar, POM Bensin, pengelolaan lapak dan
toko-kios. Pengelolaan Ruko di PCM Dukun Magelang. Lantas Bapelurzam di Kendal
yang mengelola ZIS, juga kasus serupa di Kepakisan Wonosobo yang pelosok.
Bahkan di Jawa Timur yang digerakkan oleh aktivis Majelis Ekonomi Kewirausahaan
(MEK) meliputi perikanan laut seperti Teri Nasi, Udang juga usaha bidang
perbukuan distribusi penerbitan.
Tampak dari data di
atas bahwa AUM ekonomi sangat beragam skala dan bidang usahanya. Dari yang
sudah terjadi bisa dikelompokkan, pertama, usaha yang berbentuk koperasi.
Kedua, berbentuk saham-usaha. Ketiga, milik persyarikatan sepenuhnya. Tentu
masing-masing dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda.
- Pola
Pengelolaan dalam Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM)
Amal Usaha
Muhammadiyah (AUM) adalah unit usaha milik persyarikatan yang mencerminkan proses
berdakwah pengurus-pengelolanya dalam bidang yang dipilih: pendidikan, sosial,
ekonomi, dll. Sebagai unit dakwah yang serius ditumbuhkan, dikelola,
dikembangkan di suatu tempat berarti dipilih-pasti yang sesuai dengan kebutuhan
masyarakatnya, sesuai dengan minat-bakat pengurus-pengelolanya, juga sesuai
passion-gairah dan conscience-nunari mereka juga. AUM apapun bilamana diurusi
dan dikelola secara sungguh-sungguh dan profesional maka akan tumbuh-berkembang
baik, terpercaya, kuat, berpengaruh bahkan juga menguntungkan. Karena antara
AUM dengan persyarikatan sebagai lembaga pemiliknya belum pasti terjalin pola-sehat,
komunikasi-efektif, maka patut ditanyakan bagaimana pola hubungan dan pola
bagi-hasil yang tepat?
BAB III
PROSES LAHIR KOPERASI DAN
PERKEMBANGAN AWAL LEMBAGA
Kelahiran lembaga ekonomi yang dibidani
Pemuda Muhammadiyah ini lebih kuat diunsuri faktor eksternal daripada faktor
internal. Maksudnya, peluang dan kesempatan adanya dana pinjaman dari
pemerintah menjadi faktor dan hal itu nyata. Faktor dalam seperti visi-misi,
kepemimpinan, model pengelolaan, apalagi pilihan kultur lembaga pada awalnya relatif
lemah-minimal sehingga dalam perjalanan pertumbuhannya terjadi perubahan,
perumusan, bahkan revisi dan konversi. Tentu dengan maksud adanya
penguatan-konsolidasi ideologis ataupun revisi strategis organisasional sesuai
dengan perkembangan alamiahnya. Bahkan hal yang kemudian terjadi justru
sebaliknya yakni faktor-internal lebih menentukan dan lebih dipentingkan
daripada faktor eksternalnya.
Ibaratnya lahir prematur, maka
pertumbuhan-perjalanan hidup bayi koperasi Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah
(PDPM) Kabupaten Magelang ini sungguh unik dan khas.
Bab ini secara khusus akan membicarakan
bagaimana latar belakang dan kelahiran koperasi hingga menjadi BMT/BTM dan
bagaimana rincian perkembangan awalnya. Dengan rentangan waktu sekitar
1998-2005 atau selama enam-tujuh tahun pertamanya maka akan tampak jelas bahwa
perjuangan antara ‘hidup-mati’ harus dipilih dan dilaksanakan. Guna mampu
mencakup segala sisi, maka subbab ini terdiri atas (a) Kondisi Sosial Ekonomi
Nasional Era Reformasi, (b) PDPM dan Dinkop UKM Kabupaten Magelang Era
Reformasi, (c) Pendirian Koperasi, Lembaga dan Usaha Penyelamatan Amal Usahanya,
(d) Harmonisasi antara Hal yang Bisa dengan Hal yang Harus Dilakukan Lembaga,
serta (e) Akan Dicukupkan Sekian Waktu atau Untuk Seterusnya.
- Kondisi
Sosial dan Ekonomi Nasional Era Reformasi
Pada dekade 1990-an terjadi perubahan
signifikan dalam bidang sosial, politik dan ekonomi di negara kita Republik
Indonesia. Perubahan itu secara mudah disebut sebagai perpindahan dari Orde
Baru ke zaman Reformasi. Bila zaman Orde baru itu mementingkan pembangunan
dengan trilogi stabilitas, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Maka zaman
Reformasi lebih fokus pada perubahan besar di tingkat birokrasi politik yang
ternyata berdampak langsung pada perubahan tata-ekonomi dan tata-sosial.
- PDPM
dan Dinkop UKM Kabupaten Magelang
Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah
(PDPM) Kabupaten Magelang periode 1994-1998 diketuai oleh Drs. Sugiyono, M.Si
dan periode berikutnya tahun 1998-2002 diketuai oleh Drs. Jumari. Dua tokoh tersebut
menentukan format dasar lembaga koperasi yang di kemudian hari dikenal sebagai
BTM AMMAN ini. Saat itu keduanya masih lajang dan berkarakter perjuangan. Awal
zaman Reformasi yang tampil lebih menonjol adalah sayap PDPM yang dikenal
sebagai Korps Keamanan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Karena partisipasi
nyata dalam bermasyarakat dan konstruksi zaman baru saat itu maka Kepala Kantor
Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Magelang berdasarkan
konstelasi yang ada memberi pancingan kepercayaan kepada PDPM akan mendapatkan
bantuan modal bergulir sebesar 60 juta rupiah total.
Ternyata terdapat 10 (sepuluh) jumlah
Usaha Bersama atau Pra-Koperasi di Kabupaten Magelang yang mendapatkan
kesempatan bantuan modal bergulir serupa tersebut. Kesepuluh Pra-Koperasi itu
adalah : (1) Pra-Koperasi Asongan di Borobudur; (2) Pra-Koperasi usaha Ulat
Sutera di Sawangan; (3) Pra-Koperasi Petani Salak di Srumbung; (4) Pra-Koperasi
Aneka Usaha di Grabag; (5) Pra-Koperasi Aneka Usaha di Gulon Salam; (6)
Pra-Koperasi Guru Wanita di Salaman; (7) Pra-Koperasi Aneka Usaha di Srumbung ;
(8) Pra-Koperasi Aneka Usaha PDPM Kabuaten Magelang. Dua yang lain masih dalam
pelacakan.
- Mendirikan
Lembaga dan Menyelamatkan Amal
Rapat PDPM Kabupaten tanggal 1 Maret
1999 memutuskan perlunya didirikan lembaga koperasi guna merespons penawaran
dari Dinkop UKM. Dalam rapat itu tindak-lanjut proses dipercayakan sepenuhnya
kepada Ketua Bidang Ekonomi-Kewirausahaan PDPM, Drs. Suryo Sukotjo dan Drs.
Nuredi Pratiknya. Bersama dengan tim mereka bergerak cepat seirama dengan
Dinkop UKM. Tanggal 15 Mei 1999 membuat Akta Pendirian Koperasi dan tanggal 4
November 1999 mendapatkan legalisasi dari Dinkop UKM sehingga mendapatkan nomor
resmi Badan Hukum.
Sejalan dengan proses legalisasi
tersebut proses gerakan koperasi dirintis, dimulai dan dibersamai agar selamat
terus. Terhitung mulai 1 April 1999 dibuka kantor Koperasi kita ini di
Ngadiretno Tamanagung Muntilan dengan menyewa satu ruangan toko. Usaha yang
dilakukan meliputi empat hal, yakni (1) Jasa Fotokopi, (2) Jual Alat Tulis
Kantor, (3) Jasa Konsultasi Usaha Kecil
dan (4) Simpan-Pinjam Koperasi. Keempatnya dicakup dan digerakkan, bahkan
kemudian ditambahi dengan Jasa Warung Telekomunikasi (Wartel) yang memang
dimiliki oleh PDPM di lokasi lain sebelumnya.
- Menghamoniskan
Antara Yang Bisa dengan Yang Sebaiknya
Ormas Pemuda bisa memiliki usaha? Tidak
setiap aktivis organisasi pintar berdagang dan berusaha, dan sebaliknya juga
tidak setiap pengusaha pedagang pintar berorganisasi. Namun idealnya kedua sisi
tersebut menyatu. Apalagi di zaman yang modal amat menentukan dan perjuangan
membutuhkan sarana yang mencukupi. Idealisme sampai kapanpun amat penting namun
sarana-prasarana penjaga idealisme juga penopang tegak-lurusnya idealisme amat
penting tersedia. Bagaimana stakeholder koperasi ini memformat dan mengemas
antara dua hal yang sering berseberangan itu?
- Sampai Sekarang Saja ataukah Untuk
Selamanya?
BAB IV
MASA PERTUMBUHAN DAN
PENYELAMATAN
Sebuah lembaga, apapun usahanya, yang
mencapai usia lebih dari 5 tahun berarti lembaga tersebut cukup serius untuk
berada-bermakna. Jika usia lembaga mencapai lebih dari 10 tahun maka lembaga
itu telah teruji keberadaan dan kemanfaatannya. Manakala usia sebuah lembaga
telah mencapai lebih dari 15 tahun maka lembaga itu telah nyata ada, bermanfaat
dan patut dipercaya. Demikianlah yang terjadi dalam deret tambah, makin tambah
usia makin terpercaya dan makin bermakna. Apalagi jika didukung
pertumbuhan-perkembangan lembaga yang jelas meningkat, maka berarti ada potensi
besar untuk berperan positif selamanya manakala didukung oleh regenarsi yang
bagus.
Lembaga ini juga mengalami tahap dan
fase yang demikian itu. Lahir sebagai KSU KANDA yang hidup, merangkak, tumbuh,
berkembang; kemudian lahir-kembali sebagai KJKS BMT AMMAN yang juga hidup,
tumbuh dan berkembang; kemudian masih lahir-lagi sebagai KJKS BTM AMMAN,
berkonversi, tumbuh, hidup serta berkembang maju menuju kebesaran di masa depan.
Sesuai dengan karakter persyarikatan yang terbuka, terbaharui maka lembaga ini
masih mungkin lahir-lagi-kembali dengan identitas baru, misalnya sebagai
lembaga korporasi syariah Muhammadiyah yang bergerak umum dalam bidang
muammalah, mencakup perdagangan, pegadaian, asuransi, dll.
Bab ini secara khusus membicarakan
lembaga BMT-BTM AMMAN dalam kurun waktu sekitar 10 tahunan yakni tahun
2005-2014 yang berisi pertumbuhan dan penyelamatan lembaga. Bab ini meliputi
lima subbab, yakni (a) Pertumbuhan dan Pengembangan, (b) Konsolidasi dan
Perumusan Visi-Missi, (c) Pencarian Bentuk Keseimbangan Baru Lembaga Ekonomi,
(d) Perintisan Sinergi Penyelamatan Koperasi, serta (e) Menembus Batas Merintis
Jalan BTM.
- Pertumbuhan
dan Pengembangan
Ketika masih berada di awal usaha dan
aset lembaga belum mencapai 1 Milyar muncul asumsi bahwa kelak ketika aset sudah
melebihi 1 M tentu akan mampu berkembang secara cepat tanpa terbebani biaya
operasional minimal yang layak. Dengan asumsi itu maka arah dan usaha pada lima
tahun pertama adalah bagaimana meningkatkan aset hingga lebih 1 M. Aneka usaha
sampingan yang tidak produktif dipangkas. Fotokopi, ATK ditiadakan; Wartel
tidak disikapi, dibiarkan saja akan mati sendiri sesuai perubahan kebutuhan
masyarakat. Praktis hanya simpan-pinjam yang difokuskan dan jadilah namanya
berubah menjadi BMT AMMAN. Alhamdulillah secara pelan tetapi pasti terjadi
peningkatan volume usaha dan kenaikan aset.
Namun ternyata setelah punya aset lebih
1 M tidak ada yang terasa istimewa. Keterbatasan kemampuan usaha tetap diderita
meskipun keleluasaan berusaha amat terasakan longgar. Timbullah kesadaran baru bahwa
kita harus merencanakan sendiri arah dan target pertumbuhan lembaga di masa
depan. Tidak benar kita hanya bersikap reaktif-responsif; namun yang kini
diperlukan adalah sikap proaktif-strategis dan berpikir untuk jangka panjang,
sepanjang yang kita maui. Oleh karena itu konsentrasi berikutnya adalah
bagaimana merintis jalan usaha agar lembaga menjadi besar-kuat-agung di masa
depan. Ungkapan yang sejalan dengan hal ini adalah: cara terbaik untuk menebak
masa depan adalah dengan cara menciptakannya (Peter Drucker).
Tahun 2005 akhir kita lakukan study
banding menyeluruh di BMT Bina Usaha Sejahtera (BUS) Lasem Rembang guna belajar
kembali mengenai gerakan dasar ke-BMT-an. Pada tahun 2006 awal kita lakukan hal
serupa ke Lumbung Zakat Sleman guna belajar kembali mengenai ruh dan wujud
gerakan dasar ZIS. Segenap pengurus, pengawas, pengelola tanpa kecuali belajar
serius dari niat dasar kita dan mereka, format lembaga, tampilan kantor,
manajemen SDM sambil berwisata di lokasi mereka. Banyak hal mengenai kinerja
karyawan, konstelasi sosial-politik-ekonomi lokal, arah dan model gerakan
perjuangan di masa depan, selain persoalan permodalan, kesehatan usaha,
pengawasan syariah, tata aturan jenjang karier karyawan, dll yang kita dapatkan
versi mereka.
Setelah melalui Rapat Anggota Tahunan
(RAT) tahun buku 2005 sebagai forum tertinggi lembaga koperasi lantas kita urus
perubahan nama resmi lembaga kita dari semula KSU KANDA menjadi KJKS BMT AMMAN.
Momentum perubahan nama dan format-dasar organisasi ini perlu kita maknai
dengan berbagai hal yang mulia dan mungkin kita lakukan. Salah satunya adalah
dengan perwujudan kesadaran baru ber-BMT lewat perumusan bersama visi-misi
lembaga lengkap dengan target dan selera kita hingga di masa depan. Kita namai
ini semua dengan VISI BERSAMA 2007-2012.
- Konsolidasi
Ide dan Perumusan Visi-Misi
Kesadaran untuk menjadikan koperasi ini
besar-kuat-agung di masa depan semakin menguat setelah nama baru lembaga yakni
KJKS BMT AMMAN didaftarkan dengan Anggaran Dasar (AD) yang baru. Momentum itu
segera dimanfaatkan untuk konsolidasi ide dan perumusan visi-misi lembaga
secara komprehensif dan melibatkan segenap pihak terkait. Dimulailah sebuah
agenda besar dan dirancanglah kegiatan berkesinambungan selama satu semester atau
bahkan satu tahun dengan perencanaan rinci hingga tuntas dengan nama VISI
BERSAMA 2012. Dengan pendekatan deduktif-induktif lewat forum Focus Group
Discussion (FGD) melibatkan segenap unsur dalam lembaga ini: Dewan Pengawas,
Dewan Pengurus, Pimpinan Karyawan juga Karyawan secara umum serta melibatkan
Nasabah. PDM pun dilibatkan.
Dengan menggunakan model-format Balanced
Score Card (BSC) kita rumuskan VISI BERSAMA 2007-2012. Tidak mungkin sekali
rapat selesai, maka kita rancang rapat berkesinambungan yang melibatkan segenap
unsur-elemen dalam BMT AMMAN. Diadakanlah rapat-rapat komisi otonom dan ada
rapat pleno lengkap bulanan. Dewan Pengawas ada rapat komisi tersendiri,
demikian pula Pengurus, kemudian Pengelola dibagi menjadi tiga komisi dengan
target rumusan masing-masing disesuaikan dengan waktu yang disepakati.
Alhamdulillah dalam rentang waktu enam bulan (satu semester) rumusan tersebut
jadi. Rapat awal-pertama pleno mengundang Ketua PDM sekaligus membuka secara
resmi rapat-maraton yang bertempat di BMT AMMAN Cabang Talun. Kemudian
berlanjut di Cabang Muntilan, Cabang Bandongan, Cabang Salam dan berakhir di
Kantor Pusat di Muntilan.
Visi rumusannya adalah: Terwujudnya BMT
AMMAN sebagai Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang profesional, Islami, adil dan
akuntabel. Masing-masing kata-kunci dijelaskan dengan sejumlah indikator yang
mudah ditandai. Lantas diterjemahkan visi itu dalam empat misi (mission) sesuai
jumlah elemen, yakni (1) Pengelola amanah yang profesional, (2) Pengurus yang
memberdayakan, (3) Pengawas Keuangan yang membudayakan
transparansi-akuntabilitas, dan (4) Pengawas Syariah yang membudayakan kultur
Islami di setiap kesempatan. Visi ini bisa disebut ideal karena lengkap dengan
matriks tahapan prosesnya sejak awal/2007, tengah/2009 lantas akhir/2011.
Bahkan terumuskan pula Rencana Induk Pengembangan (RIP), Tujuan tahun 2012,
Sembilan Sasaran Strategis standar dan instrumennya, Pendekatan dan pemetaan
masalah, juga program strategis dan program khusus. Keseluruhan naskah visi
sepanjang 10 (sepuluh) halaman spasi rapat ukuran folio itu kemudian
dilampirkan dalam Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2006 sehingga
segenap pihak memilikinya. Inilah salah satu ikhtiar penularan kesadaran menuju
profesional.
Hal yang kemudian cukup mewarnai dan
menjadi arah perjalanan BMT AMMAN yang tertuliskan dalam visi tersebut adalah
pada usia ke-12 yakni tanggal 1 Maret 2011 dapat diraih kuantitas cabang/kas
BMT AMMAN sejumlah 12 (dua belas) buah yang tersebar di Kabupaten Magelang.
Tentu hal tersebut tampak ambisius. Meski tidak tercapai sejumlah itu namun
penambahan terjadi.
- Mencari
Bentuk Keseimbangan Baru
Setelah legalisasi nama baru KJKS BMT
AMMAN pada tahun 2007 dan juga selesai dirumuskan Visi Bersama 2012 ternyata
persoalan baru tidak diduga muncul pula. Kinerja pengelola-karyawan amat jelek
nilainya, bahkan di tengah tahun takwim berjalan itu kemudian Drs. Hima
Sugiyarto selaku manajer mengundurkan diri dari jabatannya. Masalah yang
diderita BMT AMMAN yang sedang sakit saat itu sungguh tidak ringan. Namun kita
yakini masalah apapun yang menghadang tentu kita mampu mengatasinya. Alhamdulillah
jumlah pengurus saat itu ada 5 (lima) orang sehingga memungkinkan salah seorang
pengurus untuk ‘turun’ sebagai pelanjut darurat manajer paling-tidak hingga RAT
berikutnya. Sungguh riskan bila mengangkat manajer baru hasil rekruitmen mendadak
ataupun mengangkat salah seorang pengelola senior secara langsung tanpa
penyiapan sama sekali.
Pilihan harus dijatuhkan, jabatan
manajer harus diisi dan disepakatilah Hermawan Sulistyanto, SH ditetapkan
sebagai manajer dengan tugas utama menjaga kinerja seluruh karyawan BMT AMMAN
yang berjumlah 17 orang. Empat orang pengurus yang lain membagi diri sesuai
jabatan resmi dengan tugas tambahan mampu menemukan bentuk keseimbangan baru
kepengurusan guna membersamai pengelola-karyawan yang kinerjanya turun drastis.
Sebagai LKS tentu persoalan yang dihadapi tidak sekadar kinerja karyawan
melainkan juga permodalan, akses ke sumber keuangan, kesehatan usaha, citra di
masyarakat, dll.
Alhamdulillah secara finansial ada
kenaikan angka produktivitas, namun persoalan kualitas SDM apalagi mengenai
akhlak-pakaian karyawati perlu dibenahi. Dengan pengajian rutin Jumat pagi hal
tersebut dibenahi namun belum berhasil baik. Apa yang bisa dilakukan guna
kebaikan SDM juga permodalan dan kepercayaan masyarakat dilakukan oleh
pengurus. Ternyata tidak terkendali. Angka finansial naik tapi angka akhlak
karyawan-karyawati justru turun. Oleh karena itu dilakukanlah pencarian bentuk
baru yang tepat bagi BMT AMMAN. Pengurus dan pengelola mengeksplorasi lewat
kerjasama dengan BMT lain, juga lewat kerjasama Sekolah-sekolah Muhammadiyah
(AUM). Bahkan kemudian lewat jalur persyarikatan. Salah satu yang kemudian
muncul adalah Muhammadiyah memiliki model-format BMT yang diberi nama Baitut
Tamwil Muhammadiyah (BTM) dengan perintis-pelopor BTM Wradesa Pekalongan.
Sekian hal dilakukan guna memahami alternatif solusi bagi persoalan akut yang
dialami oleh BMT AMMAN kita ini.
- Merintis
Sinergi Menyelamatkan Koperasi
Arah tuju gerakan koperasi kita bukanlah
sekadar keuntungan finansial. Apalagi ketika dipertentangkan dengan syar’i maka
sungguh lebih diutamakan. Artinya lebih baik tetap syar’i namun tidak untung
darpada harus untung namun tidak syar’i. Kemanfaatan kepada sesama manusia
sekaligus tabungan amal-shalih untuk dunia akhirat kita merupakan pointer
tujuan kita. Oleh karena itu prinsip keadilan dan partisipasi sesama yang
ditumbuhkan dari keyakinan ideologis menjadi hal yang amat penting. Wajar bila
ketika diketahui bahwa persyarikatan Muhammadiyah sudah memiliki format-model
BMT dengan nama Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) maka segera dilakukan ikhtiar
untuk mengkaji dan mempertimbangkannya tepat-tidaknya sebagai solusi atas
masalah yang menimpa BMT AMMAN kita ini.
Prosesnya bertahap dari ada yang mencari
informasi, ada yang mengikuti kegiatan hingga kemudian secara formal kita
bersilaturahmi ke BTM Wiradesa sehingga kecukupan pertimbangan menjadi penuh.
Benarlah hal-hal itu kita lakukan. Maka setelah melakukan shalat istikharah
diadakan voting dalam pleno pengurus. Ternyata semua memilih untuk konversi
sehingga disepakatilah proses konversi dari BMT AMMAN menjadi BTM AMMAN
Magelang.
Mengapa memilih konversi menjadi Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM)
AMMAN? Paling tidak ada enam alasan: (1) BTM lebih menentramkan jiwa; (2)
Menjanjikan dampingan ke koperasi kita dengan road-map yang logis dan jelas;
(3) Adanya standar kesehatan keuangan dan syariah yang mencakup sepuluh item
bisa ddasariterapkan di koperasi kita; (4) Meletakkan kembali dasar Muhammadiyah pada Amal Usaha
Muhammadiyah (AUM) yang sudah teruji sistemnya, terutama di BTM Wiradesa; (5)
Pengalaman 10-11 tahun kita amat berharga sebagai bahan pembelajaran dalam
berjuang; dan (6) Perlunya penyiapan kultur yang sesuai dan kompatibel sebagai
area tumbuh BTM sebab Wiradesa berbeda dengan Muntilan.
Masih ditambah dengan pertimbangan lain,
yakni (7) BMT AMMAN didirikan oleh PDPM Kabupaten Magelang yang dilahirkan
secara ikhlas guna kemaslahatan anggota, masyarakat dan bangsa; (8) Perjalanan
BMT AMMAN selama 11 tahun telah menyadarkan akan keterbatasan yang dimiliki
stakeholder sekaligus makin pentingnya sistem, dasar, nilai yang
kokoh-benar-efektif-efisien; serta (9) Perlunya lembaga yang berdasar pada
ideologi benar-kuat; bukan lagi seberapa cepat mampu sampai di puncak tangga
melainkan apakah tangga kita tersandar pada tempat yang benar-kokoh-kuat.
Berdasarkan berbagai pertimbangan di
atas maka proses konversi dirancang selama tiga tahun berkesinambungan
(2011-2012-2013). Konversi tersebut mencakup keseluruhan asas-dasar, sistem,
juga perwujudan-penampilan yang tampak. Agenda besar kembali dibuat: Perubahan
AD-ART, Sistem Prosedur, Permodalan-dana, Diklat SDM, Administrasi, Aset,
Aturan Kekaryawanan, Perkoperasian, Pembagian tugas-kewenangan. Untuk itu
dilakukanlah silaturahmi ke Majalah ‘Suara Muhammadiyah’ dan Koran ‘Kedaulatan
Rakyat’. Manakala pilihan sudah dijatuhkan maka apapun yang terjadi kemudian
merupakan risiko yang harus diterima dan diatasi dengan sebaik-baiknya.
- Menembus
Batas Merintis Jalan BTM
Selama tahun 2011 setelah diresmikan
oleh Ketua PP Muhammadiyah dalam forum Musyawarah Daerah sebagai AUM Baitut
Tamwil Muhammadiyah (BTM) AMMAN Magelang maka proses konversi setahap demi
setahap harus tampak dan nyata. Salah satu yang secara pribadi kupilih sebagai
wirid adalah pengajian Sabtu pagi di Kantor BTM dibersamai oleh Pengurus.
Siapapun yang mengisi dan apapun yang dimaterikan ada Pengurus yang ikut serta
dan membersamai proses penguatan SDM tersebut. Dengan cara ini maka tidak ada
hal yang tidak transparan bagi pengurus sampai pun bila ada ketidaksinkronan
perjalanan BTM dengan konversi yang direncanakan.
Prinsip gerakan ‘dibantu karena maju’ dan bukan sebaliknya ‘maju karena dibantu’ harus melekat pada sikap-laku organisai dan
juga semua personalia di BTM AMMAN. BTM Pusat Jawa Tengah di Wiradesa tidak
mungkin membimbing kita selangkah demi selangkah melainkan secara berkala
sehingga kita sendirilah yang harus memproses BTM AMMAN menjadi maju, bergerak,
naik serta meningkat.
BAB V
MENUJU BTM AMMAN YANG
TERPADU
Hal yang ideal itu bisa didekati namun
tidak bisa dicapai, diraih. Sebab hal yang ideal itu hanya ada dalam tataran
ide-konsep sehingga bilamana sudah mampu diwujudkan maka prinsipnya terlampaui
dan terlanggar lantas muncul idealitas yang baru. Demikian seterusnya.
Secara khusus bab ini membicarakan upaya
yang dilakukan guna mencapai BTM AMMAN yang terpadu, yang ideal. Pada bab ini
akan terdiri atas lima subbab, yakni (a) Keterpaduan AUM dan Muhammadiyah
Incorporated, (b) Perkembangan Bersama Persyarikatan, dari Konsep Besar hingga
Satuan Terkecil, (c) Pemberdayaan Kaum Lemah, al-Mustadh’afin, (d) Pemaknaan
Amal dan Pembangunan Usaha, serta (e) Pembersamaan Kemajuan Usaha.
- Keterpaduan AUM Dalam Muhammadiyah
Incorporated
- Dari Konsep Besar Hingga Satuan Kecil
Terbawah (SKT)
- Pemberdayaan al-Mustadhafin
- Memaknai Amal dan Membangun Usaha
- Membersamai dan Menguatkan Kemajuan
1. Perkembangan Usaha
2. Penguatan Ruhiyah-Idelogis
3. Prestasi dan Kerjasama
BAB VI
PENUTUP
a.
Konstelasi
dan Butir Kesimpulan
b.
Rekomendasi
dan Penawaran
c.
Kata
Penutup
DAFTAR PUSTAKA
Darban,
Ahmad Adaby. 2011. Sejarah Kauman, Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah.
Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. Cetakan Kedua, Juli 2011.
Sairin,
Sjafri dan Ahmad Adaby Darban. 2010. Mewujudkan Cita Menggapai Asa, Perjalanan
Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (1981-2010). Yogyakarta : UMY
Press. Cetakan Pertama.
Hamzah,
Amir. KH Mas Mansyur Pemikiran Tentang Islam dan Muhammadiyah.
Yogyakarta: PT Hanindita. Cetakan Pertama, Januari 1986.
Kuntowijoyo.
2009. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Lampiran-lampiran
Personalia
Pengurus,
Manajer dan Pengawas
Rentangan
Tahun 1999-2015
KSU
KANDA, KJKS BMT AMMAN, BTM AMMAN
Tahun
|
Pengurus
|
Manajer
|
Pengawas
|
|
Syariah
|
Manajemen
|
|||
1999
2000
|
Suryo
Sukoco (K)
Arqom
irawanto (S)
Lisnia
Damayanti (B)
|
Andi Tri Nugroho
Hima Sugiyarto
|
Drs. Suryo Sukotjo (PDPM)
Drs. Nuredi Pratiknya (PDPM)
Drs. Bambang Haryana (LUEP)
|
|
2001
2002
2003
|
M
Nasirudin (K)
Ahmad
Nurdin A (S)
Budiarto
Widodo (B)
|
Hima Sugiyarto
|
KH Abdul Malik
Drs.H. Qomari
Drs.H. Fathony
Suradi, S.Ag
|
Hermawan S
Sugiyono
Saefudin Ahmad
|
2004
2005
2006
|
M
Nasirudin (K)
Ahmad
Nurdin A (S)
Hermawan
Sulis (B)
|
Hima Sugiyarto
|
Drs.H.Fathony
Drs.H.Qomari
KH A Malik
Suradi, S.Ag
|
Sugiyono
Saefudin Ahmad
Iwan Hernawan
|
2007
2008
2009
|
M
Nasirudin (K)
Eko
Prasetyo (WK)
Ahmad
Nurdin A (S)
Nuredi
Pratiknya (B)
|
Hima Sugiyarto
Hermawan S
|
Drs.H.Fathony,MA
KH A Malik
Suradi, S.Ag
Drs.H.Qomari
|
Sugiyono
Kelik Widaryanto
Saefudin Ahmad
|
2010
2011
2012
|
M
Nasirudin (K)
Nuredi
Pratiknya (S)
Ahmad
Nurdin (WS)
Eko
Prasetyo (B)
|
Hermawan S
Putro Prihatmanto
|
H. Suradi, S.Ag
Drs.H.Fathony,MA
KH Abdul Malik
|
Kelik Widaryanto
Sugiyono
|
2013
2014
2015
|
M
Nasirudin (K)
Nuredi
Pratiknya (S)
Ahmad
Nurdin (WS)
Eko
Prasetyo (B)
Imron
Rosyidi (WB)
|
Putro Prihatmanto
|
Drs.H.Fathony,MA
H. Suradi, S.Ag
KH Abdul Malik
|
H. Warjono
H. Agus Pranata
|
Dokumen
Perjalanan
Tiga Akta Resmi Identitas Kita
No.
|
Nama Resmi,
|
Keterangan
|
1.
|
KSU KANDA
Koperasi
Serba Usaha “Karya Anak Muda”
15 Mei 1999
|
Didirikan
awal-mula tanggal 1 Maret 1999, dibuatkan Akta Pendirian tanggal 15 Mei 1999,
kemudian mendapatkan legalisasi dari Departemen Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah Kabupaten Magelang pada tanggal 4 November 1999 dengan nomor Badan Hukum: 165/BH/KDK 11-19/XI/99. Pada AD Bab III perihal Usaha Pasal 3:
terdiri (i) Unit perdagangan umum, (ii) Jasa konsultasi usaha kecil, (iii)
USP rinci dalam ART, serta (iv) Pengadaan ATK-fotokopi
|
2.
|
KJKS BMT AMMAN
Koperasi
Jasa Keuangan Syariah BMT Muammalah Mandiri (AMMAN)
1 Maret 2006
|
Sebagai
KSU tak lagi tepat karena usaha
konkret terfokus Simpan-Pinjam Syariah (Baitul Mal wa Tamwil-BMT) dan
diketahui ada jenis koperasi terbaru KJKS. Maka atas amanah RAT di Muntilan,
1 Maret 2006 diubahlah identitas lembaga ini menjadi KJKS BMT AMMAN
|
3.
|
KJKS BTM AMMAN
KJKS
Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) AMMAN Magelang
26 Februari 2011
|
Nomenklatur
BTM diperkenalkan oleh Izzul Muslimin (Ketua PP Pemuda Muhdyah) 28 November
2009; dikuatkan oleh Abdul Mukti (Sekretaris Majelis Dikdasmen PP) 7 Januari
2010; serta Haedar Nashir (Ketua PP) 29 Juni 2010 hingga dilakukanlah
silaturahmi resmi lembaga ini ke Kantor
Pusat BTM Jateng di Wiradesa Pekalongan pada tanggal 4 Agustus 2010. Dilakukan
voting. Bulat sepakat secara
internal.
Dalam
RAT di Muntilan 26 Februari 2011 anggota bersepakat pilih konversi lembaga
ini sebagai AUM menjadi BTM. Dalam forum Musyawarah Daerah (Musda) Muhammadiyah-Aisyiah
di Bandongan 29 Maret 2011 resmi diumumkan konversi tersebut menjadi KJKS BTM AMMAN.
|
Markas/Kantor Utama dan
Cabang Lembaga Kita
Sejarah Perjalanan Alamat
Kantor
Rentangan Waktu Tahun 1999
s.d. 2015
No.
|
Waktu
|
Alamat
|
Status
|
1.
|
1 April 1999 s.d. 31 Maret 2001
|
Jalan Pemuda Barat No. 15
Ngadiretno, Tamanagung, Muntlan 56415
|
Sewa
dua tahun
|
2.
|
1 April 2001 s.d. 31
Desember 2005
|
Jalan Pemuda Barat No. 7
Ngadiretno, Tamanagung, Muntilan 56415
|
Hak
Milik,
Bangun
Pakai
5 tahun
|
3.
|
1 Januari 2006 s.d.
31 Oktober 2008
|
Jalan Pemuda No. 24
Pucungrejo, Muntilan 56413 Telepon (0293) 5505761
|
Sewa
tiga tahun
|
4.
|
28 Oktober 2008 s.d. 31
Desember 2015
|
Jalan Pemuda Barat No. 22
Ngadiretno, Tamanagung, Muntilan 56415
|
Hak
Milik,
Bangun,
Pakai
|
Perkembangan
Kantor Pembantu Kas / Cabang
No.
|
Cabang
|
Alamat
|
Keterangan
|
1.
|
Bandongan
|
1. Sebelah Pasar Bandongan
2. Pertigaan Salamkanci-Tempuran
|
Sewa
5 tahun
Sewa
3 tahun
|
2.
|
Talun
|
1. Depan Pasar Talun
2. Kompleks Unit, Depan KUD Dukun
|
Sewa
5 tahun
Sewa
3 tahun
|
3.
|
Salam
|
Jl.
Magelang-Yogya, Sucen Salam
|
Sewa
8 tahun
|
4.
|
Tempuran
|
Kompleks
SMPM Tempuran, Jalan Magelang-Purworejo (0293) 3215033
|
Bangun
|
5.
|
Sleman
|
Depan
Masjid Besar Sleman, Jalan. Letnan Soebadri 3 A, Tridadi (0274) 8565292
|
Sewa
2 tahun
|
6.
|
Mungkid
|
Kios
Pasar Blabak Mungkid, Jalan Magelang-Yogya (0293) 5519992
|
Sewa
3 tahun
|
7.
|
Muntilan
|
|
Bangun
|
BTM AMMAN 2012
: Menjadi AUM Andalan
Tahun
2012 diprediksi banyak ahli sebagai tahun tantangan. Kita di BTM AMMAN sesuai
garis perjalanannya akan mengisinya dengan target menjadi AUM andalan. Sebagai
tahun ketiga atau tahun terakhir dalam proses konversi BMT/BTM maka diputuskan
pada akhir Desember 2012 kita sudah benar-benar mampu diandalkan sebagai Amal
Usaha Muhammadiyah (AUM) karena segala sesuatunya sudah sebagai BTM standar
nasional. Saat itu standar kesehatan, standar operasional, standar karyawan,
standar produk bahkan standar proses dan sistemnya semua berjalan ‘persis’ BTM
Wiradesa.
Mengapa
hal itu dipilih? Selain karena hal itulah yang sudah kita pilih bersama-sama
sejak dua tahun lalu juga guna mampu survive
dalam persaingan usaha yang makin ketat. Saat ini saja tampak jelas bahwa untuk
bisas hidup dan berkembang perlu perjuangan hebat sehingga mentalitas pejuang
menjadi hal terpenting. Mentalitas pejuang artinya selalu berorientasi hasil,
tidak berpikiran sempit serta tidak mudah menyerah. Begitulah cirri pemenang
dalam persainagn. Oleh karena itu pembangunan SDM menjadi prioritas yakni pada
sisi integritas, profesionalisme, motivasi tinggi, kerjasama serta inovasi
sesuai perkembangan zaman.
Selamat
tinggal masa lalu, selamat tinggal hari-hari kemarin. Segenap beban masa lalu
mari kita tinggalkan dengan cara mengubah diri menjadi sosok baru BTM AMMAN AUM
Andalan. Kalau kemarin kita ibaratnya sebagai kucing manis maka pada tahun 2012
kita mengubah diri menjadi seekor cheetah yang andal, gesit, sehat bahkan
‘ganas’.
Perubahan
diri dari kucing manis menjadi cheetah ganas tentulah perubahan hal yang
mendasar dimulai dari gen pembawa sifat, jati-diri, DNA. Hal itu telah kita
mulai dua tahun lalu dengan perubahan nama, nasab-kepemilikan, AD-ART, arah,
rumusan nilai, visi, misi, dan tujuan. Untuk itu perubahan berikutnya adalah
secara organisasi, pembentukan kultur perusahaan bisnis, juga pergantian
kepemimpinan merupakan konsekuensi logis dari pilihan sadar kita untuk lebih
baik dan sukses.
Agar
proses perubahan sukses maka segenap pihak hendaknya berproses optimal dalam
mengubah diri dan lingkungan kerjanya sesuai visi, misi BTM yang baru. Untuk
itu mari kita jiwai sepenuhnya visi, misi, tujuan, prinsip utama, prinsip
muamalah, cirri utama dan cirri operasional BTM AMMAN Magelang kita.
Pertanyaannya adalah: Seberapa kita sudah memberikan kontribusi pada perusahaan
guna mencapai visi-misi BTM? Mulai hari ini mari kita bangun kesadaran baru,
kita cas charge diri kita agar visi-misi tercermin dalam kegiatan sehari-hari
kita sehingga menjadi kebiasaan kita dan membangun bersama-sama yang lain
menjadi budaya perusahaan bisnis kita, bismilah.
BTM AMMAN 2012 : Setelan Pengurus, Syariah,
Pengawas dan Pengelola
Konversi
BMT/BTM AMMAN 2010-2012
Seolah
hanya memindah posisi huruf dari BMT menjadi BTM namun senyatanya terkandung
banyak proses dan perubahan. Perubahan yang paling asasi adalah soal
nasab-kepemilikan,yakni menjadi milik
Muhammadiyah. Namun tentu berubah pula arah, visi, misi, nilai, tujuan bahkan
SOP dan SOM. Oleh karena itu meskipun
seolah semudah membalikkan tangan tetapi sesungguhnya tidak sederhana dan
dengan proses yang panjang. Wajar jika perubahan itu diaancang selama tiga
tahun, 2010-2012, satu periode kepengurusan. Tentu karena perubahan itu
menyangkut persoalan nama, AD-ART, system akuntansi hingga standarisasi BTM.
Bismilah kita kawal
proses itu semuanya sehingga arahnya lurus dan tepat. Bismilah.
|
BMT
|
BTM
|
Nama resmi
|
Baitul Maal wat Tamwil (BMT)
|
Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM)
|
Cakupan identitas
|
Lembaga sosial (Baitul Maal) dan lembaga keuangan (Baitut Tamwil)
|
Lembaga keuangan
perbankan (Baitut Tamwil)
professional murni
|
Lembaga pangkal
|
PDPM Kab.
Magelang
|
PDM Kab. Magelang
|
Anggota
|
|
Warga, AUM dan
eselon resmi Muhammadiyah (PRM, PCM, PRA, dll.)
|
Afiliasi organisasi
|
Mandiri
|
BTM Provinsi Jawa
Tengah, berpusat di Wiradesa Pekalongan
|
Pedoman akhlak karyawan
|
Ajaran Islam
secara umum
|
Pedoman Hidup
Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)
|
Pemilik asset
|
Lembaga BMT
|
PP Muhammadiyah
|
Tata-kelola
|
Sistem mandiri
|
Sistem standar
versi BTM
|
Posisi Saat ini
|
Berangkat
|
Tujuan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Proses factual
(sistematis dan alami) Konversi BMT/BTM AMMAN
Tanggal
|
Peristiwa
|
Keterangan
|
28 November 2009
|
Di kantor acara triwulanan
Pengurus-Pengawas-Pengelola
|
Hadir tamu Drs. M. Izzul Muslimin, M.Si ada diskusi awal ide tentang BTM
|
11 Februari 2010
|
Di BTM Pusat Wiradesa silaturahim BTM AMMAN
|
Pengurus, pengelola dan perwakilan anggota
koperasi
|
17 Februari 2010
|
Di kantor, voting internal konversi menjadi
BTM
|
Pengurus-pengawas-pengelola
|
6 Maret 2010
|
RAT menyetujui konversi
|
RAT di Mungkid mengukuhkan pengurus dan
kebijakannya
|
4 Agustus 2010
|
Di BTM Pusat Wiradesa silaturahim 4 BMT
Magelang
|
Pengurus BMT Magelang: An-Nahl, Mandiri,
al-Madani, AMMAN
|
7 Oktober 2010
|
Di gedung DA Muntilan sosialisasi dari BTM
Pusat
|
Drs. H. Akhmad Sakhowi, ME dan Drs. H.
Achmad Suud diskusi dengan PDM, PCM, AUM, anggota
|
26 Maret 2011
|
Di Bandongan forum MUSDA peresmian nama BTM
AMMAN
|
Dr.H. Haedar Nashir, M.Si. dari PP
Muhammadiyah resmikan nama baru BTM AMMAN
|
11 November 2011
|
Di BTM Pusat Wiradesa daftarkan diri sebagai
anggota
|
Pengurus dan pengelola BTM AMMAN daftarkan
diri
|
29 November 2011
|
Di kantor acara audit dan visitasi dari BTM
Pusat
|
BTM Pusat lakukan visitasi dan serahkan
hasil Penilaian Kinerja BTM AMMAN
dengan predikat : CUKUP SEHAT
|
SAVE
BTM AMMAN 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar