Ora Nglokro, Ora Gumedhe
Tafsir Ringkas QS al-Hadid [57]: 22-23
!$tB z>$|¹r& `ÏB 7pt6ÅÁB Îû ÇÚöF{$# wur þÎû öNä3Å¡àÿRr& wÎ) Îû 5=»tGÅ2 `ÏiB È@ö6s% br& !$ydr&uö9¯R 4 ¨bÎ) Ï9ºs n?tã «!$# ×Å¡o ÇËËÈ xøs3Ïj9 (#öqyù's? 4n?tã $tB öNä3s?$sù wur (#qãmtøÿs? !$yJÎ/ öNà69s?#uä 3 ª!$#ur w =Ïtä ¨@ä. 5A$tFøèC Aqãsù ÇËÌÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1.
|
Tafsir
al-Quran Suci Basa Jawi dening Mohammad Adnan.
Bandung: al-Maarif, 1987/1924
|
Sadengah bebaya
(kasengsaran) kang tumiba ana ing bumi utawa ing awak ira, kabeh wis pinesthi
tinulis ana Kitab (Lauhil Mahfudz) sakdurunge Ingsun nitahake. Kang mangkono
mau mungguhe Allah gampang wae. Supaya sira aja padha sedhih anggetuni barang
donya kang sira katilapan lan aja padha bungah nganti lali marga katekan
karep ira. Allah iku ora remen wong kang gumedhe marga oleh donya akeh.
|
2.
|
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah
As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992. Jilid 21; Halaman 264-265
dari keterangan ayat tersebut.
|
Sesungguhnya alam ini diatur dengan sangat cermat sehingga tiada
satu peristiwa pun yang terjadi melainkan telah ditetapkan sebelumnya dalam
rancangan Allah dan diperhitungkan keberadaannya. Tiada sesuatu yang
kebetulan di alam ini dan tiada yang serampangan. Semua telah ditetapkan dalam
ilmu Allah yang menyeluruh lagi cermat. Setiap peristiwa akan terlihat oleh
makhluk pada waktu yang telah ditetapkan.
Di dalam pengetahuan Allah tiada masa lalu, masa sekarang dan tiada
masa datang. Semua ini batasan waktu yang merupakan simbol bagi kita, makhluk
fana. Adapun Allah merupakan hakikat mutlak yang melihat alam wujud ini
seluruhnya tanpa batas dan tanpa ikatan. Alam ini dan siklus yang terjadi
seluruhnya berada dalam ilmu Allah, tanpa batasan dan tanpa pemilahan dengan
waktu atau tempat. Setiap peristiwa memiliki situasinya di dalam rencana
induk Allah yang diketahui dalam ilmu-Nya. Semua musibah terdapat dalam Kitab
Azali sebelum munculnya bumi dan muculnya diri dalam sosok yang semestinya.
Mudah bagi Allah. Meluaskan cakrawala pandang, menggambarkan masa azali dan
masa abadi, melihat aneka peristiwa selaras dengan aneka situasi yang
ditakdirkan dalam ilmu Allah akan membuat jiwa lebih lapang. Bahwa peristiwa
dan manusia semua berjalan seirama gerakan alam semesta. Tiada keluh-kesah
atau terhina sedih, tiada pula lalai dan terlena gembira.
|
3.
|
Tafsir
Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish
Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002. Jilid 14 halaman 42-43
|
Tiada
suatu bencana yang menimpa kamu atau siapapun di
bumi seperti kekeringan, longsor, gempa, banjir, paceklik dan
tidak pula pada diri kamu sendiri, seperti
penyakit, kemiskinan, kematian, dll. melainkan telah tercatat dalam kitab
yakni Lauh Mahfudz atau ilmu Allah yang meliputi segala sesuatu sebelum
Kami menciptakannya yakni sebelum terjadinya musibah itu. Sesungguhnya
yang demikian itu yakni pengetahuan dan pencatatan itu bagi
Allah sangatlah mudah karena ilmu-Nya mencakup segala sesuatu dan
kuasa-Nya tidak terhalangi oleh apapun. Kami menyampaikan hakikat itu kepada
kamu semua supaya kamu jangan berduka cita secara berlebihan dan
melampaui kewajaran sehingga berputus asa terhadap apa yakni
hal-hal yang kamu sukai yang luput dari kamu, dan supaya kamu
juga jangan terlalu gembira sehingga bersikap sombong dan lupa
daratan terhadap apa yang diberikan-Nya kepada kamu. Karena
sesungguhnya Allah tidak menyukai setiap orang yang berputus asa akibat
kegagalan dan Allah tidak menyukai juga setiap orang yang sombong lagi
membanggakan diri dengan sukses yang diperolehnya.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar