Kisah Terbaik:
Alur Rinci Hidup Nabi Yusuf AS
ß`øtwU Èà)tR y7øn=tã z`|¡ômr& ÄÈ|Ás)ø9$# !$yJÎ/ !$uZøym÷rr& y7øs9Î) #x»yd tb#uäöà)ø9$# bÎ)ur |MYà2 `ÏB ¾Ï&Î#ö7s% z`ÏJs9 úüÎ=Ïÿ»tóø9$#
Kami kini dan juga di masa yang
akan datang akan menceritakan kepadamu kisah untuk memenuhi permintaan mereka
dan juga untuk menguatkan hati serta agar mereka mengambil pelajaran. Kisah ini
adalah kisah yang terbaik gaya, kandungan dan tujuannya. Itu Kami lakukan
dengan
mewahyukan kepadamu al-Quran ini dan sesungguhnya engkau sebelumnya
yakni sebelum Kami mewahyukannya sungguh termasuk kelompok orang-orang
yang tidak mengetahui (QS Yusuf [12]: 3)
Pengantar : Surah Yusuf [12]: 1-111 ini
diturunkan pada waktu ‘am ul-huzn (tahun-berkabung) saat dua orang
terdekat Rasul, Abu Thalib dan Khadijah, wafat. Ini merupakan penghibur, berisi teladan yang
bersifat mendidik, sebagai penawar hati, juga solusi mencapai ketenangan batin.
Hidup dijalani tidak perlu berboros energi-batin, selalu memandang lurus ke
depan bersama Maha kuasa-Nya.
Perjalanan Hidup sesosok manusia yang penuh
cobaan-ujian:
1.
Cobaan-ujian
dibenci saudara-saudaranya sendiri: 12 bersaudara anak Yakub
2.
Cobaan-ujian dibuang ke dalam
sumur: menabung energi, mengubah-bangunan mindset
3.
Cobaan-ujian
terpisah dari keluarga
4.
Cobaan-ujian
dijadikan budak-belian: mulai dari dasar terbawah
5.
Cobaan-ujian
dirayu dan digoda perempuan: Zulaikha isteri Potifar
6.
Cobaan-ujian
difitnah komunitas elite penguasa
Mesir
7.
Cobaan-ujian
dimasukkan penjara: kesempatan
berdakwah
8.
Cobaan-ujian berwujud nikmat dan
kekuasaan
9.
Cobaan-ujian
memaafkan saudara-saudaranya
10.
Cobaan-ujian mengubah nasib menuju
lebih baik hingga happy ending
Mengapa manusia diberikan cobaan-ujian hidup? Guna memproses kualitasnya seperti ikhtiar manusia menguji emas murninya dengan api.
ان الله ليجرب
احدكم بالبلاء – و هو اعلم به- كما يجرب احدكم ذهبه بالنار. فمنهم من يخرج كالذهب
الابريز,فذلك الذي نجاه الله تعالي من السيئات,ومنهم من يخرج كالذهب دون ذلك,فذلك
الذي يشك بعض الشك, ومنهم من يخرج كالذهب الاسود فذلك قدافتتن.
Sesungguhnya Allah mengujimu
dengan berbagai cobaan dan ujian sebagaimana engkau menguji emasmu dengan
panasnya api. Maka di antara kamu ada
yang muncul sebagai emas murni, dialah orang yang mendapatkan pertolongan
Allah karena bisa menghindari dosa-dosa. Ada
pula yang keluar berupa emas tetapi bukan
emas murni, dialah orang yang ragu-ragu dan tidak pernah tegas terhadap
dosa. Sedangkan yang lain keluar sebagai
logam berwarna hitam; orang seperti ini adalah orang yang senantiasa gagal
dan tercebur ke dalam cobaan yang dihadapinya (HR
al-Hakim).
Hikmah-pelajaran dari kisah Nabi Yusuf AS:
1.
Sikap yang tepat
tidaklah reaktif terhadap
kejadian-peristiwa yang menimpa melainkan proaktif
yaitu bertanggung jawab penuh akan hidup kita sendiri dan berinisiatif untuk
kepentingan masa kini dan masa depan kita masing-masing
2. Tidak memandang diri sebagai korban (victimism),
tidak merasa kasihan pada diri sendiri, melainkan meyakini dan menguatkan diri sebagai pelaku-sejarah-hidup kita
masing-masing
3. Menerima hidup dan kehidupan secara utuh lengkap permasalahannya,
termasuk keterbatasan-kekurangan; namun yakin bahwa ada Zat yang Maha mengatur skenario
sealam semesta
Dustakan Nikmat Tuhanmu yang Manakah?
Ringkasan Tafsir Ayat Berulang dalam Surah
ar-Rahman
Pengantar :
Sesungguhnya nikmat Allah SWT sudah selalu menghampiri
kehidupan manusia lewat apa saja. Namun kebanyakan manusia masih saja abai,
alpa, lalai ataupun salah dan tidak proporsional dalam melihat dan menyikapi
kehidupan ini karena lebih mengikuti nafsunya ataupun ikut rayuan setan. Ya,
kebanyakan manusia masih punya cara pandang salah-negatif, pikiran kerdil,
lemah mental serta kedirian berkekurangan, minus. Karena itulah al-Quran dengan
caranya sendiri menyapa dan menyadarkan manusia yang bersedia untuk disapa-disadarkan.
Siapapun yang sempat membaca al-Quran juz ke-27 tentu akan tergelitik,
tersentuh karena secara mencolok ada redaksi ayat yang persis sama
diulang-ulang hingga 31 kali yaitu pada surah ar-Rahman [55] yang sejumlah 78
ayat ini.
Ayat yang diulang-ulang:
Ädr'Î7sù ÏäIw#uä $yJä3În/u Èb$t/Éjs3è? ÇËÊÈ
He manungsa lan jin, sebab apa
sakaronira padha maido nikmat peparinge Allah pangeranira?
Jika demikian itu besar dan banyaknya nikmat Allah, maka
nikmat Tuhan Pemelihara kamu berdua wahai manusia dan jin yang
manakah yang kamu berdua ingkari? Apakah nikmat-nikmat yang disebut di
atas ataukah selain itu? (QS ar-Rahman
[55]: 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, ... 77)
Perulangan kalimat tanya (istifham) tersebut dipahami sebagai
pemberi penegasan kepada jin dan manusia agar mereka senantiasa mengingat
nikmat Allah. Gaya bahasa (uslub) seperti ini lazim dalam Bahasa Arab.
Bisa ditafsirkan secara umum-bebas bahwa seolah Tuhan Allah berfirman :
“Bukankah Saya sudah
menciptakan manusia dan sudah mengajarinya berbicara? Bukankah Saya telah
menjadikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan? Bukankah Saya sudah
meragamkan pepohonan, menciptakan buah-buahan dan mendistribusikannya secara
merata di desa-desa dan di kota-kota untuk orang-orang yang beriman kepada-Ku
dan yang kafir serta menuanginya melalui air hujan atau lewat irigasi dan
sungai? Apakah Kalian mengingkari kenyataan itu, wahai jin dan manusia?”
Pendapat para Mufasir :
Inilah bidang-bidang atau perihal dari nikmat Allah yang
manusia-jin mudah dan sering melalaikannya. Disebutkan dalam tafsir
al-Jalalain bahwa Al-Iskafi membagi 31 perulangan itu menjadi lima
kelompok berdasarkan konteks isi ayat-ayatnya, yakni:
1.
Kelompok
7: keajaiban ciptaan Allah
2. Kelompok 1: atensi khusus kepada jin dan manusia
3. Kelompok 7: neraka dan berbagai azabnya
4. Kelompok 8: surga dan kenikmatannya
5.
Kelompok
8: kebahagiaan penghuni surga yang lain lagi
Sedangkan al-Kirmani membaginya hanya menjadi empat kelompok saja, yaitu: 8,7,8,8.
Ilmu Laduni: Berguru kepada Khidhir
Ringkasan Tafsir QS al-Kahfi [18]:
60-82
Konteks: Nabi Musa AS pandai dan menguasai semua pengetahuan orang Mesir, tetapi itu belum
segalanya. Ia ingin belajar sesuatu dari pengetahuan khusus yang dianugerahkan
Allah kepada Khidir. Namun pengetahuan
rohani tertinggi sering tampak paradoks bagi orang yang tidak menguasai kuncinya.
Khidir tidak menyalahkan Musa. Dalam membuat penilaian, setiap orang hanya
mengikuti pandangannya sendiri yang tidak sempurna, sejauh mungkin, tetapi
kalau kita beriman akan diselamatkan dari segala langkah yang salah. Begitulah.
Nama Khidir
disebut dalam Hadits, secara harfiah bermakna hijau, lambang
pengetahuan yang selalu bergerak, segar, berkembang dan senantiasa berhubungan
dengan kehidupan. Khidir disebut berbapa, beribu, harinya tidak berawal dan
hidupnya tidak berkesudahan. Muncul secara misterius dan rupanya ia hidup
sepanjang zaman. Ini wacana yang
beredar di lingkungan muslim.
Lima
episode Musa dengan Khidir: (1) Mencari hamba Misterius Khidir, ayat 60-65; (2) Bertemu dan
bersepakat dengan Khidir, ayat 66-70;
(3) Peristiwa melubangi perahu, ayat 71 dan 79; (4) Peristiwa membunuh
remaja, ayat 74 dan 80-81; (5) Peristiwa menegakkan rumah, ayat 77 dan 82
#yy`uqsù
#Yö6tã
ô`ÏiB
!$tRÏ$t6Ïã
çm»oY÷s?#uä
ZpyJômu
ô`ÏiB
$tRÏZÏã
çm»oY÷K¯=tæur
`ÏB
$¯Rà$©!
$VJù=Ïã
ÇÏÎÈ
tA$s%
¼çms9
4ÓyqãB
ö@yd
y7ãèÎ7¨?r&
#n?tã
br&
Ç`yJÏk=yèè?
$£JÏB
|MôJÏk=ãã
#Yô©â
ÇÏÏÈ
tA$s%
y7¨RÎ)
`s9
yìÏÜtGó¡n@
zÓÉëtB
#Zö9|¹
ÇÏÐÈ
Perjalanan kembali ke tempat hilangnya ikan, ditempuh oleh Nabi
Musa as bersama pembantunya itu lalu ketika mereka sampai di tempat
ikan mencebur ke laut, mereka berdua bertemu dengan seorang hamba
mulia lagi taat di antara hamba-hamba Kami yang taat dan mulia yang
telah Kami anugerahkan kepadanya rahmat yang besar dari sisi Kami, dan
yang telah Kami ajarkan kepadanya dari sisi Kami secara khusus lagi
langsung tanpa upaya manusia ilmu yang banyak. Dalam pertemuan
kedua tokoh itu Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu secara
bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa yakni
ilmu-ilmu yang telah diajarkan Allah kepadamu untuk menjadi petunjuk
bagiku menuju kebenaran?” Dia menjawab, “Sesungguhnya
engkau hai Musa sekali-kali tidak akan sanggup sabar
bersamaku.” Yakni peristiwa-peristiwa yang engkau akan alami bersamaku
akan membuatmu tidak sabar (65-67)
Konteks dan
situasi
|
Tindakan
Khidir
|
Musa as
|
Penjelasan mengapa lakukan tindakan
|
Perahu baik-bagus milik si
miskin
|
Perahu dirusak
|
Protes
|
Ada raja zalim yang mau merampas perahunya
|
Remaja perusak-nakal dari orang-tua yang mukmin
|
Remaja dibunuh
|
Protes
|
Khawatir
paksa orang-tuanya jadi sesat;
Agar ada
pengganti yang lebih baik
|
Rumah roboh milik
dua anak yatim di kota
|
Rumah ditegakkan
|
Usulkan upah
|
Amankan harta di
bawah rumah hingga kelak mereka dewasa
|
$tBur ¼çmçGù=yèsù
ô`tã
ÌøBr& 4 y7Ï9ºs
ã@Írù's? $tB
óOs9
ìÏÜó¡n@ Ïmøn=¨æ #Zö9|¹
ÇÑËÈ
Dan aku tidaklah melakukannya, yakni membocorkan perahu, membunuh remaja
dan menegakkan rumah berdasar kemauanku sendiri. Tetapi
semua itu atas perintah Allah berkat ilmu yang diajarkan-Nya kepadaku. Ilmu itu
kuperoleh bukan atas usahaku tetapi semata anugerah-Nya. Demikian itu makna dan
penjelasan apa yakni peristiwa-peristiwa yang engkau tidak dapat sabar
terhadapnya. (QS al-Kahfi [18]:
82)
Ilmu didapatkan manusia dengan dua cara, yaitu (i) dengan belajar
setahap demi setahap lewat pena/tulisan/tanda-tanda atau bi at-taallum; serta (ii)
dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga diajari-Nya langsung ilmu ladunniy, bi at-taqarrub.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar