Senin, 17 Desember 2012

The way with no return



BTM AMMAN Magelang
MENAPAKI JALAN BARU 2013-2033
The way with no return

Bismilah walhamdulilah walahaula walaquwata illa billah.
Tiba saatnya kita menapaki jalan baru yakni jalan BTM. Inilah jalan pilihan yang sudah kita rencanakan tiga tahun lalu; kemudian sudah pula kita ikuti tahapannya yang berproses konversi dari BMT menjadi BTM. Tahun 2010 kita mulai mengenal BTM lantas menimbang-nimbang, memperhatikan hingga mampu meyakini. Tahun 2011 kita bulat hati dalam memilih, menetapkan dan memutuskan untuk mengubah BMT menjadi BTM. Kemudian tahun 2012 kita mulai menapaki, melangkah dan merealisasikan diri sebagai BTM. Itu masa tiga tahun paling dramatis dalam perjalanan lembaga kita sejak berdiri 1999 karena kita sengaja untuk mengubah haluan menuju kondisi yang lebih menentramkan hati, lebih benar, lebih baik dan lebih indah. Begitulah rumusan singkat harapan kita, juga pegangan-gampang kita dalam berjalan dan memaknai diri.
Bismilah kini kita melangkah sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Benar saat ini di Magelang kita belum besar. Tetapi jelas BTM AMMAN merupakan satu dari 28 BTM se-Jateng yang sedang bergerak aktif memilih takdirnya yang paling baik. Semua BTM itu bersinergi di bawah komando Pusat BTM Jateng yang berkantor di Wiradesa Pekalongan. Tiga fungsi utama Pusat BTM adalah (1) pengendali likuiditas, (2) lembaga supervisi/pengawas, dan (3) penyelenggara pendidikan pelatihan (diklat) karyawan. Dengan demikian BTM AMMAN sebagai anggota aktif berikhtiar mampu meraih prestasi-prestasi dan selalu dimonitor langsung oleh Pusat BTM Jateng.
Menjadi anggota dari Pusat Koperasi BTM Jateng tidak secara otomatis kita tahu-beres segalanya. Benar bahwa kita jadi punya “atasan” yang membimbing perjalanan kita, tetapi secara mandiri sesuai kultur-budaya khas BTM AMMAN terus-menerus kita mematut-diri, memampukan-diri dan menyesuaikan-diri dengan perkembangan masyarakat dan pergerakan ekonomi persyarikatan. Visi kita BTM AMMAN Magelang adalah menjadi pusat keuangan Muhammadiyah Kabupaten-Kota Magelang. Untuk itu ikhtiar yang kita lakukan meliputi: (1) mewujudkan dakwah bilhal bidang ekonomi; (2) membangun perekonomian warga Muhammadiyah dan masyarakat Indonesia pada umumnya sesuai ajaran Islam, serta (3) menjadi amal usaha muhammadiyah yang mampu mendukung misi persyarikatan. Sekali layar kita terkibar, pantang kita ingkar maka melajulah kapal ke tengah samudera dan singgah di pelabuhan-pelabuhan tujuan. Mengapa hingga 2033? Itulah angka ‘mistis’ 33 sebanyak jumlah zikir kita, dan rentang rasional dua puluh tahun yang wajar dan terukur, setara dengan dua-kali masa-tunggu para calon jamaah haji semenjak mendapatkan kursi hingga jadwal berangkat hajinya saat-saat ini. Insya Allah, bismilah.

Minggu, 16 Desember 2012

Kiai Seniman, Tersesat di Jalan yang Benar

Kiai Seniman, Tersesat di Jalan yang Benar

Draf biografi tokoh aseli Magelang
(Pondok Pabelan didirikan sekitar tahun 1800-an oleh Kiai Raden Moehamad  Ali tapi terhenti saat santri dan penduduk Pabelan ikut di belakang Kiai Modjo dalam Perang Diponegoro (1825-1830). Usai perang itu pondok dilanjutkan putranya, Kiai Imam. Selanjutnya dikelola oleh dua anaknya, Kiai Mukmin dan Kiai Hamdani lantas surut-terhenti. Tahun 1940-an di awal masa pendudukan Jepang Pondok Pabelan dibangkitkan oleh Kiai Anwar (keturunan ketiga pendiri) bersama kedua anaknya Kiai Adam dan Kiai Cholil serta berikutnya oleh sang menantu, Kiai Asror. Tetapi tahun 1953 bersamaan wafatnya Kiai Asror Pondok Pabelan surut-terhenti lagi)

Ide Pokok : Membangkitkan Pondok Pabelan dengan visi dan pendekatan baru
Tema : Kiai Hamam Dja’far (1938-1993) terpanggil untuk membangkitkan lagi warisan leluhurnya berupa Pondok Pabelan tapi dengan visi danpendekatan baru setelahbeliaungangsu kawruh di Pondok Modern Darusalam Gontor (PMDG)dan sempat mencicipi aroma politik Indonesia (1960-an). Kebangkitan kembali Pondok Pabelan ini ternyatamembangunkan kesadaran hidup danmengubahpolahidup warga Desa Pabelansehingga lebih positif-rasional. Bahkan di kemudian hari Pabelan menjadi ajang pergulatan ide serta gerakan alternatif dari sebagiantokoh Indonesia bagi model pembangunan yang lebih manusiawi.
Sinopsis (dari Cerita Lengkap) :
1.    Ustad Hamam muda, sekretaris pribadi KH Ahmad Sahal dan KH Imam Zarkasyi (pimpinan PMDG) tertantang bisa mewujudkan isi ceramahSyekh Universitas Al-Azhar Kairo, untuk mendirikan 1000 Pondok Gontor di Indonesia. Mendadak perwakilan warga dari desa Pabelan datang di Gontor untuk menjemput dan meminta beliau pulang guna memimpin masyarakat. Sampai di tanah asal beliau juga dinikahkan. Kemudian beliau ditugasi oleh PMDG untuk mengurusi tanah-wakaf dan mengikuti sebagian kegiatan KH Idham Chalid sang Wakil Perdana Menteri (Waperdam RI)yang juga pimpinan PBNU ke seantero negeri hingga sekitar tiga tahun. Kesempatan ini digunakan untuk berpikir lebih mendalam sambil membaca peta-situasi Indonesiaterbaru. Hingga akhirnya bulat-tekadlahsudah niat Ustad Hamam untuk membangkitkanlagi warisan leluhurnya berupa Pondok Pabelan dengan visi dan pendekatan baruseiring dinamika zaman.Bismillah, setiap pembaharu gerakan Islam memang kembali ke kampung asalnya, bergerak mulai dari dalam, menjaga diri sendiri dan keluarganya, bukan bergerak dari luar. Usianya saat itu 25 tahunan.
2.    Di kampung asal Ustad Hamam secara tulus-seriusmendatangi wargapotensial dan tokoh, berdialog soal kehidupan mereka sambil mengidentifikasi masalahdesa serta mendiskusikan bagaimana solusinya.Warga Pabelan saat itu lebih dikenal sisi negatifnya yang miskin, terbelakang dan bodoh, bahkan pengemis-pemalas. Cara dan temuan itu mengagetkan warga yang jarang disapa, tak pernah diajak bicara-berpikirdan dihargaitapi berakibat bagusyakni terangkatnya harga-diri karenamerasa dimanusiakan. Warga tersadar, merasa perlu membenahi hidupnya dansiaga untuk mengikuti arahan-bimbingan Ustad Hamam. Pengajian Senin sore diadakan di masjid dengan materi Tasauf modern. Pengajian malam Sabtu khusus untuk pemuda dengan materi motivasi. Muncullah hal ini sebagai gerakan baru dengan gairah baru warga dalam ber-Amal-Salih lewat jimpitan, Siskamling, zakat-infaq, dll. Suatu saat pak Dja’far (Djapar), ayahanda Ustad Hamam menangis serius karena dizalimi orang tetangga dusun. Ustad Hamam ‘tidak-terima’. Ditabuhlah kentongan titirhingga para pemuda berkumpul. Ini gabungan soalbirrul walidain,muruah dan kebenaran yang harus ditegakkan. Puluhan pemuda siap membantu. Duduk-masalah dikemukakan, lantas sasaran pun ditentukan, target dirumuskan, strategi ditetapkan, orang-orang diatur, operasi dimulai dan segera tantangan-tuntutan dilakukan. Serombongan besar pemuda itunglurug. Teganglah penduduk Pabelan saat itu dan selama lebih lima jam sampai datangnya jawaban minta maaf dan pengakuan bersalah. Tak ada kekerasan. Ketegangan pun pada akhirnya reda namun warga Pabelan justru menjadi solid berada di bawah kepemimpinan Ustad Hamam. Secara pelan tapi pasti berubahlah sikap mental warga Pabelan dari yang dulu lebih dikenal sebagai pemalas-pengemis dan tukang kelahimenjadi pekerja keras yang pantang menyerah dan bersikap proporsional manusiawi.
3.    Bertepatan dengan weton Ustad Hamam, pada hari Sabtu Paing tanggal 28 Agustus 1965 berdirilah Pondok Pabelan secara resmi dengan nama Balai Pendidikan Pondok Pabelan.“Bismilah kita dirikan pesantren ini sebagai perwujudan dari totalitas saya mengamalkan inna salati wa nusuki wa mahyaya wa mamati lillahi rabil alamin melalui pesantren”. Santrinya ada 35 orang putra-putri semuanya aseli desa Pabelan. Kelasnya di pendopo rumah beliau dengan peralatan dan perlengkapan amat sederhana. Pondokan-asramanya rumah-tua di depan masjid yang kemudian dikenal sebagai the ancient room. Sistem pembelajarannya meniru di PMDG. Adiknya, Ahmad Mustofa dan familinya, Wasit Abu Ali yang masih kuliah di IAIN Yogya ikut membantunya mengurusi pondok dan mengajar. Tokoh masyarakat Pabelan yang berlatar pesantren dan juga punya keahlian tertentu dimintanya membantu mengajar sesuai pilihan-keahliannya. Selain pelajaran resmi PMDG banyak kegiatan tambahan seperti keterampilan tukang-kayu, bertani, ternak ayam. Sungguh proses ini menjadi gerakan pemberdayaan dan pendewasaan masyarakat, the real learning community.Pada tahun kedua, 1966santrinya datang sudah dari sekitar Kabupaten Magelang, tahun 1968dari seputaran Jawa Tengah serta pada  tahun 1970-an sudah berdatangansantri dari Sumatera, Sulawesi, Lombok, dll.Panggilan beliaupun diubah masyarakat menjadi Kiai Hamam Dja’far. Aneka cara baru dilakukan Pondok Pabelan untuk dikenal publik dan diperhatikan masyarakat. Kalau bingkai pengajaran seorang guru adalah papan-tulis, maka bingkai pendidikan Kiai Hamam berupa Pondok Pabelan: apa saja yang ada dan terjadi di pondok merupakan bahan dan proses pendidikan. Beliau meng-Islamkan batu kali Pabelan, beliau mengubah hukum pupuk bagi tanaman dari haram menjadi sunnah, membuat jendela rumah warga. Bahkan tahun 1967 beliau menjadi petani teladan Kabupaten dan tahun 1968 menjadi petani teladan nasional.“Petani menanam padi akan memanen padi, tapi kalau kiai menanam padi bisa menghasilkan diesel, pompa hidram dan lain-lain,” jelasnya.
4.    Silaturahmi kepada para kiai dan pesantren di sekitar Magelang serta Jawa Tengah rutin dilakukan Ustad Hamam. Selain mendapat restu dan saran soal Pondok Pabelan beliau juga mendapatkan kepercayaan untuk masuk organisasi Ittihad al-Maahid al-Islamiyyah (IMI) Kabupaten Magelang, hingga kemudian beliau menjadi Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah. Akses kepada pejabat pemerintah juga kuat baik yang ada di daerah, di tingkat provinsi maupun di pusat , termasuk silaturahmi kepada para karibnya yang dari Gontor, rekannya di PII maupun temannya di GP Anshor.Suatu ketika semua santri Pabelan baik putra maupun putri diminta berpakaian putih-putih. Yang putra dilengkapi peci-hitam dan yang putri rambutnya dikelabang-dua dikucir pita merah. Mereka satu-persatu berurutan di sebelah kiri jalan dimulai dari pondok berjalan kaki tanpa berbicara menuju Muntilan dan mengelilingi kota kecil itu hingga  berkumpul di terminal Muntilan. Kemudian secara berkelompok santri naik delman, kereta berkuda, kembali ke pondok. Jumlah santri 200-an orang. Semua delman yang ada tersewa bahkan kurang hingga ada delman yang sampai tiga kali pulang-pergi mengangkut santri. Usai itu barulah heboh. Setiap orang di Muntilan yang melihat langsung ‘pertunjukan mencolok’ itubertanya-tanya siapa mereka hingga menjadi buah-bibir masyarakat dan semua sais-kusir delman di Muntilan secara otomatis menjadi sumber informasi-jawabannya. Bahkan belakangan kiai dan pimpinan pesantren lain ikut mengomentarinya serta bertanya. Kok ada santri putrinya juga? Kalau santri putri sebaiknya pakai kerudung jangan rambutnya dikelabang pakai pita merah seperti itu!
5.    Tahun 1970 kekhasan-keunikan Pabelan itu mulai dilirik pemerhati baik dari dalam maupun luar negeri. Kemampuan komunikasi Kiai Hamam bagus, kepribadiannya menarik, rasa percaya dirinya amat kuat, gaya bicaranya mengesankaan serta minatnya amat luas itu menjadikan siapapun tamu yang hadir menjadi tertarik akan Pabelan. Aktivis LSM/NGO, kaum intelektual kampus, agamawan, seniman dan politisi berdatangan baik sekadar ingin tahu, melihat langsung, bertukar-pikiran maupun hingga mewujudkan ide kreatif-alternatif yang mungkin dilaksanakan. Pabelan pada saat itu seperti ajang bursa ide dan pemikiran. Ketika tamu dari pemerintah Thailand akan datang, pagi-pagi dengan mengajak santri yang membawa baskom besar Kiai berniat memborong minuman khas Cendol Semen sebagai suguhan. Pak Cendol pagi itu baru mulai buka warung. Kiai Hamam mengutarakan maksudnya memborong cendol. “Tidak boleh. Bagaimana kecewanya mbok-mbok gendong yang biasa datangmembeli cendol?”Jawab Pak Cendol retoris. Kiai Hamam masih mendesak. “Benar bahwa saya memang jualan cendol dan saya dapatkan untung, tetapi bukan untung utamaya melainkan peran dan manfaat cendol saya bagi sesama. Pernahsaya alami ora bathi satak ananging bathi sanak,” lanjut Pak Cendol. Kontan Kiai Hamam tersadar, minta pamitsegera untuk beristighfar, menyesali-diri karena beliau ternyata ‘dikalahkan’ kepekaan manusiawi-nya oleh seorang Manusia Besar yang memilih ’profesi’sebagai tukang cendol.
6.    Pabelan milik siapa saja yang datang untuk belajar. Diterimanya santri bukan dari seleksi akademis melainkan dari niat dalam belajar. Santrinya nano-nano, ada yang biasa, ada yang pintar dan ada juga yang nyaris jongkok akademik tetapi berniat belajar. Inilah potret realitas kehidupan yang beraneka-ragam. Prinsip “milik siapa saja yang datang” ini pula yang menjadikan Pabelan selalu terbuka untuk semua golongan, ya laki-laki ya perempuan; ya Muhammadiyah ya NU; bahkan yang muslim maupun nonmuslim. Pada tahun 1965 dan dekade 1970-an kaidah terbuka seperti itu pastilah masih sangat aneh bahkan dinilai “tersesat” tetapi sesuai dinamika zaman yang menuju era keterbukaan dan hidup saling bergantung maka prinsip terbuka akhirnya wajar, dan menjadi “benar”. Ungkapan yang bernas mengenai hal ini adalah “Pabelan tersesat di jalan yang benar”. Sahabat dan teman Kiai Hamam berasal dari berbagai latar-belakang. Romo Mangunwidjaja nasrani yang dikenal sebagai sastrawan-teolog-teknolog itu jika di Pabelan lebih sering dikira Kiai karena biasa memakai pecis sementara Kiai Hamam justru gundulan. Arif Budiman yang dikenal sebagai ‘bapak-demonstran’ itu mengapresiasi santri-santri putri Pabelan yang aktif. Gus Dur kalau ke Pabelan bersama isteri hingga menginap berhari-hari. Chairul Umam dan WS Rendra bahkan membuat film Al-Kautsar di Pabelan. Itulah sebagian dari tamunya. Kepada para alumni yang hadir Syawalan dalam suatu kesempatan Kiai Hamam menceritakan mimpinya. Beliau didatangi ayahanda, Kiai Dja’far almarhum dan diberi uang lima ribu rupiah. “Kalau lima ribu diibaratkan lima tahun, sekarang tahun 1988, jangan-jangan tahun 1993 saya meninggal,” katanya. Semua hadirin hanya menganggap Kiai Hamam bergurau yang memang sering dilakukannya. Namun apa yang terjadi? Pada tanggal 17 Maret 1993 di RS Lestari Rahardja Magelang petang hari saat TVRI menyiarkan pengumuman Kabinet Baru, Kiai Hamam meninggal dunia. Inna lillahi wa inna ilaihi raji’un.Bilabenar beliau senimankok memilih pondok tentu itu ‘tersesat’ tetapi berada di ‘jalan yang benar’, karena mampu membuktikan bahwa Pondok Pabelan bangkit dengan seni-hidup yang bermanfaat bagi lingkungan, masyarakat, umat dan bangsa. 
Basis Cerita (Tulang-punggung cerita, latar-tokoh, problem, hambatan, penyelesaian):
Plot (Rangkaian peristiwa yang berhubungan logis sebab-akibat): Treatment
Skenario :

Rabu, 05 September 2012

Psikologi Kognitif (3 SKS)


Magister Studi Islam Program Pascasarjana UMY
Psikologi Kognitif (3 SKS)
Dr. Sugiyanto

Materi Kuliah :
  1. Lingkup kajian psikologi kognitif
  2. Proses kognitif
  3. Persepsi dan atensi
  4. Model memori
  5. Pengetahuan umum: skema
  6. Emosi
  7. Pemahaman bahasa
  8. Produksi bahasa
  9. Pemecahan masalah
  10. Kreativitas
  11. Pengambilan keputusan
  12. Risiko pengambilan keputusan

Tujuan penyajian matakuliah ini agar mahasiswa mampu:
(1)   menjelaskan konsep kognitif disertai contoh penerapannya, dan
(2)   menggunakan konsep kognitif untuk mengkaji masalah pendidikan secara kritis.
Bobot Nilai (a) Ujian 30% dan (b) Laporan studi lapangan 70%
Referensi Utama
Matlin, M. W. 1998. Cognition. Orlando, Florida: Harcout Brace & Company
Parkin, A. J. 2000. Essential Cognitive Psychology. Hove, East Sussex: Psychology Press
Sugiyanto, Ph. D. ; S1 Psikologi UGM; S2 dan S3 Psikologi Industri Human Factors (ergonomika-psikologi kerja) di University of South Dakota Mild West, USA. Kantor tetap UGM FPsi Gedung A Ruang 205 dan atau 210. e-mail: Sugiyanto@Ugm.Ac.Id.        


A. Catatan Kuliah Ahad, 24 Oktober 2004
Apa yang dipelajari psikologi? Perilaku manusia (behavior) meliputi hal-hal :
  • tampak atau overt yang dapat diamati secara langsung
  • tak tampak atau covert yang tidak dapat diamati secara langsung

Pendekatan Psikologi :
  1. Psikodinamika
  2. Perilakuan atau behavioral
  3. Humanistik
  4. Fisiologis, dan
  5. Kognitif
Ad. 1. Psikodinamika, psikoanalisis
  • Perilaku menunjukkan keinginan tak tersadari dan konflik internal
  • Sigmund Freud (Id-Ego-Superego)
  • Contoh: asosiasi bebas untuk melepaskan pikiran tertekan
Ad. 2. Perilakuan, behaviorisme
  • Perilaku adalah aktivitas yang dapat diamati
  • Teori berdasarkan observasi terhadap organisme sederhana
  • John B. Watson: perilaku hewan
  • SR atau StimulusàRespons (Pegawai Negeri)
  • RS atau ResponsàStimulus (Wiraswasta)
Ad. 3. Humanistik, kekuatan ketiga (setelah perilakuan dan psikodinamika)
  • Pengalaman subjektif manusia sebagai makhluk hidup seutuhnya yang bebas memilih dan punya potensi
  •  Dimulai dari Abraham Maslow: studi tentang hierarki kebutuhan manusia
  • Contoh: manusia tak hanya hidup untuk makan, minum dan seks
Ad. 4. Fisiologi-Psikologi
  • Proses biologis mendasari perilaku
  • Asumsi bahwa tiap kejadian psikologis berkaitan dengan kejadian biokimiawi
  • Biokimiawi: dasar komunikasi antara sel syaraf dengan hormon
  • Hippocrates Yunani
  • Contoh: Position Emission Tomogram (PET); scan pada orang agresif-aktif
Ad. 5. Kognitif; Revolusi Kognitif
  • Proses berpikir dan mengetahui
  • Teori berdasarkan proses internal atau proses mental: berpikir, atensi, memori
  • Dimulai oleh Wilhelm Wundt Jerman, studi tentang diri sendiri melalui introspeksi
  • Contoh: alasan yang berbeda-beda terhadap kejadian yang sama

Proses apa yang dipelajari dalam Psikologi Kognitif?
  1. Memperoleh stimulus eksternal (objek yang ditangkap indera: visual, auditori)
  2. Mengubah stimulus menjadi informasi
  3. Menyimpan informasi
  4. Mengolah informasi (berpikir)
  5. Menggunakan informasi

Wujud stimulus eksternal visual bisa sederhana (bentuk, warna RGB) bisa kompleks.
Sejarah Kajian Kognitif :
  • Abad ke-19     Wilhelm Wundt          : introspeksi
                              Herman Ellinghaus      : memakna
                              William James 1890    : principle of psichology
  • Abad ke-20     John Watson               : behaviorisme
                              Gestalt; F. Bartlett
  • Abad ke-21     MIT Boston                : Miller 7+2 unit
                              Noam Chomsky          : psikolinguistik
                              Jean Piaget                  : psikologi perkembangan
     

B. Catatan Kuliah Ahad, 7 November 2004
      Persepsi dan Atensi
      Stimulus                                             Informasi
      * Deteksi ada atau tiada                     * Persepsi
                                                                  * Memberi label (Nama dan atribut)
                                                                  * Label: sederhana atau kompleks
Deteksi: Faktor yang mempengaruhi
  • Sensitivitas Indera      : indera yang sensitif mampu mendeteksi stimulus secara mudah
  • Intensitas Stimulus      : stimulus yang intensif (misalnya kuat) lebih mudaj dideteksi
  • Intensitas Distraktor   : distraktor yang intensif mengganggu deteksi indera
Persepsi: Pengenalan Stimulus dan Pemberian Label
  1. Perbandingan pola utuh          : stimulus dibandingkan satu per satu dengan informasi yang telah dimiliki
  2. Perbandingan per bagian         : bagian stimulus dibandingkan dengan bagian informasi yang telah dimiliki untuk dicari persamaan dan perbedaannya
  3. Perbandingan bagian-keseluruhan : stimulus dianalisis secara komprehensif
  4. Prototipe         : stimulus dibandingkan dengan informasi ideal yang dimiliki


Teori Atensi
  1. Kapasitas Terbatas      : energi tetap seperti sumbat botol
  2. Kapasitas Tak Terbatas : energi dinamis, fleksibel
  3. Pemrosesan Terpisah   : dikontrol dan otomatis
  4. Pemrosesan Integratif : pra-atentif dan fokus/serial
Keterampilan Otomatis
  • melakukan 1 aktivitas yang berlangsung dengan sendirinya
  • melakukan 2 aktivitas (atau lebih) yang berlainan tetapi tidak saling mengganggu

Model Memori
Magnetic Resonance Imaging (MRI) per milidetik
  1. Struktural (Atkinson – Shiffrin) :
  • Memori sensori (beberapa ratus milidetik) hilang
  • Memori jangka pendek, short term memory  (beberapa detik-menit) hilang
  • Memori jangka panjang, long term memory (jam-tahun-puluhan tahun) menetap
  1. Level Pemrosesan (Craik – Lockhart)
  • diproses secara dangkal
  • diproses secara mendalam
  1. Substansi Materi (Tulving)
  • Memori Episodik : kejadian, waktu dan hubungan antarkejadian
  • Memori Semantik-Generik : pengetahuan yang relatif tetap (mis. Sifat benda)
  • Memori Prosedural : cara melakukan sesuatu spt urutan secara rinci
  1. Distribusi Pemrosesan Paralel (Mc Clelland)
  • Suatu stimulus sekaligus mengaktifkan beberapa simpul informasi
Informasi dalam memori jangka panjang (LTM):
  • nama (label-sebutan-atribut)
  • sifat objek
  • spasial (ruang-tempat-lokasi)
  • bahasa: makna
  • nilai dan norma sosial
  • peristiwa
  • keterampilan motorik
Memori jangka panjang (LTM) ini bisa berupa
  • memori episodik,
  • memori semantik dan bisa pula
  • memori prosedural

Pilihan topik laporan studi lapangan :
  1. Perbandingan Persepsi Anak dan Orangtua
  2. Perbandingan Persepsi Siswa SD dan Gurunya
  3. Perbandingan Persepsi Suami dan Isteri tentang Benda Duniawi
  4. Kemampuan Anak untuk Mendeteksi Stimulus Visual yang Kompleks
  5. Kemampuan Siswa SD untuk Mendeteksi Stimulus Suara yang Sederhana
  6. Mekanisme Kognitis Orang yang Berbohong
  7. Memori Orang yang Menyaksikan Kejahatan
  8. Memori Anak tentang Peristiwa Penting yang Pernah Dialaminya Sendiri
  9. Memori Prosedural untuk Menolong Orang Lain dalam Situasi Darurat
  10. Kemampuan Memori Khatib tentang Materi Khutbahnya
     

C. Catatan Kuliah Ahad, 28 November 2004
Faktor penentu akurasi (memori) rendah atau tinggi :
  • konteks memasukkan dan menggunakan informasi: encoding specificity
  • tugas : implisit – eksplisit
  • keahlian : expertise
Model Memori Semantik :
  • Feature Comparison    : Smith
·         defining features (utama: satu/dua)
·         characteristic features (tambahan ciri)
·         contohnya untuk feature comparison adalah teknik verifikasi kalimat berdasarkan response latency (lama waktu mengatakan ya/tidak) dan efek (ukuran kategori: kecil-besar—ikan paus makhluk hidup menyusui; tipikalitas :kekhasan; konteks :priming effects; betul-salah)
  • Jaringan           : Collins, Loftus, Anderson dengan ACT

Radial Diagram
  • Prototip           : Elanor Rosch dengan contoh ideal dan karakteristik prototip adalah: (a) contoh konsep/kategori (b) acuan = referensi (c) direnspons cepat setelah priming (d) pengganti suatu konsep/kategori (e) mempunyai atribut umum paling banyak (f) disebut pertama dalam kalimat (g) cepat dipelajari

Target Diagram



Skema atau Kerangka Berpikir
Skema: Pengetahuan yang bersifat relatif tetap, konsisten, sama dari waktu ke waktu
Macam Skema:
  • Skema Orang, person schema (a) pengetahuan tentang satu orang (b) tak tergantung tempat dan waktu (c) tak tergantung peran orang, dll.
  • Skema Peran role features (a) pengetahuan tentang peran tertentu (b) tak tergantung siapa orangnya (c) tak tergantung waktu
  • Skema Peristiwa event schema (a) pengetahuan tentang peristiwa atau kejadian tertentu (b) tak tergantung siapa orangnya
Proses Pembentukan Skema :
  • Seleksi materi yang konsisten dipisahkan dari yang inkonsisten
  • Abstraksi
  • Inferensi
  • Integrasi

EMOSI : tegang -- rileks
Kasus-kasus Menarik :
  • A mistery in the deep 2000 di Kursk Rusia    : 113 orang dalam kapal-selam mati secara perlahan-lahan. Bagaimana panik dan takutnya mereka?
  • The time traveler 1962+2002 John Glenn Amerika Serikat
Emosi = afeksi = suasana hati = mood. Kemampuan afektif emosi itu mengetahui emosi diri sedangkan kemampuan afektif empati adalah kepedulian terhadap orang lain
Komponen Emosi:
  1. Physiological Arousal : detak jantung bertambah cepat dan berkeringat
  2. Motor Expression        : wajah berubah, anggota tubuh bergerak-gerak
  3. Action Tendency          : memukul dan lari
  4. Conscious Feeling       : senang dan marah
Emosi : Inborn – Learned
Emosi Dasar: Inborn – Warisan Biologis
  • bayi usia beberapa jam menunjukkan emosi yang serupa dengan orang dewasa
  • semua bayi (juga buta, tuli) menunjukkan ekspresi wajah yang sama dalam situasi yang sama
  • bayi usia beberapa minggu mengenali ekspresi wajah bayi lain
  • sejumlah ekspresi emosi serupa pada budaya yang berbeda-beda
Teori Emosi
(1) William James – Lange            : Persepsi à Respons Tubuh à Emosi Terjadi
(2) Cannon – Bard                                    : Persepsi menuju (*) Respons Tubuh (*) Emosi Terjadi
(3) Facial Feedback           : Persepsi à Ekspresi Wajah à Emosi Terjadi
(4) Label Teori      : Persepsi à Respons Tubuh à Otak Melabel à Emosi Terjadi
Emosi sebagai sinyal atau pertanda serta sebagai evaluasi terhadap lingkungan



D. Catatan Kuliah Ahad, 12 Desember 2004

Sandra Scarr, seorang ahli bahasa
Nature-Nurture (Dasar-Ajar)
Periode Sensitif
  • Verbal             : kultural/budaya berupa ucapan atau tulisan
  • Nonverbal       : free culture berupa isyarat (sign language) dan simbol
Pemahaman : yang ditangkap dari ucapan/tulisan orang lain
Produksi       : yang dihasilkan berwujud ucapan/tulisan sendiri

Noam Chomsky : Kompetensi dan Penerapan
  • Chomsky membedakan pengetahuan tentang suatu bahasa dari penggunaannya
  • Kompetensi : pengetahuan seseorang tentang aturan (tatabahasa) al menjelaskan urutan kata-kata dalam suatu kalimat
  • Penerapan : penggunaan bahasa yang benar-benar dilakukan oleh seseorang
Grammar Structure
  • Simple Active Affirmative Sentence, kalimat sederhana yang berupa pernyataan aktif
  • Parsing, mekanisme logis yang digunakan untuk mencegah suatu kalimat ke dalam elemen-elemen. Pak Ali mencium anaknya; maka ada banyak sekali tafsiran lewat penggantian –nya pada kalimat tersebut.

Akuisisi: Pemahaman Bahasa
  • Dasar Bahasa
  • Persepsi Ucapan
  • Proses Membaca (a) gerakan mata : saccadic tanpa kepala bergerak, rentang perseptual, fiksasi-berhenti, regresi-mundur (b) tulisan-bacaan : stimulus terbatas pada huruf, tersebar pada ruang/tempat, terdapat batas antarkata, pembaca dapat mengontrol kecepatan dan pembaca dapat mengulang-ulang
  • Pemahaman Wacana/Diskursus (a) inferensi—pengambilan kesimpulan dan (b) meta komprehensi

Produksi Bahasa
Psikolinguistik mempelajari bagaimana orang belajar dan menggunakan bahasa untuk mengkomunikasikan gagasan
Struktur ‘surface’ : kata yang diucapkan/ditulis ; kembang anglo menyan
Struktur ‘deep’ : makna yang mendasari kata-kata yang diucapkan/ditulis
Transformasi adalah mengubah dari pikiran (LTM) ke dalam tulisan atau ucapan (info ekspresif) ataupun mengubah dari ‘deep’ (keinginan) ke ‘surface’ (pernyataan). Kontekstual

E. Catatan Kuliah Ahad, 26 Desember 2004

Problem Solving
Berpikir :
  • Going beyond the information given
  • Menjelajah di luar lingkup informasi yang diterima
Awal         : Menerima informasi
Tengah      : Proses memanipulasi informasi
Akhir         : Menghasilkan informasi baru
(1)   Penalaran deduktif-induktif (deductive-inductive reasoning). Penalaran deduktif adalah prinsip umum dikenakan pada hal-hal yang khusus; berdasarkan aturan umum diterapkan pada hal-hal konkret. Penalaran induktif adalah dari hal-hal yang khusus diambil kesimpulan umum dan sifatnya generalisasi.
(2)   Pemecahan masalah (problem solving). You want to reach a certain goal, but the path toward that goal is not immediately obvious (Squire, 1992). Berangkat à Hambatanà Tujuan; format tiga hal itulah alur masalah.
Sifat masalah bisa (a) well defined yang dapat dirumuskan dengan jelas sehingga bisa dipecahkan serta (b) ill defined yang tidak dapat dirumuskan secara jelas. Tahap pemecahan masalah terdiri atas empat hal yakni (i) menemukan masalah – saya tak tahu apa yang terjadi pada diri saya… (ii) memahami masalah – bisa merumuskan masalah dengan sudut pandang sendiri entah lewat simbol matematika, daftar rinci, matriks dua dimensi, diagram pohon, grafik waktu, dll.; (iii) mencari banyak alternatif serta (v) menentukan alternatif.
(3)   Pengambilan keputusan (decision making)

Kreativitas ; ability to do something that is both novel and succesfull.
Terdapat empat tahap dalam proses kreatif yakni
  1. persiapan – mempertimbangkan tanpa mendapatkan jawaban
  2. inkubasi – tidak memikirkan masalahnya
  3. iluminasi – pencerahan sebagian ataupun keseluruhan
  4. verifikasi – evaluasi – elaborasi – membuktikan bahwa jawaban itu benar
Soal : bagaimana cara mengevakuasi 3 ekor kambing dan 3 ekor harimau hanya dengan satu buah sampan yang bila tanpa pengawasan manusia tentu harimau akan makan kambing.
Hambatan kreativitas
Potentially each person has the psychic emergtency he needes to lead a creative life.
  • kelelahan karena terlalu banyak tuntutan
  • mudah terganggu – kesulitan melindungi – menyatukan energi
  • malas atau tidak disiplin untuk mengontrol penggunaan energi
  • tidak mengetahui cara menggunakan atau menyalurkan energi
(1)   Set mental – ’mental set’ : cara berpikir terkungkung
(2)   Fungsi tetap – ‘functional fixedness’ – objek mempunyai fungsi tetap
(3)   Masalah kabur – ‘uninsightfull problem’ – masalah tidak mengandung pencerahan
(4)   Masalah latihan – ‘exerciseless’ – otak tidak pernah dilatih dengan sengaja
Memacu Kreativitas
  • mencari satui kejutan baru setiap hari
  • mengejutkan seseorang setiap hari
  • menulis hal-hal yang spontan hinggap di pikiran sesegera mungkin
  • menelusuri hal-hal yang aneh atau luar biasa
Radial Diagram







F.  Catatan Kuliah Ahad, 9 Januari 2005

      Di Amerika Serikat hanya ada satu rekening dan satu alamat telepon yang ditunjuk pemerintah untuk menangani satu bencana nasional. Tidak semua yang sentralistik itu salah yakni untuk keefektifan pengelolaan. Seperti di Indonesia sungguh banyak alamat dan rekening yang semuanya jadi individualistik ataupun lokalistik sehingga tampak nggedabyah pengeloaannya. Kasus bencana gempa-tsunami di NAD pada 26 Desember 2004 yang lalu ini sungguh ironis, serba mesakake; terlalu banyak lembaga yang ingin beribadah tetapi tidak ada satu lembaga yang terpercayai oleh semuanya. Jika misalnya hanya Palang Merah Indonesia (PMI), mungkin lebih teratasi. Wallahu a’lam bis shawab.

Pengambilan Keputusan
  • Memilih untuk melakukan satu tindakan di antara beberapa pilihan tindakan
  • Pilihan tindakan minimal 2, misalnya ya – tidak
Cara Heuristik: cara pengambilan keputusan yang paling besar kemungkinannya mendapatkan hasil yang benar. Misalnya untuk menentukan alamat e-mail, seleksi calon karyawan, menentukan pilihan pekerjaan/profesi, menentukan dokter, bank, dll.

Empat Pengambilan Keputusan Heuristik Klasik, yaitu:
  1. Representativeness – apakah mewakili?
  2. Availability – apakah informasi tersedia?
  3. Framing Effect – apakah penyajian netral ataukah bias?
  4. Anchoring and adjusment – apakah mengikuti patokan? Penyesuaian?
Ad. 1. Representativeness atau “iklan” ditentukan oleh
  • ukuran Sampel : sampel besar lebih representatif dibanding sampel kecil
  • Jumlah Kejadian : kerapkali terjadi lebih representatif dibanding yang jarang terjadi
  • Kombinasi 2, 3 kejadian :tanpa kombinasi kejadian lebih representatif dibandingkan dengan kombinasi
Ad. 2. Availability atau ketersediaan dan kemudahan memperoleh informasi
  • Regency :informasi yang terakhir akan digunakan daripada info lama
  • Familiarity :informasi yang sudah dikenal akan digunakan daripada yang baru dikenal
ad. 3. Framing effect ditentukan oleh dua hal yakni
  • cara penyajian informasi sebagai latar belakang
  • susunan kalimat yang terfokus pada satu hal dan mengabaikan yang lain
ad. 4. Anchoring & adjusment ditentrukan oleh dua hal :
  • pilihan didahului oleh patokan (standar/norma)
  • pengambilan keputusan cenderung menyesuaikan diri dengan patokan
  • (tambahan) perlunya dissenting opinion untuk membuat bandingan
Pengambilan Keputusan

Tingkat Pengambilan Keputusan
  • individual
  • kelompok kecil
  • kelompok besar
Macam Risiko Akibat Keputusan:
  • tanpa risiko
  • berisiko – keputusan kritis – risiko rendah dan risiko tinggi
Perilaku Pengambil keputusan
  • Risk taking behavior                :suka mengambil risiko
  • Risk avoidance behavior         :menghindari risiko
Pengambilan Keputusan Kritis; memilih untuk melakukan sesuatu yang :
  • tanpa dasar informasi yang lengkap dan dapat dipercaya
  • tanpa bisa memprediksi akibatnya secara pasti
  • jika salah ambil keputusan berakibat parah (intensif) berdampak luas (ekstensif)



Groupthink; pengambilan keputusan oleh kelompok kecil  
  • unit analisis adalah kelompok kecil, bukan individu spt presiden, direktur, kepsek
  • kelompok kecil: tim penasihat presiden, dewan direktur, pimpinan sekolah, dll
  • biasanya ada antesenden; sesuatu yang mendahuluinya dengan karakteristik :
(1)   isolasi informasi
(2)   latar belakang ideologi homogen
(3)   kelemahan kepemimpinan objektif
(4)   kelemahan prosedur sistematis
(5)   tekanan eksternal besar
(6)   mengalami dilema moral
akibatnya keputusan tersebut tidak optimal.
Indikator :
  • overestimasi kekuatan kelompok
  • pikiran tertutup (stereotip terhadap out group)
  • tekanan kelompok terhadap anggota kelompok (di antaranya self censorship, sensor terhadap diri sendiri)
Contoh groupthink dan berakhir gagal di antaranya:
(a)    Challanger tahun 1986 : ada informasi yang tidak digunakan; pendapat ahli yang diabaikan dan tidak dipertimbangkan
(b)   Krisis Cuba tahun 1961 : menyerang dan gagal
(c)    Kelompok militer atau kelompok medis diusahakan selalu ada anggotanya yang baru; bukan tim tetap untuk menghindarkan diri dari groupthink tersebut.
Groupthink seringkali tidak optimal karena tidak objektif; upaya untuk mengatasinya adalah dengan usaha-objektif; mengubah kelompok; selalu ada yang baru, dll.