Rabu, 24 Desember 2014

BTM buletin

Buletin Edisi No. 07: Januari 2015/Maulud 1436
BTM  AMMAN
Tahun Model Baru
                Bismilah kita memasuki 2015. Tahun dimulainya Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA). Semoga tidak sekadar waktu dan angka tahunnya yang baru. Sebab di tengah cepatnya perubahan sosial seperti saat ini segala hal baru menjadi niscaya dan biasa terjadi. Apalagi mengalirnya waktu seolah tak terasa: hari baru, bulan baru, tahun baru, dekade baru. Cepat, run away bahkan fly away. Bersamaan dengan cepatnya perubahan itu bagaimana kesadaran, mentalitas, sikap dan keterampilan kita mampu membersamai perubahannya?
                Manusia memang makhluk pemberi makna. Tahun baru dimaknai dengan rencana baru, harapan baru, juga semangat baru. Bila tak mampu semua baru ya melanjutkan rencana lama dengan cara dan pendekatan baru guna target lama tercapai. Atau sekalian dengan sasaran baru. Alat dan perangkat, mungkin perlu dibarui. Inilah yang sering disebut model baru. Ya, tahun baru selayaknya diikuti dengan model baru. Tentu jangan asal baru, apalagi yang negatif-rendah.
                Renungan berikutnya soal usia, jatah hidup di dunia ini. Entah akan sampai kapan hidup,  bertambahnya usia berarti makin dekatnya dengan batas ajal. Ya kita pasti akan mati, entah kapan. Maka apakah isi-visi hidup dunia kita ini? Tanpa ada arah-orientasi ‘hidup’ hingga di akhirat sungguh hidup-dunia kita hanya akan disesali. Oleh karena itu mari kita atur, kita tata dan luruskan kembali alur panjang sejak sebelum lahir-hidup-kelak. Orang Jawa menyebutnya sangkan-paraning dumadi. Bismilah, mari kita bertahun baru dan bermodel baru yang sungguh-sungguh benar-baik-indah.
Ayat Unik :
Kesulitan dan Kemudahan
¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ   ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ
Maka (dengan demikian menjadi jelas bagimu, wahai Nabi Muhammad) sesungguhnya bersama (atau sesaat sesudah) kesulitan ada kemudahan (yang besar). Sesungguhnya bersama kesulitan ada kemudahan (yang besar) (QS Alam Nasrah [94]: 5-6)

Hadits Inspiratif :
Membaca al-Quran
Siapa membaca al-Quran sungguh dia sedang menapaki derajat kenabian di antara dua lempengannya, hanya saja dia tidak diberi wahyu (HR Hakim dan Baihaqi).
Nukilan Tarikh :
Yusuf Penuh Ujian
Kisah Nabi Yusuf adalah kisah hidup dengan ujian tanpa henti. Yusuf kecil dibenci kakak-kakaknya hingga dibuang dengan dimasukkan ke dalam sumur-luweng, lantas diperjualbelikan sebagai budak. Yusuf remaja diamanahi menjaga-membersihkan rumah. Yusuf dewasa-muda hidup dirayu, dipaksa, dijebak Zulaikha. Kemudian difitnah elite penguasa hingga dimasukkan penjara. Kalau saja beliau bersikap negatif, menyerah ataupun memprotes atas nasibnya niscaya energi-batinnya boros bahkan minus, penuh derita berkepanjangan. Namun Yusuf selalu ber-SMP, Sikap Mental Positif dan memandang segala sesuatu langsung lurus ke masa depan untuk kelak bertemu Allah yang Maha Kuasa.
Pada setiap kejadian ujiannya Nabi Yusuf selalu bertanggung-jawab dan berinisiatif guna munculnya solusi terindah. Awalnya mungkin belum sekuat itu sikapnya, kepribadiannya. Namun jelas karakter beliau terbentuk oleh cobaan-ujiannya itu hingga muncul sebagai sosok sang penjaga yang mengerti, hafidzun alim (QS Yusuf [12]: 53). Penjaga nilai dan kebenaran yang dilandasi pengetahuan konkret akan setiap masalah yang dihadapinya. Tercakup di sini peka dan memahami masalah yang dihadapi orang-orang di sekitarnya, bahkan masalah umum yang dihadapi kaumnya. Oleh karena itu ketika happy ending, akhir kisahnya membahagiakan, beliau tidak lepas kontrol, beliau tidak bereuforia, tidak mabuk kekuasaan-kenikmatan hidup. Tetap tegak lurus ke akhirat.
Rincian kisah hidup Nabi Yusuf itu termaktub dalam satu surah saja, yakni Surah Yusuf, surah urutan ke-12 yang berisi 111 ayat. Rincian situasi, penggambaran jelas peristiwa, susunan kata-kalimat ucapan yang dialami semua terpapar secara tlesih, hidup, kuat, menakjubkan. Sungguh bodoh bila kita yang Islam tidak mau tahu atau tidak sempat membaca-cermat kisah tersebut guna mengambil hikmah. Bagaimana rasa-rawannya hati Nabi Yakub ketika Bunyamin akan dibawa kakak-kakaknya pergi ke penguasa Mesir, yang tak lain adalah Yusuf? Bagaimana pula kiat mengatasi perasaan yang galau-bingung? Semua itu ada jawaban rincinya dalam Surah Yusuf ini. Bahkan nabi kita, Rasulullah Muhammad SAW sendiri menerima Surah ini saat beliau merasa semplah ditinggal mati Khadijah isterinya dan Abu Thalib pamannya. Itulah tahun kesedihan, am al-huzn. Ok.

Program BTM AMMAN tahun 2015
Pemberdayaan Warga
Berbasis Masjid/PRM
Skim pinjaman guna pemberdayaan ekonomi warga dengan berdasarkan rekomendasi dari Takmir Masjid, Pengurus Jamaah Pengajian ataupun Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) di Kabupaten Magelang ini. Inilah model pinjaman tanggung-renteng per jamaah pengajian. Warga bisa hadir, pinjam, dan mengangsur sewaktu pengajian rutin (mingguan atau tengah-bulanan atau selapanan). Sambil mengaji ada transaksi. Didapatkanlah akhirat tapi juga dunianya. Bismilah.
Caranya:
  1. Isilah formulir QH secara lengkap
  2. Mintalah rekomendasi PRM/Takmir Mesjid/Pengurus Jamaah Pengajian
  3. Tanpa bagi-hasil; hanya dengan infak tak mengikat disertai menabung
  4. Diperuntukkan usaha produktif dan penguatan kerja
  5. Taati SOP pinjaman nonkomersial BTM



Berita :
MUSPIMDA III: SIAP MUSDA
                Tertib organisasi, pilih strategi, songsong masa depan. Musyawarah Pimpinan Daerah (Muspimda) III telah dilaksanakan di SMKM Mungkid hari Ahad, 30 November 2014. Acara sehari yang dibuka oleh KH Dr. H. Fattah Santosa, M.Ag selalu Wakil Ketua PWM Jateng ini dihadiri oleh segenap unsur tingkat daerah dan utusan cabang. “Tertib organisasi adalah ciri Muhammadiyah sejak sebelum Indonesia merdeka dulu,” kata Doktor Fattah PWM. Selain evaluasi kegiatan PDM, Muspimda juga menetapkan beberapa hal strategis ke depan. Pertama, soal Musda tahun 2016; insya Allah diselenggarakan di Sawangan. Kedua, soal utusan PCM dalam Muktamar Makasar 2015; ditetapkan tiga PCM yakni Sawangan, Mungkid dan Kajoran. Namun ada tambahan, apakah akan Candimulyo atau Tempuran ditentukan oleh PDM berdasarkan perkembangan kinerja PCM ybs.


SABTU PENGUATAN IDEOLOGI
Rutin Sabtu pagi di kantor BTM AMMAN ada pengajian guna penguatan ideologi. Segenap pengelola-karyawan ikut serta. Pengisi pengajian di antaranya adalah Drs.H. Jumari (PDM), Miftakhudin, S.Pd.I (PRM Keji), Drs. Hasbi, M.Si (SMPM Kauman), Azizah H, S.Ag (PDNA), Hj. Aminatun (PCA), Azis Lukman, S.Ag (PDPM), H. A.Sirdi-Subagyo (PCM), dan Drs. Hima Sugiyarto (SMPM Plus). “Di tengah cepatnya perubahan dewasa ini jangan sampai kita kehilangan ideologi, kehilangan identitas; maka kita perlu ngaji secara rutin,” kata Ahmad Saefudin, koordinator kegiatan. Sesekali didatangkan pula pembicara yang berbeda, misalnya Sabtu itu pernah diisi oleh Ir.H. Dasron Hamid (UMY), Drs. HM. Izzul Muslimin (PP PM), serta Dr.H. Haedar Nashir, M.Si (PP).



Lima Kata Bijak :
·         Sebagian orang mencela karena Tuhan memberi duri pada mawar, tapi sebagian lain memuji karena Tuhan meletakkan mawar di antara duri (Anonim)
·         Persahabatan karena hubungan dagang jauh lebih baik daripada hubungan dagang karena persahabatan (John D. Rockefeller)
  • Lebih baik membentuk hari esok daripada mengecat masa lalu (Anonim)
  • Hal yang patut kita banggakan bukan karena kita tidak pernah jatuh tetapi kita selalu bisa bangkit ketika jatuh (Confusius)
  • Barang siapa memahami dirinya maka akan memahami Tuhannya (al-Hadits)




Minggu, 14 Desember 2014

Tafsir Ringkas, Perbandingan atas Ayat Tertentu

Temen Kapitunan
Delapan Terjemahan QS al-Ashr [103]: 1-3
ÎŽóÇyèø9$#ur ÇÊÈ   ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 AŽô£äz ÇËÈ   žwÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ  

No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran.
2
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Demi wektu. Sayekti manungsa iku temen ana sajroning kapitunan. Kajaba kang padha angestu sarta anindakake panggawe becik, apa dene weling-wineling ing bener sarta weling-wineling ing shabar.
3
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
Dhemi wektu. Satemene manungsa iku yekti ana ing sajrone kapitunan. Kajaba wong-wong kang padha iman lan nglakoni ngamal saleh lan padha tutur-tinutur supaya padha-padha bisa anaati ing kabeneran lan padha tutur-tinutur supaya padha-padha bisa anetepi ing kasabaran.
4
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
Perhatikanlah masa. Sesungguhnya manusia itu di dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal baik dan berpesan-pesan pada (menjalankan) kebenaran, dan berpesan-pesan pada menjalankan kesabaran. Manusia hidup dalam masa. Masa itu penting. Rugilah manusia yang melewatkan masanya dengan tidak mengerjakan kebaikan baginya dan bagi pergaulan.
5
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
Demi masa (1). Sesungguhnya manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (2) kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran (3). Dalam surat pendek ini tercermin manhaj lengkap bagi kehidupan manusia sebagaimana dikehendaki Islam. Tampak rambu-rambu tashawur imani dengan hakikatnya yang besar-lengkap dalam bentuk yang sejelas-jelasnya dan secermat-cermatnya.
6
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Wal-Ashr, Sesungguhnya semua manusia yang mukallaf di dalam wadah kerugian dan kebinasaan yang besar dan beragam. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal amalan-amalan yang saleh yakni bermanfaat serta saling berwasiat tentang kebenaran dan saling berwasiat tentang kesabaran dan ketabahan.
7
Tafsir A-Azhar (Edisi Baru). Prof. Dr.Hamka. Jakarta: Pustaka Panjimas. 2004/1983
Demi masa! Sesungguhnya manusia itu adalah di dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal shalih dan berpesan-pesanan dengan Kebenaran dan berpesan-pesanan dengan Kesabaran.
8.
 The Glorious Koran. Marmaduke Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
The Declining Day. Revealed at Mecca. By the declining day. Lo! Man is in a state of loss. Save those who believe and do good works, and exhort another to truth and exhort one another to endurance

Aqabah I: Muatan Makna
Delapan Terjemahan atas Ayat pada QS al-Balad [90]: 11-12
Ÿxsù zNystFø%$# spt7s)yèø9$# ÇÊÊÈ   !$tBur y71u÷Šr& $tB èpt7s)yèø9$# ÇÊËÈ  

No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar. 12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
2
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Ya gene padha ora ngelakoni dalan bener klawan temen? Sapa kang meruhake sira nglakoni dalan bener?
3
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
Ananging dheweke ora ngambah dalan kang ngrekel tur angel. Apa sira ngerti, apa sejatine dalan kang ngrekel tur angel iku?
4
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
Tetapi ia tidak menempuh jalan yang payah itu? Sudahkah engkau tahu apa dia jalan yang payah itu? Bukankah Kami telah jadikan bagi manusia itu dua mata, satu lidah, dua bibir dan Kami tunjukkan baginya dua jalan, berbakti yang biasa berat-payah dan jalan kemaksiatan yang biasa ringan-mudah? Tetapi manusia tidak suka menempuh jalan payah itu.
5
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
Maka tidakkah sebaiknya (dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah kamu, apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Ayat ini mengandung anjuran, dorongan dan motivasi. Kemudian ditunjukkanlah bahwa persoalan ini begitu besar-agung dengan dilontarkan kalimat tanya. Sungguh bukan pendakian dan kesukarannya yang besar tapi nilainya di sisi Allah, untuk memotivasi manusia agar menempuh dan menjalaninya meskipun perlu perjuangan dan jerih payah. Tiada jerih payah yang tersia-siakan di sisi Allah.
6
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Maka tidakkah sebaiknya ia bangkit dengan penuh semangat dan kesungguhan untuk terjun menempuh jalan yang mendaki lagi sukar, yakni jalan kebaikan itu? Apakah yang menjadikanmu mengetahui apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu? Engkau tidak dapat membayangkan betapa keagungan dan hakikatnya.
7
Tafsir Al-Azhar (Edisi Baru). Prof. Dr. Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
Tetapi tidak ditempuhnya jalan mendaki yang sukar. Tahukah engkau, apakah jalan mendaki yang sukar itu?
8.
The Glorious Koran. Marmaduke Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
But he hath not attempted the Ascent. Ah, what will convey unto thee what the Ascent is! The City. Revealed at Mecca.



Aqabah II: Kelompok Kanan
Delapan Terjemahan dari Ayat pada QS al-Balad [90]: 13-17

7sù >pt6s%u ÇÊÌÈ   ÷rr& ÒO»yèôÛÎ) Îû 5Qöqtƒ ÏŒ 7pt7tóó¡tB ÇÊÍÈ   $VJŠÏKtƒ #sŒ >pt/tø)tB ÇÊÎÈ   ÷rr& $YZŠÅ3ó¡ÏB #sŒ 7pt/uŽøItB ÇÊÏÈ   ¢OèO tb%x. z`ÏB tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#öq|¹#uqs?ur ÎŽö9¢Á9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÏpuHxqöuKø9$$Î/ ÇÊÐÈ  

No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14. atau memberi Makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
17. dan Dia (tidak pula) Termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
2
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Yaiku (kayata) merdikakake kawula. Utawa nalikane angel pangan (pahilan) aweh pangan. Marang bocah yatim kang isih klebu sanak. Utawa marang wong miskin kang prasasat turu ing lemah. Kajaba iku wong mau kudu kalebu wong kang angestu sarta weling-wineling narima lan sih-sinisihan. Wong mangkono mau layang cathetaning laku padha diulungake saka tengen.
3
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
(hiya iku) merdikakake pudhak. Utawa aweh mangan ana ing dinane keluwen (larang pangan). (marang) bocah yatim kang isih ana gegandhengan kerabat. Utawa wong miskin kang banget pekire (mlarate). Lan dhewekne (uga ora) kalebu golongane wong-wong kang iman lan padha wekas-winekasan kelawan sabar lan wasiyat-winasiatan kalawan welas asih.
4
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
(Yaitu) merdekakan hamba, atau memberi makan di hari kelaparan, kepada anak yatim yang sekeluarga, atau kepada orang miskin yang sangat kepayahan, kemudian (tidak) ia jadi dari golongan mereka yang beriman dan berpesan-pesan pada (mengerjakan) kesabaran dan berpesan-pesan pada mengasihani. Ayat 17 berhubungan ayat 11. Manusia tidak menempuh jalan yang payah itu, kemudian jadi orang yang beriman dan berpesan mengasihani. Yakni lantaran ia tidak menempuh jalan payah itu, maka tidak ia jadi dari golongan orang yang beriman dan ........
5
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Inilah jalan mendaki lagi sukar yang harus ditempuh manusia sehingga perlu dukungan iman. Yakni jalan mendaki lagi sukar yang ada di antara dia dan surga yang kalau dia menempuhnya niscaya akan sampai di sana.
6
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Jalan itu adalah pelepaskan budak yakni memerdekakan budak atau membebaskan orang yang terlilit oleh kesulitan atau penganiayaan. Atau menyebarluaskan keadilan sosial lewat pemberian makanan pada hari kelaparan. Mereka adalah anak yatim, anak belum dewasa yang telah wafat ayahnya dan yang serupa dengan mereka yang ada hubungan kedekatan atau orang miskin yang sangat fakir sangat membutuhkan bantuan. Kemudian dia termasuk orang yang beriman dan saling berpesan tentang kesabaran dan saling berpesan tentang berkasih sayang.
7
Tafsir Al-Azhar (Edisi Baru). Prof. Dr. Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
(Ialah) melepaskan belenggu perbudakan. Atau memberi makan pada hari kelaparan. Anak yatim yang ada hubungan qirabat. Atau orang miskin yang telah tertanah. Kemudian, adalah dia termasuk orang-orang yang beriman dan pesan-memesan dengan kesabaran dan pesan-memesan dengan berkasih-kasihan.
8.
The Glorious Koran. Marmaduke Pickthall. The New American Library. 1956/1953
(It is) to free a slave, And to feed in the day of hunger. An orphan near of kin, Or some poor wretch in misery. And to be of those who believe and exhort one another to perseverance and exhort one another to pity. The City. Revealed at Mecca.
Mukallaf Beban Kemanusiaan
Sembilan Terjemahan atas Awal-Ayat pada QS al-Baqarah [2]: 286
Ÿw ß#Ïk=s3ムª!$# $²¡øÿtR žwÎ) $ygyèóãr 4 $ygs9 $tB ôMt6|¡x. $pköŽn=tãur $tB ôMt6|¡tFø.$# 3 ÇËÑÏÈ    

No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
2
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Allah ora kersa meksa marang sawijining badan, kajaba mung sak kuwate. Awak mau bakal tampa ganjaraning kabecikan kang wis ditindakake lan uga bakal nyangga patraping keluputan kang wis ditindakake.
3
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
Allah ora merdi-merdi marang sawijining awak-awakan, tetep entuk ganjaran (saka kabagusan) kang wis ditindakake, lan dheweke tetap nampa pasiksan (saka kejahatan) kang wis dilakoni.
4
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
Allah tidak memberatkan satu jiwa melainkan sekedar bisa terpikul olehnya. Ialah yang akan mendapat (pahala dari) apa yang ia kerjakan; dan ialah yang akan mendapat (siksa dari) apa yang ia usahakan.
5
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Terjemahan Ali Audah, The Holy Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.. 1994/1934
Allah tidak akan memaksa seseorang di luar kemampuannya, ia mendapat (pahala) sesuai dengan yang dikerjakannya, ia mendapat (hukuman) sesuai dengan yang dikerjakan. Bd.ii.233. dalam ayat ini bebas adalah dalam arti kekayaan materi; di sini dalam arti kewajiban rohani. Allah telah menjamin bahwa Dia akan menerima amal setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi kewajibannya. Kita berdoa lebih lanjut agar janji itu terpenuhi.
6
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kelapangan/kesanggupannya. Ia mendapatkan pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapatkan siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. Shalat diwajibkan berdiri, tapi kalau sulit berdiri, maka boleh duduk. Seorang yang sulit mendapatkan air untuk berwudhu atau khawatir menyangkut kesehatannya, maka dia boleh bertayammum. Allah tidak menghendaki sedikit pun kesulitan menimpa manusia.
7
Tafsir Al-Azhar Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
Tidaklah Allah memberati suatu diri melainkan sekadar terpikul olehnya. Dia akan mendapat pahala dari apa yang dia usahakan dan akan mendapat siksa atas apa yang dia usahakan pula.
8.
The Glorious Koran. Marmaduke Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
Allah tasketh not a soul beyond its scope. For it (is only) that which it hath earned, and against it (only) that which it hath deserved. The Cow. Revealed at al-Madinah.
9.
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992



La Raiba: Tanpa Keraguan
Sembilan Terjemahan atas Ayat pada QS al-Baqarah [2]: 1-2
$O!9# ÇÊÈ   y7Ï9ºsŒ Ü=»tGÅ6ø9$# Ÿw |=÷ƒu ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`ŠÉ)­FßJù=Ïj9 ÇËÈ   
No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
1. Alif laam miim.
2. Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertakwa. Takwa Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup diartikan dengan takut saja.
2
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Alif Laam Miiem. Kitab Quran iku wong ora sumelang terang saka Allah, dadi pituduh marang wong kang padha tundhuk (wedi) ing Allah. Iku kabeh aksara Arab kang priksa tegese Allah piyambak.
3
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
Alif Lam Mim. Kitab (al-Quran) iki kitab kang bener, ora patut dimamangake, tur dadi pituduh tumrap wong-wong kang padha takwa. Takwa artine ngreksa awake sangka siksane Allah kanthi ngelakoni sakabehaning perintahe Pangeran lan ninggal sekabehaning kang dilarang; iki ora cukup mung diarteni wedi wae.
4
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
Alif Lam Mim. Kitab itu, tidak ada sebarang syak padanya, satu petunjuk jalan bagi orang-orang yang (mau) berbakti. Allah, Jibril, Muhammad, Quran ini dari Allah kepada Jibril, kepada Muhammad. Kitab itu: Quran yang sebagiannya pada masa itu masih terkandung di Lauhil-Mahfudz.
5
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Terjemahan Ali Audah, The Holy Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.. 1994/1934
Alif Lam Mim. Inilah kitab yang tiada diragukan, suatu petunjuk bagi mereka yang bertakwa. At-Taqwa serta kata-kata kerja dan kata-kata benda yang dikaitkan dengan akar kata itu berarti (1) takut kepada Allah yang menurut penulis Surat Amsal (I:7) dalam Perjanjian Lama merupakan permulaan kearifan, (2) menahan atau menjaga lidah, tangan dan hati dari segala kejahatan, (3) artinya ketakwaan, ketaatan dan kelakuan yang baik. Semua gagasan ini dalam terjemahan hanya ada satu atau dua gagasan yang dapat diterangkan sesuai bunyi kalimat. Lihat xlvii.17 dan lxxiv.56, c.5808.
6
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Alif Lam Mim. Itulah yakni al-Kitab, yakni kitab yang sangat sempurna tidak ada keraguan padanya; yakni pada kandungannya dan kesempurnaannya dan berfungsi sebagai petunjuk bagi seluruh manusia kendati yang menarik manfaatnya hanyalah orang-orang bertakwa yang keterangannya dijelaskan pada ayat 3,4,5.
7
Tafsir Al-Azhar.. Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
Alif Laam Miim. Inilah Kitab itu; tidak ada sebarang keraguan padanya, satu petunjuk bagi orang-orang yang hendak bertakwa.
8.
The Glorious Koran. Marmaduke Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
Alif, Lam, Mim. This is the Scripture whereof there is no doubt, a guidance unto those who ward off (evil). The Cow. Revealed at al-Madinah.
9.
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992




Takwa Kang Temenan
Delapan Terjemahan atas Ayat QS Ali Imran [3]: 102

$pkšr'¯»tƒ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? Ÿwur ¨ûèòqèÿsC žwÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B ÇÊÉËÈ  
No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam Keadaan beragama Islam.

2
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
He wong mukmin kabeh, sira padha bektiya ing Allah, kelawan sejatining bekti, lan sira aja padha mati kejaba mati Islam.
3
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
He wong-wong kang padha iman, padha tawakala sira kabeh marang Allah kang sabener-benere takwa marang Panjenengane lan aja pisan-pisan nganti sira kabeh mati, kajaba sira kabeh netepi agama Islam.
4
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
Hai orang-orang yang beriman! Berbaktilah kepada Allah dengan sebenar-benar kebaktian, dan janganlah kamu mati melainkan dalam keadaan kamu (sebagai) muslimin.
5
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Terjemahan Ali Audah, The Holy Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.. 1994/1934
Wahai orang yang beriman. Takutlah (bertakwalah) kamu kepada Allah dengan takut yang sesungguhnya dan janganlah kamu mati kecuali dalam Islam. Ada beberapa macam takut: (1) takut yang hina ialah pengecut; (2) takut seorang anak atau orang belum berpengalaman menghadapi suatu bahaya yang tidak diketahuinya; (3) takut seseorang yang wajar karena ingin menjauhi yang akan merugikan dirinya atau orang yang ingin dilindunginya; (4) rasa hormat yang sama dengan rasa cinta, sebab rasa cinta itu takut berbuat sesuatu yang tidak akan menyenangkan sasaran yang dicintainya. Yang keempat mendatangkan ketakwaan. Orang yang matang imannya menyuburkan yang keempat. Pada tahap awal, yang ketiga dan yang kedua mungkin diperlukan. Sedang yang pertama suatu perasaan, setiap orang harus merasa malu. Seluruh wujud kita harus sudah menyatu dengan Islam, bukan sekadar dilapisi atau menampakkan diri ke luar saja.
6
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; jauhi seluruh larangan-Nya dan ikuti seluruh perintah-Nya sampai pada batas akhir kemampuan kamu, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah diri kepada Allah, yakni memeluk agama Islam.
7
Tafsir Al-Azhar Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
Wahai orang-orang yang beriman! Takwalah kamu kepada Allah sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati melainkan di dalam keadaan muslimin.
8.
The Glorious Koran. Marmaduke Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
O ye who believe! Observe your duty to Allah  with right observance, and die not save as those who have surrendered (unto Him). The Family of Imran. Revealed at al-Madinah.
9.
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992

Kebaktian yang Sempurna
 Delapan Terjemahan dari Ayat pada QS Ali Imran [3]: 92

`s9 (#qä9$oYs? §ŽÉ9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB šcq6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOŠÎ=tæ ÇÒËÈ  


No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
92. Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
2
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi M. Adnan. Bandung: Maarif, 1987/1924
Sira kabeh ora bakal bisa pikantuk kabecikan (ganjaran) nganti sira padha gelem nanjakake (ndermakake) barang kang padha sira senengi. Dene barang apa wae kang padha sira dermakake, satemene Allah iku nguningani ing barang mau.
3
Al-Quran dan Terjemah Bahasa Jawa, Al-Huda. Semarang. 2004
Sira kabeh ora bakal bisa tumeka ing (derajat) kepangabekten (kang sempurna) nganti sira kabeh padha nyedhekahake saperangan bandha kang sira senengi. Lan apa wae kang sira sedhekahake, mangka satemene Allah mirsani.
4
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
Kamu tidak akan mendapat (balasan) kebaikan kecuali kamu mendermakan sebagian daripada apa yang kamu sayangi; dan sesuatu apa yang kamu dermakan itu, Allah mengetahui akan dia.
5
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Penerjemah Ali Audah, The Holy Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.. 1994/1934
Kamu tidak akan mencapai kebaktian sebelum kamu menafkahkan (dengan rela) sebagian apa yang kamu cintai, dan apapun yang kamu berikan pasti Allah mengetahui. Sebagai ujian dalam mengeluarkan sedekah, adakah yang kita berikan itu sesuatu yang sangat berharga buat kita, sesuatu yang kita cintai? Kalau kita memberikan nyawa kita di jalan Allah, maka itu adalah yang tertinggi yang kita berikan. Kalau kita menyerahkan diri kita, berarti segala daya upaya kita: bakat, kepandaian, pengetahuan, urutan tingkatannya kemudian kita berikan. Kalau yang kita berikan hasil usaha kita, harta kita, milik kita, itu juga merupakan pemberian yang besar. Kebanyakan orang mencintai semua itu melebihi segalanya. Ada lagi kenyataan lain yang kurang dari itu: kedudukan, reputasi dan kesejahteraan hidup yang kita cintai, pengharapan terhadap mereka yang dapat menolong kita dan sebagainya. Perintah Tuhan agar kita tidak hanya mementingkan diri sendiri, dan tak ada perbuatan demikian yang tidak diketahui oleh Allah betapapun kecil dan tersembunyinya.
6
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Kamu sekali-kali tidak meraih kebajikan (yang sempurna) sebelum kamu menafkahkan dengan cara yang baik dan tujuan serta motivasi yang benar sebagian dari apa, yakni harta benda yang kamu sukai. Jangan khawatir merugi atau menyesal dengan pemberianmu yang tulus, karena apa saja yang kamu nafkahkan, baik itu dari yang kamu sukai maupun yang tidak kamu sukai, maka sesungguhnya tentang segala sesuatu menyangkut hal itu Allah Maha Mengetahui, dan Dia yang akan memberi ganjaran untuk kamu baik di dunia maupun di akhirat kelak
7
Tafsir Al-Azhar (Edisi Baru). Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
Sekali-kali tidaklah kamu akan mencapai kebaikan, sebelum kamu mendermakan sebagian dari harta yang kamu sayangi. Dan apa jua pun dari sesuatu yang kamu dermakan itu sesungguhnya Allah mengetahui.
8.
The Glorious Koran. Marmaduke Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
Ye will not attain unto piety until ye spend of that which ye love. And whatsoever ye spend, Allah is aware thereof. The Family of Imran. Revealed at al-Madinah.
9.
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992