Sabtu, 12 April 2014

Muhammadiyah

Isilah Dokumen/Bank Data PDM
SERIBU TOKOH MUHAMMADIYAH MAGELANG
Kumpulan (oto)Biografi Pegiat Persyarikatan

Persyarikatan Muhammadiyah nyata digerakkan oleh banyak orang dari berbagai latar-belakang. Mereka inilah pelaku dan pegiat atau penekun yang menjalankan roda organisasi ataupun mengelola Amal Usaha Muhammadiyah (AUM), bahkan ada yang menjadi pendiri dan perintisnya. Peran mereka tidak terelakkan nyata-kuat dalam ikut menjalankan persyarikatan, menjaga khittah ‘garis-perjuangan’, membangun citra juga menentukan merah-birunya Muhammadiyah di lingkungan masing-masing. Ada di antara mereka yang keterlibatannya part-timer, paruh-waktu namun tidak sedikit yang sepenuh waktu-hidupnya serius mengurusi dari-hari-ke-hari gerak organisasi ini. Proses dan perjalanan hidup mereka ini sungguh layak untuk dicermati, dingen-ngen guna bisa memahami lebih mendalam perihal gerakan dakwah Islam menyeluruh yang digagas dan didirikan oleh Kiai Dahlan tahun 1912 ini.
Saat ini Muhammadiyah di Magelang tidak lagi bisa disebut kecil dihitung sejak hadir awalnya 1 Juli 1928 sebagai Groep Moehammadijah Boroboedoer meskipun tidak bisa diklaim sebagai yang terbesar. Namun tentu gerakan ini dirintis dan dijaga oleh banyak sekali langkah kecil oleh banyak sekali orang dengan idealisme yang besar-tinggi-kuat. Perintis dan penjaga juga penekun gerakan tersebut bertebaran di mana-mana di daerah Magelang Kabupaten dan Kota ini. Sebagian di antara mereka tertuliskan (oto)biografinya dalam kumpulan ini.
Apa sajakah hal yang dimuat dan menjadi isi utama kumpulan (oto)biografi tokoh ini?
1.    Bagaimana proses tokoh tertarik-terpanggil dalam gerakan Muhammadiyah ini dan apa saja faktor yang menentukan dan menguatkannya?
2.    Peran apa dan kegiatan apa sajakah yang dilakukan tokoh semenjak ‘terpanggil’ dan bagaimana konteksnya, dinamikanya, dalam gerakan persyarikatan Muhammadiyah?
3.    Harapan apa sajakah yang belum bisa diwujudkan oleh tokoh semasa aktif dan saran apa sajakah yang menurutnya perlu ditindaklanjuti oleh generasi penerus berikutnya?
4.    Biodata lengkap tokoh beserta foto dan kegiatan yang dilakukannya.
Seribu tokoh dalam buku ini meliputi tokoh pria (Muhammadiyah) maupun tokoh wanita (‘Aisiyah) juga tokoh yang masih hidup beraktivitas maupun tokoh yang sudah wafat.
UNDANGAN MENJADI PENULIS
            Ingin berkontribusi sebagai penulis atau pelapor data tentang tokoh tersebut? Tulis tentang tokoh tertentu sepanjang sekian karakter dilengkapi dengan foto dan keterangan lain. Kirim ke alamat PDM dan atau ke e-mail:
Setiap tulisan-naskah yang masuk akan dikonfirmasi-diseleksi dan apabila dipandang lengkap-layak maka akan diterima-dikumpulkan sebagai dokumen di PDM. Naskah ditunggu hingga selesainya Muktamar ke-47 Makasar, 10 Juli 2015 cap pos. Setiap naskah yang lengkap-layak dan menjadi dokumen di PDM akan diberi imbalan Rp 100.000,- (seratus ribu rupiah) kepada penulisnya. Kami tunggu!

Terima kasih diucapkan kepada banyak pihak yang (akan) ikut membantu tersusunnya Kumpulan Biografi Pegiat Persyarikatan, Seribu Tokoh Muhammadiyah Magelang ini. Pertama para penulis-bebas (free-lancer) yang bersedia menuliskan biografi tokoh (lain) ataupun tokoh menuliskan perjalanan hidup dirinya sendiri (otobiografi); tanpa peran mereka tentu tidak akan ada buku antologi ini. Kedua para tokoh yang bersedia diwawancarai, kerabat-keluarganya yang bersedia melengkapi data dan keterangan juga pelengkap tentang tokoh tersebut. Ketiga para aktivis-fungsionaris persyarikatan yang bersedia berbagi keterangan-data dan juga aksesnya. Semua pihak tersebut sungguh telah ikut berkontribusi dalam karya-tulis bersama ini. Semoga antologi-kumpulan ini bermanfaat dan mendapat ridha Allah SWT serta bisa menjadi tabungan amal-salih kita bersama. Amin.

Menggapai Haji Mabrur

Menggapai Haji Mabrur
1.    Ibadah Haji: Momentum Penting Hidup Manusia. Manusia muslim manapun belum pasti berkesempatan melaksanakan ibadah haji. Maka haji perlu dipentingkan, dikhususkan. Penting juga memanfaatkan haji sebagai titik-belok atau titik-balik perjalanan seseorang guna hidup lebih baik, bermakna, bermanfaat. Dengan demikian tampak jelas terbedakan antara hidup sebelum berhaji dengan hidup setelah haji. Tentu tidak berarti harus bersifat material, finansial, namun lebih bersifat mental positif. Apalagi siapa tahu prosesi haji sebagai ‘latihan-mati’ itu benar-benar jadi kenyataan sehingga perlu ada kesiapsiagaan optimal seseorang sebelum berhaji. Sedangkan nasib setelah berhaji ya sepenuhnya ‘diserahkan’ kepada Allah. Perlu jugakah misalnya dibuatkan surat wasiat sebelum berangkat menunaikan ibadah haji? Dengan begitu maka seolah hidup seseorang setelah haji merupakan ‘bonus’ umur yang berkesempatan untuk melakukan hal baru dan besar berikutnya .

2.    Selama Haji: Pilih Mulia meskipun Sukar. Ketika dihadapkan pada dua pilihan jangan ragu untuk pilih hidup yang mulia, agung, bermakna, meskipun sukar, banyak kendala. Itulah pilihan benar-tepat yang akan mengembangkan potensi kemanusiaannya. Haji bisa dipersepsikan sebagai ibadah biasa sekadar menjalankan kewajiban; namun bisa dipandang istimewa sebagai ibadah yang tidak semua muslim punya, maka perlu untuk melihat hidup berisikan ibadah yang jauh lebih hebat, agung dan mulia. Apalagi bila disadari bahwa ibadah haji itu lebih merupakan kegiatan fisik laku badani; tak ada bacaan yang wajib namun penuh kegiatan yang wajib.

3.    Menggapai Haji Mabrur: Ikhtiar Manusiawi. Predikat yang biasa dilekatkan pada hasil beribadah haji ada tiga: haji-mardud, haji-makbul dan haji-mabrur. Haji mardud, haji tertolak tidak diterima karena berselisihan dengan ibadah yang dicontohkan Nabi SAW. Haji makbul haji yang diterima karena sesuai contoh ibadah Nabi namun perilaku pelaku antara sebelum dengan setelah haji tetap sama, tidak berubah; hajinya tidak mengubah apapun. Adapun yang ideal haji mabrur, haji yang diterima dan perilaku pelaku pasca-haji jauh lebih baik seperti jadi suka memberi makanan dan pembicaraannya makin baik (ith’am at-thaam, kalamuhu salih). Guna membangun kualitas Haji Mabrur demikian maka ikhtiar kita adalah: (i) ikhlas lillahi ta’ala, (ii) harta dijaga betul yang bersih secara materi dan cara-perolehnya, (iii) didasari ilmu dan pemahaman, (iv) proses yang optimal, serta (v) keyakinan yang penuh.

4.    Amalan apakah yang bisa diandalkan saat sowan/bertemu Allah SWT kelak? Shalat kita yang sudah dilakukan selama 40 tahun, puasa juga 40 tahun? Amal salih infaq sedekah yang sudah 50 tahun? Benarkah layak dan terandalkan? Ya, hidup kita di dunia ini singkat. Nabi SAW berusia 63 tahun dengan semua amalnya terandalkan. Kita pengikutnya? Benar hidup singkat, tetapi bagaimana agar tidak merugi alias selalu beruntung? Bagaimana hidup singkat tetapi yang isi hidupnya benar, pilihannya pas?


5.    SMP: Sikap Mental Positif. Separuh masalah hidup ini akan teratasi dan berubah jadi lebih baik bila kita ber-SMP, memiliki Sikap Mental Positif. Dengan SMP maka seseorang memiliki energi optimisme, percaya-diri, hidup berorientasi ke masa depan serta proaktif terhadap perubahan. Aa Gym merumuskannya sebagai H2N, yakni Hadapi, Hayati dan Nikmati guna menjalani hidup yang tidak ringan ini. Bagaimana menerapkan SMP dan H2N dalam kehidupan sehari-hari? Ini pengantar ringkas dari Muhammad Nasirudin, Kauman Muntilan, 08121581471. Bismilah walhamdulilah wala haula wala quwata illa billah.