Rabu, 29 Agustus 2012

(Chamid bin Muh Hilal)



Sekilas Otobiografi Chamid Hilaly
(Chamid bin Muh Hilal)

Kenangan di Kerten Secang: Zaman penjajahan Belanda
Menurut catatan yang saya dapati, saya dilahirkan di Desa Kerten Secang pada tanggal 17 Juli 1932 (Wafat Jumat, 17 Agustus 2012 di RSU Muntilan). Waktu masih kecil saya mengaji al-Quran setiap sore bakda maghrib di masjid Kerten kepada bapak saya, Kiai Muh Hilal, sebelum ataupun sesudah beliau mengajar ngaji anak-anak yang lain. Bapak juga mengajar ngaji pada pagi, siang maupun malam di masjid Kerten itu yang diikuti oleh para pemondok dan anak-anak besar yang nglaju. Pada pagi hari sebelum bersekolah, saya mengaji juga kepada Bapak Zarkoni, tetangga dekat rumah.
Permulaan bersekolah, tahun 1938 saya diantar langsung oleh bapak ke Sekolah Rakjat (SR) III Krincing yang Kepala Sekolahnya sahabat beliau, Bapak Sukarno, dan berumah di Nglegok Krincing. Pernah sekali waktu kami murid-murid SR Krincing dikumpulkan di Balai Desa Secang bersama murid-murid dari sekolah lain guna memperingati kelahiran ratu Belanda (Wilhelmina atau Yuliana). Selang beberapa waktu pernah pula rumah kami ditempati keluarga beberapa sayid, keturunan Arab, dari Magelang sebagai pengungsi karena gegeran (mungkin masuknya tentara Jepang tahun 1942). Beberapa waktu kemudian bapak saya sakit dan dibawa untuk terapi ke Muntilan, konon lantas dibawa pula ke PKO Muhammadiyah Tungkak Yogyakarta, hingga kemudian menemui ajal. Inna lilahi wa inna ilaihi rajiun. Kabar tersebut dibawa oleh Pakde Abror yang hadir di Kerten menjemput kami (ibu yang saat itu hamil, saya, Ahmad dan Muhammad; entah mas Chabib di mana). Kemudian kami kembali lagi ke Kerten dan saya bersekolah di SR Ongkoloro Secang kelas 4. Namun tidak lama berselang kami sekeluarga ditarik oleh simbah KH Mudzakir untuk bermukin di Kauman Muntilan.

Di Kauman Muntilan : Sejak zaman penjajahan Jepang
Di rumah KH Mudzakir ternyata selalu banyak orang bahkan banyak keluarga yang semuanya menjadi tanggungan simbah. Tidak hanya di rumah simbah namun juga di mushola belakang rumah. Sebagian yang teringat adalah paklik Muh Thoyib dan bulik Zahrok, simbah Sudiroatmodjo, simbah putri Jabbar (kelak menjadi Ny. Hj. Said), pak Makful dan lik Muslihah, pak Duri dengan keluarganya 3-4 orang, pak Jamhari dan lik Waringah, juga simbok (ibu kami) sekeluarga 6 orang, keluarga bulik Kaji Yahya 4 orang, mas Irfan dan mas Muhjidin Mondoliko, pak Sakdu dan pak Ashari. Masih juga ada beberapa laki-laki serta perempuan yang berganti-ganti berada di mushola baik di bagian utara maupun selatan.
Pada zaman Jepang memang tergolong masa sulit sandang-pangan. Akan tetapi kami semua sekeluarga besar KH Mudzakir merasakan cukup dan tenteram mengikuti beliau. Simbah mengajar ngaji di mushola setiap hari Rabu dan Ahad waktu dhuha dan setiap tanggal sebelas bulan-bulan hijriah selalu saja ada rezeki guna menjamu tamu-tamu yang berdatangan untuk mengaji; bahkan sering dengan menyembelih kambing seekor-dua ekor. Sementara kami para cucu dan yang ikut simbah Mudzakir harus mengaji selain juga bersekolah.
Saya tamat SR kelas enam pada tahun 1946 dan mendapatkan ijazah NKRI yang pertama setelah Indonesia merdeka. Kemudian tamat dari Perguruan al-Iman 6 tahun Muntilan bulan Juni 1951 di samping mengaji kitab kepada ustadz Muh Alwan, juga kepada Kiai Tahrir. Saya kemudian meneruskan pendidikan ke Perguruan al-Iman Magelang 1952 kepada ustadz Sagaf al-Jufri dan ustadz Hasan di samping mondok di Wates Beningan Magelang mengaji kepada tiga orang kiai. Bulan April 1953 lulus ujian Guru Agama dan diangkat sebagai guru honorair. Bulan Agustus 1957 saya tamat SMA Bagian C di samping mengajar di SD I dan SD II Secang. Pada tahun 1959 mendapatkan pengangkatan sebagai guru tetap; kemudian pindah tugas ke Madrasah al-Iman Muntilan.
Pada tanggal 12 November 1960 menikah dengan Mutmainah binti Moh Dachlan di Tanggul, Kecamatan Wedi, Klaten. Pada tahun 1963 sore hari masuk di IKIP Muhammadiyah Yogyakarta sedangkan pada pagi harinya di IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Fakultas Adab Jurusan Sastra Arab. Pada bulan Juli 1966 mendapatkan ijazah Sarjana Muda Ilmu Pendidikan dari IKIP Muh Yogyakarta, lantas bulan Desember 1966 juga mendapatkan ijasah Sarjana Muda dari Fakultas Adab IAIN Yogyakarta. Pada waktu itu juga berpindah tugas menjadi Penilik Pendidikan Agama (PPA). Kemudian pada bulan Desember 1975 mendapatkan ijasah Sarjana lengkap dari IAIN Yogyakarta.
Tambahan dan Catatan

  1. Pada tahun 1954 sewaktu bertugas di SR I dan II Secang serta Madin Kerten juga Senobayan saya nderek Paklik Kaji Mawardi di Kerten. Kemudian berpindah ke Payaman dan sore harinya mengikuti SMA/C P3RI di Mosvia alun-alun Magelang, 1955-1957. Menjelang Pemilu 1955 bergabung di Masjumi dan mendirikan Cabang GPII serta bersama-sama ‘Pejuang Islam’ turut berkampanye di daerah utara Magelang.

  1. Bersama teman-teman di Muntilan pada tahun 1961 membentuk Cabang Pemuda Muhammadiyah Muntilan dengan kegiatan antara lain Pengajian Pengurus, mendirikan club band ‘Melati’ sebagai sarana dakwah, membantu TK Aisiyah yang didirikan oleh Ibu Marlan di Kendalgrowong, Gatak Gamol, dan perkaderan di ranting-ranting dengan program Penglima (Pengajian Lima Malam).

  1. Ketika berkuliah tahun 1963 sering bersepeda dari Muntilan hingga Yogyakarta. Sebab Kereta Api Yogya-Magelang-Parakan sering libur beroperasi. Pada tahun itu juga setelah mengikuti training Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) turut merintis berdirinya Ikatan Mahasiswa muhammadiyah (IMM) baik di IKIP Muh maupun di IAIN Yogyakarta. Sempat pula bergabung dengan gerakan Garuda Pancasila tahun 1965 untuk memberantas PKI dan underbow-nya.

  1. Isteri Mutmainah binti Moh Dachlan wafat tanggal 5 Desember 1970. Kemudian menikah dengan Siti Mutiah binti Chamdan tanggal 22 Mei 1971 di Jumoyo, Salam.

  1. Pada tahun 1979 ikut merintis berdirinya SMA Muhammadiyah (1) Muntilan. Pada awalnya masih menempati gedung SMP Muhammadiyah Kauman Muntilan yang masuk siang; kemudian berpindah di Darul-Arqam Kendalgrowong; hingga pada akhirnya menempati tanah wakaf dari H. Yusuf Jumbleng di utara Monumen Bambu Runcing Muntilan. Bangunan awalnya baru dibangun enam lokal.

  1. Ketika aktif sebagai Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Muntilan menggalakkan shalat ied di lapangan hingga bisa dilaksanakan di delapan tempat se-Muntilan. Sempat pula memindahkan gedung Darul-Arqam dan SDM Muntilan ke lokasi yang sekarang ada karena untuk perluasan fasilitas BKIA yang menjadi RSIA. Turut pula menjadi panitia pembangunan Pesantren Muhammadiyah Muntilan di atas tanah wakaf dari Ibu Hj. Murtohimah Kauman Muntilan yang telah wafat di Makkah saat beribadah haji.

  1. Saya dipindahtugaskan ke Kantor Depag Kota Madya Magelang pada tahun 1977. Kemudian pada siang hari dari berdinas turut serta mengembangkan Fakultas Tarbiyah Universitas Muhammadiyah Magelang (UMM) dimulai pada tahun 1982 yang dipimpin Drs. Sidik Supomo serta Drs. Nurhadi Djamal hingga kemudian digantikan oleh Drs. Masman Andara, MA. Saya alhamdulillah bisa melaksanakan ibadah haji pada tahun 1997 setelah pensiun tahun 1988 serta mengundurkan diri dari UMM serta SMAM Muntilan tahun 1995. Saat ini saya mengurusi Pesantren Muhammadiyah Muntilan. Semoga Allah SWT meridhai amal ibadah kita dan sisa umur ini kita bisa terus bertambah takwa, sehat wal afiat. Amin.

Kamis, 09 Agustus 2012

Kerangka Empat Jilid


Kerangka Empat Jilid
Ringkasan Tafsir Al-Quran dari Tafsir Al-Mishbah
Pola Urutan Berdasarkan Turunnya Wahyu/ Surah

Urutan dan Nama Surah
Jml Ayat
Jilid
Karakteristik
1.      Al-‘Alaq
2.      Al-Qalam
3.      Al-Muzamil
4.      Al-Mudatsir
5.      Al-Fatihah
6.      Al- Lahab
7.      At-Takwir
8.      Al-A’la
9.      Al-Lail
10.    Al-Fajr
11.     Ad-Dhuha
19
52
20
56
7
5
29
19
21
30
11
Sebelas Wahyu Pertama; ataupun Jilid  I (jumlah 269 ayat)
·     Diurutkan berdasarkan turunnya wahyu; dimulai dari 5 ayat pertama Surah Al-‘Alaq sebagai ‘wisuda’ kerasulan Nabi Muhammad SAW saat di Gua Hira’ hingga urutan yang ke-11
·     Ditulis ayat per ayat, kemudian artinya, lantas tafsir ringkas M Quraish Shihab (MQS) dengan penegas tanda-kurung
·     Ditambahi hal penting lain tapi ringkas
·     Dibuatkan ikhtisar isi surah yang diletakkan di lembar paling belakang
12.    Al-Insyirah
13.    Al-‘Ashr
14.    Al-‘Adiyat
15.    Al-Kautsar
16.    At-Takatsur
17.    Al-Ma’un
18.    Al-Kafirun
19.    Al-Fiil
20.    Al-Falaq
21.    An-Naas
22.    Al-Ikhlas
8
3
11
3
8
7
6
5
5
6
4
Sebelas Wahyu Kedua; ataupun Jilid II (jumlah 66 ayat)
·     Diurutkan masih berdasarkan turunnya wahyu; setelah ada selang waktu tidak-turun yakni ‘kasus’ turunnya Ad-Dhuha hingga Al-Ikhlas; semua ini Juz ‘Amma
·     Ditulis tetap ayat per ayat, kemudian maknanya secara bahasa (lughawy) dilanjutkan tafsir ringkasnya versi MQS dengan pensyarah tanda-kurung
·     Ditambahi hal penting lain seperti Hadits atau ta’wil yang ringkas
·     Dibuatkan ikhtisar isi surat di akhirnya
23.    An-Najm
24.    Abasa
25.    Al-Qadr
26.    Asy-Syams
27.    Al-Buruuj
28.    At-Tiin
29.    Al-Quraisy
30.    Al-Qari’ah
31.    Al-Qiyamah
32.    Al-Humazah
33.    Al-Mursalat
62
42
5
13
22
8
4
11
40
9
50
Sebelas Wahyu Ketiga; ataupun Jilid III  (jumlah 266 ayat dengan 79 buah topik)
·     Urutannya tetap berdasarkan kronologi turun surahnya; mulai dari urutan yang ke-23 hingga urutan yang ke-33
·     Dipilih pembahasan per topik, terdiri dari beberapa ayat satu kesatuan
·     Dituliskan kesatuan ayatnya, lantas makna lughawy-nya, kemudian tafsir ringkas versi MQS dengan tanda italic
·     Ditambah dengan kutipan pendek Sayyid Quthb (SQ) dalam Kitab Tafsirnya Fi Zhilalil Quran
35.    Al-Balad
36.    At-Thariq
68.    Al-Ghasiyah
80.    An-Naba’
81.    An-Nazi’at
82.    Al-Infithar
83.    Al-Insyiqaq
86.    Al-Muthafifin
93.    Al-Zalzalah
100. Al-Bayinah
102. An-Nashr
20
17
26
40
46
19
25
36
8
8
3
Sebelas Wahyu Keempat; ataupun Jilid IV Kelengkapan Juz ‘Amma (jumlah 248 ayat dengan  47 buah topik)
a.  Urutannya masih berdasarkan kronologi turunnya; namun meloncat dari urutan yang ke-35 hingga terakhir ke-102 karena ‘mengejar’ agar semua surah dalam Juz ‘Amma terbahas
b.  Dipilih pembahasan per topik, terdiri dari beberapa ayat dlm satu kesatuan
c.  Dituliskan ayat-ayatnya, bahasa Jawa, Indonesia, tafsir ringkasnya versi MQS
d.  Ditambah dengan kutipan pendek Sayyid Quthb dalam Fi Zhilalil Quran
Jumlah : 44  buah surah
849
Ada 4 jilid (849 ayat)
Empat unit, ada keruntutan dan perubahan pendekatan

Sebelas Jilid Kerangka


Kerangka Sebelas Jilid
Tafsir Ringkas Ayat-Pilihan
Program Rentang Panjang Tahun 2010-2017
Masjid Al-Fath, Kauman Muntilan

Juz
Nama Surah
Jilid
Muatan Surah
1
(Al-Fatihah)
Al-Baqarah

Jilid I
1 surah

Al-Baqarah
2
Al-Baqarah
3
Al-Baqarah
Ali Imran

Jilid II
2 surah

Ali Imran
An-Nisa’
4
Ali Imran
An-Nisa’
5
An-Nisa’
6
An-Nisa’
Al-Maidah

Jilid III
3 surah

Al-Maidah
Al-An’am
Al-A’raf
7
Al-Maidah
Al-An’am
8
Al-An’am
Al-A’raf
9
Al-A’raf
Al-Anfal

Jilid IV
4 surah

Al-Anfal
At-Taubah
Yunus
Hud
10
Al-Anfal
At-Taubah
11
At-Taubah
Yunus
Hud
12
Hud
Yusuf

Jilid V
5 surah

Yusuf
Ar-Ra’du
Ibrahim
Al-Hijr
An-Nahl
13
Yusuf
Ar-Ra’du
Ibrahim
Al-Hijr
14
Al-Hijr
An-Nahl
15
Al-Isra’
Jilid VI
6 surah
Al-Isra’
Al-Kahfi
Maryam
Thaha
Al-Anbiya’
Al-Hajj
Al-Kahfi
16
Al-Kahfi
Maryam
Thaha
17
Al-Anbiya’
Al-Hajj
18


Al-Mukminun

Jilid VII
7 surah

AlMukminun
An-Nuur
Al-Furqan
Asy-Syu’ara
An-Naml
Al-Qashash
Al-Ankabut

An-Nuur
Al-Furqan
19
Al-Furqan
Asy-Syu’ara
An-Naml
20
An-Naml
Al-Qashash
Al-Ankabut
21
Al-Ankabut
Ar-Ruum

Jilid VIII
8 surah

Ar-Ruum
Luqman
As-Sajdah
Al-Ahzab
Saba’
Fathir
Yasin
As-Shaffat
Luqman
As-Sajdah
Al-Ahzab
22
Al-Ahzab
Saba’
Fathir
Yasin
23
Yasin
As-Shaffat
Shad
Jilid IX
9 surah
Shad
Az-Zumar
Al-Mukmin
Fushilat
Asy-Syura
Az-Zukhruf
Ad-Dukhan
Al-Jatsiyah
Al-Ahqaaf
Az-Zumar
24
Az-Zumar
Al-Mukmin
Fushilat
25
Asy-Syura
Az-Zukhruf
Ad-Dukhan
Al-Jatsiyah
26
Al-Ahqaaf
Muhammad
Jilid X
10 surah
Muhammad
Al-Fath
Al-Hujurat
Qaaf
Ad-Dzariyat
At-Thur
Al-Qamar
Ar-Rahman
Al-Waqi’ah
Al-Hadid
Al-Fath
Al-Hujurat
Qaaf
Adz-Dzariyat
27
At-Thur
(An-Najm)
Al-Qamar
Ar-Rahman
Al-Waqi’ah
Al-Hadid
28
Al-Mujadilah



Jilid XI
15 surah



Al-Mujadilah
Al-Hasyr
alMumtahana
Ash-Shaff
Al-Jum’ah
AlMunafiqun
AtTaghabun
Ath-Thalaq
At-Tahrim
Al-Mulk
Al-Haqqah
Al-Ma’arij
Nuh
Al-Jinn
Al-Insaan

Al-Hasyr
AlMumtahana
Ash-Shaff
Al-Jum’ah
Al-Munafiqun
At-Taghabun
Ath-Thalaq
At-Tahrim
29
Al-Mulk
(Al-Qalam)
Al-Haqqah
Al-Ma’arij
Nuh
Al-Jinn
(al-Muzamil)
(al-Mudatsir)
(al-Qiyamah)
Al-Insaan
(al-Mursalat)
30
Semua surahnya sudah ditafsirkan di
Empat Jilid terdahulu, 2008-9 (44 surah)
29 juz
(77 – 7) = 70 buah surah
11 jilid
70 surah
(Surah) : Sudah ditafsirkan, kini tidak diikutsertakan
Setiap jilid berisikan atau terdiri dari:
  • Sekitar 50-70 topik-tema terpilih
  • Pada setiap surah dipilih hal terpenting yang mencakup awal-inti-akhir
  • Urutannya sesuai sitematika baku dan sesuai kerangka sebelas jilid ini
  • Rujukan utama: Tafsir al-Mishbah (MQS) dan Fi Zhilalil Qur’an (SQ)
  • Tetap menampung perkembangan yang ada, dan bersifat terbuka
  • Memulai dengan benar, cara benar, insya Allah berbuah kebenaran pula