Jumat, 24 Februari 2012

Rumusan Baru BTM AMMAN 2012 :


Rumusan Baru BTM AMMAN 2012 :
Tumbuh Bersama Muhammadiyah,
Mengubah Modal Sosial menjadi Modal Finansial,

Mengubah Tantangan menjadi Peluang




            Ini momentum paling tepat, to be or not to be. Perjalanan 12 tahun kemarin telah memberikan banyak pelajaran berharga. Kita telah teruji mampu, eksis dan terpercaya. Masa depan BTM AMMAN dengan demikian penuh akan harapan baik, optimistis. Maka tahun 2012 ini kita isi dengan kerja-keras, kerja-cerdas sesuai target dan road-map perusahaan kita: Lembaga yang professional dan berideologi Muhammadiyah. Lembaga BTM AMMAN hari ini telah sampai pada kesadaran baru dan rumusan baru sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang tumbuh bersama persyarikatan. Maka mari kita ubah modal angka-sosial menjadi modal angka-finansial. Mari kita ubah tantangan kita sebagai peluang yang terbuka lebar.
            Perjalanan 12 tahun nyata kita telah membukukan pertumbuhan asset secara cepat tetapi berbasis dana pinjaman dari bank. Hal itu tepat jika konteksnya adalah keberadaan, eksistensi sebagai lembaga bisnis dan dalam jangka pendek. Namun ketika modal dan kekuatan sendiri diabaikan maka logikanya seolah kita bekerja-keras untuk mencarikan keuntungan pihak lain. Oleh karena itu sampailah kita pada kesadaran baru, pemahaman baru dan bahkan periode baru yang mengandalkan pada kekuatan modal sendiri sehingga hasil kerja-keras kita akan kembali pada diri kita sendiri, anggota, warga dan persyarikatan Muhammadiyah.
            Target tahun 2012 ini kita dapatkan modal segar sebesar 1 miliar rupiah. Selain akan berupa Simpanan Modal Penyertaan (SMP) untuk 400 orang @ 2 juta, atau setara itu, juga berasal dari tambahan anggota baru 125 orang (yang 25 anggota ex-officio persyarikatan) dengan perubahan besaran Simpanan Pokok menjadi satu juta rupiah dan Simpanan Wajib menjadi Rp 100.000,-/bulan. Dengan target ini maka sejak Februari ini kita bergerilya door to door menyasar kepada para tokoh, simpatisan, AUM, jamaah dan juga persyarikatan PRM/PCM guna menguatkan lembaga ekonomi-berjamaah Muhammadiyah ini. Kita ajak semuanya untuk membukukan diri, mencatatkan diri di BTM AMMAN dengan modal SMP dan atau menjadi anggota baru.
            Asset kita pada akhir tahun 2011 telah sebesar 12,5 miliar rupiah sehingga butuh dana modal sendiri 20% sebesar 2,5 miliar guna kuat dan leluasanya kita bergerak sebagai lembaga bisnis keuangan yang professional dan berideologi Muhammadiyah. Maka mari kita wujudkan bersama target dan sasaran kita untuk tahun 2012 ini. Inilah kesempatan kita untuk menunjukkan bahwa persyarikatan Muhammadiyah mampu berbaris-membariskan diri membangun lembaga ekonomi yang profesional secara seksama dan dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Bismilah,  walhamdulillah, Amin

Jumat, 17 Februari 2012

Butuh Hidup Berpedoman Agama Islam


Khutbah:

Butuh Hidup Berpedoman Agama Islam

Oleh: Muhammad Nasiruddin

الحمد لله الذى خلق الانسان فى احسن تقويم فسواه وهداه الى صراط مسفقيم .
اشهدان لا اله الا الله الخالق المعبود العزيز الرحيم . و اشهد ان محمدا عبده و رسوله الامين . صلاة و سلاما دائمين عليه و تابعيه باحسان الى يوم الدين . اما بعد.
 فيا ايها المسلمون اتقوا الله حق تقواه و لا تموتن الا و انتم مسلمون.
قال  الله تعالى فى قرآن الكريم : و ما خلقت الجن و الانس الا ليعبدون
و قال ايضا : و اذ قال ربك للملائكة إنى جاعل فى الارض خليفة
Jamaah Jumah rahimakumullah,
Hidup pada zaman yang kompetitif seperti saat ini sungguh tidak mudah. Perjuangan untuk hidup dilakukan secara terus-menerus guna mewujudkan cita-cita atau mengatasi tantangan dan masalah yang menghadang. Sementara masalah hidup dewasa ini tampak semakin banyak ragam dan skalanya, sehingga beban dan tuntutan hidup pun terasa makin berat. Terlena sekilas atau tidak kuat sedikit saja bisa menyebabkan seseorang terpental dari arena persaingan atau keluar dari orbit kehidupannya, sehingga berakhir kalah atau mati sia-sia. Secara nalar hanya manusia terpilih yang berkepribadian kuat saja yang mampu hidup dengan tantangan yang demikian berat itu. Manusia jenis inilah yang benar-benar berkarakter atau berkepribadian kuat yakni tahan uji, ulet, pantang menyerah sehingga berpotensi untuk hidup sukses. Guna membangun dan menjaga standar kualitas pribadi kuat ini maka cara hidup berpedoman agama Islam menjadi makin dibutuhkan. Bahkan motivasi untuk mendapatkan hidayah taufik makin dipentingkan. Sebab dengan unsur agama dan hidayah taufik ini, dalam kehidupan seseorang akan memastikan arah hidupnya benar dan menguatkan tali-pegangannya sehingga selalu kokoh dalam berjalan.
Jamaah rahimakumullah,
Hidup yang benar sesuai standar dari Allah SWT menghajatkan adanya keyakinan yang kuat disertai pemahaman yang menyeluruh sehingga aktivitas hidup seseorang bisa penuh makna sesuai dengan peran dasar yang dipilih. Tanpa ketiga unsur tersebut menyatu maka mutu-hidup orang tersebut barulah setengah hidup, seolah-olah hidup atau bahkan belum hidup. Mungkin benar bahwa secara fisik-biologis sudah disebut hidup karena mampu bergerak, masih bernyawa dan tumbuh-berkembang, namun secara hakiki belumlah hidup karena “hidupnya” belum punya keputusan mendasar untuk hidup yang sehidup-hidupnya. Tentu saja akan jauh berbeda kualitas keyakinan, pemahaman dan aktivitas seseorang antara hidup yang belum sesungguh-sungguhnya dengan yang sudah, karena ada-tidaknya standar yang benar dari-Nya.
Hidup kita di alam dunia ini sesungguhnya bukan pilihan sadar kita. Kita tinggal menerima saja apa yang digariskan untuk kita: Di mana dan kapan dilahirkan, siapa bapak-ibu kita lengkap dengan kondisi dan lingkungannya. Hidup kita dengan demikian semata pemberian dari-Nya. Namun Allah SWT melengkapi hidup kita selain dengan potensi fisik, adalah dengan naluri, indera dan akal-pikiran yang bersifat otonom, merdeka. Secara leluasa kita bisa menggunakan pemberian Allah tersebut untuk hidup sekehendak kita, baik berorientasi positif maupun negatif, memanfaatkan sepenuhnya-semuanya-seoptimalnya maupun baru sebagian termanfaatkan.
Sementara di alam semesta ini kita dapati berlakunya hukum alam, hukum sebab-akibat atau disebut sunnatullah yang tidak pernah berubah kaidahnya sejak zaman azali dulu. Itulah aturan baku dari Allah SWT yang diterapkan guna menjaga keseimbangan dan keberlangsungan alam semesta ini sesuai yang dikehendaki-Nya. Karena kasih sayang-Nya kepada manusia pula lantas Allah mengutus para Nabi dan Rasul guna memberikan peringatan dan pembelajaran serta contoh konkret cara hidup yang benar di alam dunia ini. Para utusan mengemban tugas tersebut dilengkapi dengan firman-Nya yang tertuang dalam lembaran Kitab Suci. Itulah ajaran Islam, agama fitrah yang datang dari Sang Maha Pencipta Allah SWT untuk kita manusia.
           Para utusan sejak dari Nabi Adam AS ditugasi Allah untuk kaum masing-masing dengan ajaran dari-Nya yang pelaksanaan syariatnya sesuai dengan tingkat perkembangan hidup mereka. Itulah peran mulia para utusan-Nya. Namun utusan yang terakhir ditugasi-Nya untuk seluruh manusia sedunia, bahkan makhluk sealam semesta karena sesuai dengan perkembangan hidup makhluk di alam ini yang telah bertahap menuju era globalisasi. Itulah Rasulullah Muhammad SAW dengan Kitab Suci al-Quran yang kebenarannya bersifat universal dan abadi. Kita semua saat ini dihidupkan dan diberi kesempatan oleh-Nya hidup pada zaman utusan yang terakhir, mengikuti ajaran dan termasuk umat Muhammad SAW.
Guna mengisi hidup ini dengan kenyamanan dan kesuksesan, maka hendaknya kita gunakan segenap pemberian dari Allah SWT itu secara positif-konstruktif. Kemampuan fisik-biologis kita gunakan untuk beraktivitas aneka hal, kemampuan naluri kita gunakan untuk mempertahankan hidup jenis kita, kemampuan indera kita gunakan untuk merasakan-mencermati-menikmati segala yang ada atau terhidangkan di alam ini dan kemampuan akal-pikiran kita gunakan untuk menamai-menandai-membedakan berdasarkan ilmu. Namun hanya dengan itu semua, kita masih belum mantap berjalan di muka bumi ini sebab ke arah mana hidup dan apa peran hidup manusia serta perbedaan antara yang benar dan yang salah masih tidak jelas. Kejelasan mengenai hal itu hanya bisa diketahui dari pemberian-Nya yang berupa ajaran agama Islam. Misalnya pokok isinya demikian: Ternyata hidup manusia di alam dunia ini barulah hidup awal yang sementara dan sedikit namun menentukan tingkatan mana bagi hidup berikutnya dengan peran sebagai hamba-Nya serta khalifah-Nya, yakni guna memakmurkan bumi sekitar. Hidup yang abadi di akhirat kelak. Karena itulah untuk hidup lebih sukses secara hakiki dan sesuai dengan ketentuan-Nya diperlukanlah pemahaman agama Islam secara menyeluruh disertai pengamalan berdasarkan al-Quran dan juga Sunnah Nabi.
Kadang kita dihadapkan pada masalah pelik dan pilihan sulit, penuh risiko sehingga memerlukan petunjuk lain di luar naluri, di luar indera, di luar akal-pikiran, bahkan di luar agama formal. Itulah letak pentingnya hidayah taufik yakni petunjuk halus yang mampu mengantarkan seseorang pada tercapainya tujuan hidup yang benar.
الهِدَايَةُ هِيَ الدِّلاَلَةُ بِاللُطْفِ عَلَى مَا يُصِلُ اِلَى المَطْلُوْبِ .
Untuk bisa mendapatkan hidayah taufik ini tentu dengan melewati proses yang tidak sederhana, setimbang dengan hasil yang akan didapatkannya. Siapa yang berwewenang memberikan hidayah taufik tiada lain hanyalah Allah SWT. Nabi pun tidak memiliki wewenang tersebut. Kasus pamanda beliau, Abu Thalib yang besar peranannya terhadap hidup beliau dan dakwah Islam juga tidak bisa mendapatkan hidayah taufik ini, meskipun Nabi memohonkannya. Hidayah taufik sungguh merupakan hak prerogratif dan wewenang Allah SWT semata. Inilah jenis petunjuk khusus yang bisa dicapai manusia dengan dasar ihsan: yakni keikhlasan, taqarrub serta totalitas hidup yang sesuai kehendak-Nya.
Para mufasir, ahli tafsir al-Quran, telah menyusun konsep tentang anugerah Allah yakni berupa lima petunjuk yang diberikan kepada manusia. Lima petunjuk itu terdiri dari tiga petunjuk pertama bersifat gratis, satu petunjuk keempat didapat harus dengan cara dipelajari-diamalkan, serta satu petunjuk kelima dengan pencapaian terbaik. Tiga petunjuk pertama yakni hidayatul wijdan (petunjuk naluri), hidayatul khawas (petunjuk indera), dan hidayatul aql (petunjuk akal), manusia diberi-Nya tugas untuk menjaga dan mendayagunakannya secara optimal. Sedangkan terhadap petunjuk keempat yakni hidayatut diin (petunjuk agama), manusia diberi-Nya pilihan keutamaan untuk mempelajari-mengamalkannya. Adapun petunjuk kelima paling tinggi hidayatul maunah atau hidayatut taufiq (petunjuk taufik), manusia berkesempatan mencapainya dengan persyaratan standar yakni ikhtiar hidup total sesuai kehendak-Nya berdasarkan ihsan dan takwa.
اقول قول هذا. و استغفرالله من المعاصى و الذنوب .
فاستغفروا الله . انه هو الغفور الرحيم. و قل رب اغفر و ارحم و انت خير الراحمين
Khutbah Kedua
الحمد لله الذى هدانا الى صراط مستقيم .هو الذى خلق الانسان من طين .
و جعل نسله من سلالة من ماء مهين.
اشهد ان لا اله الا الله اله الاولين و الاخرين . و ان محمدا عبده ورسوله الامين .
و الصلاة و السلام على نبينا محمد و على اله و اصحابه اجمعين. اما بعد .
فيا ايها المسلمون اتقوا الله حق تقواه و لا تموتن الا و انتم مسلمون
Jamaah rahimakumullah,
Saat ini diberi-Nya kita hidup di zaman yang memrihatinkan, sarat persoalan sehingga menghajatkan adanya pribadi kuat. Pribadi kuat adalah personalitas yang tahan uji, ulet, pantang putus asa dalam menjalani hidup. Mewujudkan pribadi kuat hanya bisa didasari  dengan cara hidup berpedoman agama Islam. Apalagi bila melihat beraneka-ragam dan besarnya skala permasalahan yang kini menghadang hidup kita maka hidayah taufik menjadi makin perlu untuk kita raih. Itulah petunjuk halus yang mengantarkan pada tercapainya tujuan hidup yang benar. Kita manusia bisa mendapatkan petunjuk taufik jika dan hanya jika kita memang meminta serta mau mengikutinya. Tanpa amalan untuk mengikutinya itu, kita hanya berpura-pura ingin atau sekadar mencoba. Dua faktor signifikan inilah, agama dan hidayah taufik yang makin kita butuhkan untuk hidup secara nyaman, benar juga sukses.
Demikian khutbah yang kami paparkan. Semoga khutbah ini mendapatkan ridha Allah dan bermanfaat untuk kita semua. Amin. Mari kita menjaga takwa dan mari berdoa kepada Allah memohon kekuatan fisik dan mental, tahan uji, ulet juga terjauhkan dari sikap berputus asa sehingga hidup kita sukses secara hakiki di dunia maupun akhirat. Amin.
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين
اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا ا تباعة و ارنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابة.
اللهم انا نسئلك علما نافعا و قلبا خاشعا و رزقا حلالا و عملا مقبولا
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة و فى الاخرة حسنة و قنا عذاب النار
و صلى الله على نبينا محمد و على اله و اصحابه اجمعين
سبحان ربك رب العزة عم يصفون و سلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين

                       

Jumat, 03 Februari 2012

Menangguhkan Kesenangan Hidup

Menangguhkan Kesenangan Hidup

Oleh: Muhammad Nasiruddin
          الحمد لله الذى خلق الانسان فى احسن تقويم فسواه وهداه الى صراط مسفقيم. اشهدان لا اله الا الله الخالق المعبود العزيز الرحيم و اشهد ان محمدا عبده و رسوله الامين صلاة و سلاما دائمين عليه و تابعيه باحسان الى يوم الدين . اما بعد .
 فيا ايها المسلمون اتقوا الله حق تقواه و لا تموتن الا و انتم مسلمون
قال  الله تعالى فى قرآن الكريم : و ما خلقت الجن و الانس الا ليعبدون
و قال ايضا : و اذ قال ربك للملائكة إنى جاعل فى الارض خليفة
Jamaah Jumah rahimakumullah,
Kondisi lingkungan sosial kita saat ini sungguh tidak harmonis, memrihatinkan, bahkan mengenaskan. Kita bisa saja mengeluh dan marah ataupun sedih dan menyesali-diri tetapi sama sekali tidak mengubah keadaan. Nyatanya kita juga belum atau tidak mampu berbuat banyak hal karena keterbatasan yang ada. Tampaknya itu semua merupakan hal konkret yang terhidang di depan kita, tidak bisa kita hindari, tidak mungkin kita tolak. Oleh karena itu jauh lebih tepat-bijaksana jika kita bersikap menerima sebagai kenyataan bahkan hingga sikap berdamai dengan keadaan yang ada tersebut.
Baiklah kita terima realitas yang tidak nyaman, tidak baik dan jauh dari ideal ini sebagai kenyataan yang menantang untuk diperjuangkan dan diperbaiki. Kita siap berjuang namun jelas juga kini terdapat banyak keterbatasan yang mengungkungnya seperti terbatas waktu, terbatas kemampuan, juga terbatas sarana dan sumberdaya manusia (SDM). Lantas bagaimana kita membangun motivasi-diri menghadapi tantangan hidup yang penuh keterbatasan dan aroma kemuraman ini? Adakah hal ini juga berarti menangguhkan kesenangan hidup? Sampai kapan?
Jamaah Jumat yang dirahmati Allah,
Realitas sosial yang memrihatinkan dan mengenaskan kian hari kian mencolok. Sebagai gambaran mari kita cermati tema atau judul di koran-majalah pada seminggu terakhir ini. Permasalahan yang dimunculkan adalah: tarif listrik naik, polemik hukum bagi korupsi sistemik, trafficking, siswa berprestasi internasional tidak diterima PTN, cacat moral calon bupati, plagiarisme dosen, gempa di Cina, dampak gunung meletus di Islandia, bentrok di makam mbah Priok, rusuh di Batam, kriminalitas kecil-kecil di banyak kota-desa, prospek suram ekonomi Indonesia, teroris ditangkap, kemudian berita olah-raga yang atraktif!. Lepas dari apakah koran memang lebih suka mengangkat berita negatif daripada positif, namun tentu semua wacana itu memengaruhi pembacanya. Kesan muram dan penuh masalah atau tidak menggembirakan tampak menonjol. Benarkah hidup kita saat ini memang hanya berisikan kemuraman?
Sesungguhnya tidaklah demikian karena Tuhan Allah menciptakan segala sesuatu di alam ini berpasang-pasangan.
¨bÎ*sù yìtB ÎŽô£ãèø9$# #·Žô£ç ÇÎÈ   ¨bÎ) yìtB ÎŽô£ãèø9$# #ZŽô£ç ÇÏÈ  
Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguh-sungguhnya bersama kesulitan itu adalah kemudahan. (QS Alam Nasyrah [94]: 5-6).
Meskipun benar bahwa yang ditampakkan oleh koran adalah kemuraman atau sarat masalah namun bukankah dalam hidup kita ini juga penuh dengan kegembiraan, kesenangan dan solusi-solusi?  Benar ada yang berkeluh-kesah serta marah-marah namun bukankah ada juga manusia yang terus bersyukur serta menerima realitas dengan sikap menyenangkan sambil mengubah keadaan? Ini menyangkut kepekaan dan seni hidup: bagaimana kita mampu menangkap momentum kegembiraan yang datangnya sekejap-sekilas seperti busa sabun sesaat sebelum pecah? Atau mirip dengan momentum wangi-mekarnya bunga Wijayakusuma? Siapa yang terlambat atau hadir sebelum waktunya tentu tidak akan mendapatkan “apa-apa” karena salah waktu untuk mampu menikmati keelokan busa ataupun menghirup wangi Wijayakusuma.
Kegembiraan dan kebahagiaan sesungguhnya didapatkan bukan dengan cara dicari kemana-mana melainkan dengan cara dibuat-dihadirkan dari bahan yang tersedia di sekitar. Kita yang mengemasnya. Kalau ditanyakan kapan momentum kegembiraan hadir secara maksimal? Jawabannya bisa beraneka isi. Namun sungguh disayangkan bila jawabannya menunjuk ke orang lain ataupun waktu lain karena hal itu berarti yang bersangkutan tidak akan merasa berbahagia, selalu mengira terletak pada yang tidak ada pada dirinya. Kapan waktu paling merasa berbahagia dalam hidup? Orang tua menjawab saat anak-anak; anak-anak menjawab saat sudah remaja; remaja menjawab saat mahasiswa; mahasiswa menjawab saat pengantin-baru; pengantin baru menjawab saat sudah punya anak; yang punya anak menjawab saat anaknya sudah mentas semua; yang anaknya sudah mentas semua menjawab saat masih anak-anak. Lho. Kok menjadi berputar saling mengira yang lain berbahagia? Sungguh ini gambaran kebahagiaan dari luar, yang dicari dan tak pernah ditemukan.
Sense of humor, mungkin memang ada dasar bakat bagi pelawak tetapi jelas setiap orang perlu untuk melatih kepekaannya agar hidupnya tidak selalu stress dan tegang. Mampu tertawa jelas penting guna hidup yang sehat secara psikis. Konon, dengan tertawa selain menyenangkan diri dan orang lain juga hanya membutuhkan 17 otot yang berkontraksi lantas merasakan rileks. Sementara untuk marah butuh 50 otot yang berkontraksi lantas mengeras-menegang dari sekitar 600 otot yang dimiliki manusia. Apalagi jumlah energi yang dikeluarkan untuk marah jauh lebih boros selain punya risiko memicu timbulnya berbagai penyakit.
Pribadi panutan kita Nabi Muhammad SAW sering pula berhumor dan berjenaka. Suatu ketika seorang saudagar asing bertemu beliau dan meminta untuk dicarikan seekor unta yang besar-gagah. Nabi segera menjawab bahwa yang tersedia adalah anak-unta. Kembali saudagar menjelaskan permintaannya berupa unta besar yang kuat-gagah untuk perjalanan jauh; kembali pula Nabi menjawab yang tersedia adalah anak-unta. Setelah kemudian diambilkan oleh Nabi maka tampaklah seekor unta tinggi besar yang kuat gagah. Saudagar tadi terkejut melihatnya seolah menanyakan akan jawaban Nabi sebelumnya. Segera pula baginda Nabi menjelaskan, “Bukankah unta yang tinggi-besar ini adalah anak-unta juga?”
Pernah pula Nabi didatangi seorang nenek tua yang meminta beliau mendoakannya agar bisa masuk surga. Nabi segera menjelaskan, “Nek, di surga sana itu tidak ada orang yang setua nenek”. Spontan sang nenek menangis dan Nabi membiarkannya hingga tangisnya reda. Kemudian kata Nabi, “Maukah kamu Nek, bila dicipta kembali muda menjadi berumur remaja?” Spontan si nenek mengangguk dan tersenyum gembira. Lantas Nabi pun berdoa yang diamini oleh nenek tua tersebut. Begitulah gambaran kejenakaan dan humor yang dilakukan oleh Nabi yang menyiratkan bahwa hidup di dunia ini perlu pula rileks, tersenyum dan berbahagia senantiasa dalam menjalani hidup.
Tentu humor dan bisa menikmati hidup tergolongkan keterampilan batin dan seni hidup; ramuan khusus dari keterampilan fisik juga keterampilan pikir. Sumber untuk bisa terampil-batin adalah punya kepekaan hidup, ada kesediaan berprihatin, menjalani hidup serius serta bersikap mau menangguhkan kesenangan selain perasaan cukup-diri (qanaah). Hal-hal inilah yang lebih sering dihindari oleh kebanyakan manusia karena berkeinginan langsung bisa menikmati hidup; sedangkan sesungguhnya justru inilah bahan dasar kebahagiaan hidup, sumber kedewasaan mental manusia. Hidup yang pahit pun akan tidak menjadi persoalan baginya. Hidup penuh keterbatasan tidak lagi menjadi sumber derita, melainkan menjadi peluang untuk berjuang. Bertahan hidup dengan demikian adalah cara menemukan makna hidup dalam penderitaan; tidak lagi sekadar hidup yang menderita melainkan sudah mampu melompat tinggi untuk menemukan makna!
اقول قول هذا و استغفرالله من المعاصى و الذنوب
فاستغفروا الله . انه هو الغفور الرحيم . و قل رب اغفر و ارحم و انت خير الراحمي
                                                    KhutbahKedua
الحمد لله الذى هدانا الى صراط مستقيم هو الذى خلق الانسان من طين و جعل نسله من سلالة من ماء مهين . اشهد ان لا اله الا الله اله الاولين و الاخرين . و ان محمدا عبده ورسوله الامين . و الصلاة و السلام على نبينا محمد و على اله و اصحابه اجمعين. اما بعد
فيا ايها المسلمون اتقوا الله حق تقواه و لا تموتن الا و انتم مسلمون .
           Jamaah Jumah rahimakumullah,                   
           Demikianlah hidup manusia di dunia ini yang memang telah dihadirkan oleh Allah segala sesuatunya secara berpasangan. Ada siang ada malam, ada lelaki ada perempuan, ada sulit ada mudah, ada derita ada bahagia, ada keterbatasan ada keleluasaan. Ketidakdewasaan sikap manusia sering menyebabkan penglihatannya atas segala sesuatu hanya dari satu sisi; sisi lainnya tertutupi. Apalagi ketika media massa yang kita konsumsi juga sering memandang hanya dengan sebelah mata. Oleh karena itu yang kemudian dibutuhkan adalah kepekaan hidup, seni hidup dan juga sense of humor. Insya Allah dengan kesadaran bahwa yang diciptakan Allah adalah sepasang maka memudahkan kita untuk mampu melihat sisi-nyaman yang tersembunyi, sisi membahagiakan yang tertutupi oleh ketidakbahagiaan.
Kalau apa yang kita hadapi adalah permasalahan yang memrihatinkan, maka jalani hidup dan teruslah berikhtiar untuk menemukan titik-terang kebahagiaan dan kesenangan. Kalaupun masih terus memrihatinkan maka teruslah jalani hidup dengan optimisme sebab sesungguhnya kita sedang menunda kesenangan hidup. Hidup kita di dunia ini hanyalah pengantar yang juga penentu untuk hidup abadi kelak di alam akhirat. Mari terus kita jaga iman-takwa dan disertai ikhtiar.
Demikian khutbah ini, semoga mendapat ridha Allah dan bermanfaat untuk kita semua. Amin. Mari kita berdoa memohon kepada Allah semoga kita terus mampu dan memenangkan perjuangan hidup di dunia ini sehingga beruntung di akhirat.
اعوذ بالله من الشيطان الرجيم. بسم الله الرحمن الرحيم. الحمد لله رب العالمين
اللهم ارنا الحق حقا وارزقنا اتباعة و ارنا الباطل باطلا و ارزقنا اجتنابة.
اللهم انا نسئلك علما نافعا و قلبا خاشعا و رزقا حلالا و عملا مقبولا
ربنا اتنا فى الدنيا حسنة و فى الاخرة حسنة و قنا عذاب النار
و صلى الله على نبينا محمد و على اله و اصحابه اجمعين
سبحان ربك رب العزة عم يصفون و سلام على المرسلين و الحمد لله رب العالمين