Rabu, 03 Desember 2014

Tafsir al-Quran

‘Ala Harfin ‘Minggrang-minggring’
Enam Terjemahan atas Ayat QS al-Hajj [22]: 11

z`ÏBur Ĩ$¨Z9$# `tB ßç7÷ètƒ ©!$# 4n?tã 7$öym ( ÷bÎ*sù ¼çmt/$|¹r& îŽöyz ¨br'yJôÛ$# ¾ÏmÎ/ ( ÷bÎ)ur çm÷Ft/$|¹r& îpuZ÷FÏù |=n=s)R$# 4n?tã ¾ÏmÎgô_ur uŽÅ£yz $u÷R9$# notÅzFy$#ur 4 y7Ï9ºsŒ uqèd ãb#uŽô£ãø9$# ßûüÎ7ßJø9$# ÇÊÊÈ  
No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1.
Al-Quran dan Terjemah. Ar-Raafi’. Jakarta: Departemen Agama RI. 2012
Dan di antara manusia ada yang menyembah Allah hanya di tepi (tidak dengan penuh keyakinan); maka jika dia memperoleh kebajikan dia merasa puas; dan jika dia ditimpa suatu cobaan dia berbalik ke belakang (kembali kafir lagi). Dia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata
2.
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi dening Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Lan sawenehe manungsa ana kang manembah ing Allah kanthi minggrang-minggring, atine mamang. Dadi manawa nemu kabecikan atine iya tentrem, nanging menawa kesandhung ing reribet banjur mbalik dadi kapir. Wong kang mengkono mau kapitunan ana ing donya lan ing akhirat. Iya mengkono iku kapitunan kang nyata
3.
Al-Quran dan Terjemah Bahasa Jawa, Al-Huda. Ahmad Thohaputra. Asy-Syifa: Semarang. 2004
Lan ing antarane manungsa ana wong kang nyembah Allah kanthi minggir-minggir (ora kanthi kebake kapitayan/keyakinan); mula rikalane dheweke merkoleh kebagusan dheweke ngrasa anteng ana ing kahanan iku; lan kalamun nandhang sawijine pacoban dheweke banjur kuwalik rahine (bali kapir maneh). Dheweke ngalami karugen ana ing donya lan akerat. Kang mengkono iku wujude karugen kang cetha
4.
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1956
Dan sebagian daripada manusia berbakti kepada Allah dengan tidak tetap; yaitu jika kebaikan mengenai dia, tentramlah ia dengan agama itu, dan jika percobaan mengenai dia tertelungkuplah ia di atas mukanya. Ia kerugian di dunia dan di akhirat. Yang demikian itu kerugian yang nyata
5.
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Firdaus. Terjemahan. 1994
Ada di antara manusia yang menyembah Allah hanya di tepi; jika mengalami kebaikan merasa puas; dan jika mengalami cobaan berbalik muka; ia rugi di dunia dan di akhirat. Itulah kerugian yang nyata. Jiwa orang demikian tidak cukup kuat; ia beriman jika akan menguntungkan, tetapi begitu mendapat cobaan ia segera surut. Orang ini berbeda dengan kaum munafik. Ia bukan melakukan perbuatan dosa karena penipuan atau bermuka-muka, tetapi karena berjiwa lemah, menilai ukuran yang benar dengan keberhasilan, sifat mementingkan diri sendiri yang tidak memberikan apa-apa tapi meminta yang sebanyak-banyaknya, suatu pandangan picik yang jaungkauannya tidak melampaui perhitungan dunia yang sempit—segala yang ada di dunia ini diperhitungkan baik-baik untung-ruginya. Ia tidak berhasil merangkum keduanya dan kegagalannya di dunia ini terbukti nyata buat setiap orang yang mau memperhatikan
6.
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Dan ada pula di antara manusia yang belum atau tidak kuat imannya yang menyembah Allah dengan berada di tepi; tidak pernah merasa tenang dan mantap jiwanya serta selalu goncang maka jika ia atau keluarganya memperoleh kebajikan yakni keuntungan duniawi tenanglah ia, yakni tetaplah ia dalam keadaannya itu, dan jika ia atau keluarganya ditimpa oleh suatu ujian berupa kesulitan, bencana atau hal-hal yang tidak menguntungkan dunianya berbaliklah ia tersungkur jatuh atas wajahnya yakni ia mengalami kecelakaan akibat ulahnya itu. Rugilah ia di dunia karena dengan demikian ia tidak memperoleh apa yang diharapkannya bahkan kehilangan ketenangan dan rugi pula ia di akhirat karena sikapnya itu mengakibatkan dia tidak memperoleh anugerah Allah bahkan mengakibatkan ia disiksa. Yang demikian itu yakni kerugian ganda itu adalah kerugian yang nyata 
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ !$tB ߃Íé& Nåk÷]ÏB `ÏiB 5-øÍh !$tBur ߃Íé& br& ÈbqßJÏèôÜムÇÎÐÈ

Panguripan Kang Rupeg
Enam Terjemahan atas Ayat pada QS Thaha [20]: 124-127
ô`tBur uÚtôãr& `tã ̍ò2ÏŒ ¨bÎ*sù ¼ã&s! Zpt±ŠÏètB %Z3Y|Ê ¼çnãà±øtwUur uQöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# 4yJôãr& ÇÊËÍÈ  
No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1.
Al-Quran dan Terjemah.  Jakarta: Depag RI. 2012
Dan barangsiapa berpaling dari peringatan-Ku, Maka sesungguhnya baginya penghidupan yang sempit, dan Kami akan menghimpunkannya pada hari kiamat dalam keadaan buta
2.
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohd Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Dene sing sapa mlengos saka pepeling Ingsun (Kitab Quran) yekti dheweke bakal nduweni panguripan kang rupeg. Ing dina Qiyamat, wong mau Ingsun kelumpukake nanging mripate wuta
3.
Al-Quran dan Terjemah Bahasa Jawa, Asy-Syifa: Semarang. 2004
Lan sing sapa wonge mengo saka pituduh Ingsun, mula satemene tumrap dheweke kahuripan kang rupek, lan Ingsun bakal ngumpulake dheweke ana dina Kiyamat kanthi kahanan wuta
4.
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1956
Dan barang siapa berpaling daripada peringatan-Ku maka adalah baginya penghidupan yang sempit; dan Kami akan kumpulkan dia pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Barang siapa tidak mau menerima Quran yang Kami kirim sebagai peringatan maka penghidupannya dalam keagamaan atau kerohaniahan adalah sempit; dan di hari Kiamat, Kami akan kumpulkan dia dengan khalayak yang ramai di padang mahsyar dalam keadaan buta
5.
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Jakarta: Pustaka Firdaus. Terjemahan. 1994
Tetapi barang siapa mengelak dari peringatan-Ku, maka baginya kehidupan yang sempit, dan Kami akan mengumpulkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Seperti dalam dua ayat terakhir di atas, sekali lagi di sini terdapat sedikit perbedaan dari sepotong ayat terdahulu (ii.39). Akibat membangkang dari petunjuk Allah di sini penegasannya lebih bersifat pribadi; kehidupan yang sempit dan kebutaan yang akan terus berlangsung di balik kehidupan ini. ‘Kehidupan yang sempit’ ini mengandung banyak arti; (1) suatu kehidupan yang dikeluarkan dari kemurahan Allah dengan karunia-Nya di dunia yang luas ini; (2) kehidupan untuk pribadi, bukan untuk semua orang; (3) dengan secara khusus melihat ‘kesempurnaan’ hidup ini, maka ia akan kehilangan hakikat hidup akhirat yang sebenar-benarnya hidup.
6.
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, yakni enggan melaksanakan petunjuk-Ku yang Kusampaikan melalui para nabi maka sesunggguhnya baginya penghidupan yang sempit yang menjadikan ia walau memiliki aneka kenikmatan duniawi tidak pernah merasa puas dengan perolehannya, tidak juga rela dan pasrah menerima ketetapan-Ku dan Kami akan menghimpunkannya pada hari Kiamat dalam keadaan buta. Kami melupakan dan meninggalkannya sehingga ia tidak dapat mencapai jalan menuju surga.
tA$s% Éb>u zOÏ9 ûÓÍ_s?÷Ž|³ym 4yJôãr& ôs%ur àMZä. #ZŽÅÁt/ ÇÊËÎÈ tA$s% y7Ï9ºxx. y7÷Gs?r& $uZçF»tƒ#uä $pktJŠÅ¡uZsù ( y7Ï9ºxx.ur tPöquø9$# 4Ó|¤Yè? ÇÊËÏÈ y7Ï9ºxx.ur ÌøgwU ô`tB t$uŽó r& öNs9ur .`ÏB÷sムÏM»tƒ$t«Î/ ¾ÏmÎn/u 4 Ü>#xyès9ur ÍotÅzFy$# x©r& #s+ö/r&ur ÇÊËÐÈ


Mengharap Bertemu Allah?
Enam Terjemah atas Ayat pada QS Yunus [10]: 7-8
¨bÎ) šúïÏ%©!$# Ÿw šcqã_ötƒ $tRuä!$s)Ï9 (#qàÊuur Ío4quysø9$$Î/ $u÷R9$# (#qœRr'yJôÛ$#ur $pkÍ5 šúïÏ%©!$#ur öNèd ô`tã $uZÏF»tƒ#uä tbqè=Ïÿ»xî ÇÐÈ   šÍ´¯»s9'ré& ÞOßg1urù'tB â$¨Y9$# $yJÎ/ (#qçR$Ÿ2 šcqç7Å¡õ3tƒ ÇÑÈ  
No
Sumber
Terjemah dan atau tafsirnya
1.
Al-Quran dan Terjemah. Ar-Raafi Jakarta: Depag RI. 2012
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan (tidak percaya akan) pertemuan dengan Kami, dan merasa puas dengan kehidupan dunia serta merasa tenteram dengan kehidupan itu dan orang-orang yang melalaikan ayat-ayat Kami, mereka itu tempatnya ialah neraka, disebabkan apa yang selalu mereka kerjakan.
2.
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif, 1987/1924
Satemene wong kang padha ora ngarep-arep (ora kuwatir) bakal disowanake marang pangarsaningsun lan padha bungah ngrasakake kauripan ing donya, tentrem marang kabungahaning donya, lan kabeh wong kang lali, ora padha merduli marang ayat-ayat Ingsun. Wong kang mangkono iku panggonane ana ing neraka yaiku minangka piwalese barang kang wis ditindakake
3.
Al-Quran dan Terjemah Bahasa Jawa, Al-Huda: Semarang. 2004
Sejatine wong-wong kang ora duwe pengarep-arep (ora percaya bakal) ketemu kelawan Ingsun, lan wis ngrasa lega kanthi panguripan donya sarta ngrasa tentrem kanthi panguripan iku, lan wong-wong kang padha nglalekake marang ayat-ayat Ingsun; hiya wong-wong kang kaya mengkono iku panggonane ana neraka disebabake apa kang tansah dheweke kabeh padha nglakoni
4.
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1956
Sesungguhnya orang-orang yang tidak percaya akan pertemuan Kami (yaitu orang-orang tidak percaya kepada pertemuan dengan Kami buat menerima balasan masing-masing) dan suka kepada penghidupan dunia serta tenteram dengannya dan orang-orang yang lalai dari (memikirkan) ayat-ayat Kami; (maka) mereka itu, tempat mereka ialah api neraka dengan sebab apa yang mereka telah usahakan
5.
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Terjemahan. Jakarta: Pustaka Firdaus. Terjemahan. 1994
Mereka yang tidak mengharapkan pertemuan dengan Kami, dan sudah senang dengan kehidupan dunia dan sudah puas, serta mereka yang lalai akan ayat-ayat Kami; tempat tinggal mereka ialah Api sesuai dengan usaha mereka. Mereka yang sudah tidak memperoleh rahmat disebutkan dengan tiga gelar (1) bertemu dengan Allah bukan menjadi harapan atau keinginan mereka yang sesungguhnya, tetapi ada yang lain, yakni (2) benda kasar di dunia yang bukan hanya menarik tetapi rupanya benar-benar memberi kepuasan kepada mereka. Oki cahaya masa depan buat mereka tidak ada, dan (3) mereka tuli dan sudah seperti mati terhadap gema dan ajaran Allah yang sangat berarti. (1) dan (2) menunjukkan padamnya nyala iman dalam hati mereka, dan (3) mereka tersungkur menjadi mangsa segala kejahatan dunia dalam tingkah laku mereka. Mereka bertolak belakang dengan x.9 dengan iman dan perbuatan baik mereka yang sudah menerima rahmat Allah.
6.
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Quran . M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
Sesungguhnya orang-orang yang tidak mengharapkan, yakni tidak percaya akan pertemuan dengan sanksi dan ganjaran Kami di hari Kemudian dan merasa puas dengan kehidupan dunia sehingga tidak menghiraukan lagi adanya kehidupan akhirat, tidak juga berpikir dan berupaya kecuali memenuhi kebutuhan jasmani dan meraih kenikmatan duniawi serta merasa tenteram dengannya, ketenangan yang menjadikan mereka tidak mempersiapkan diri sama sekali untuk kehidupan akhirat dan orang yang senantiasa lalai terhadap ayat-ayat Kami, yakni tidak memikirkan dan mengambil pelajaran dari ayat al-Quran dan tanda-tanda keesaan dan kekuasaan Allah SWT yang terbentang di alam raya, mereka itu yang sungguh jauh kebejatannya, tempatnya ialah neraka disebabkan apa, yakni kedurhakaan dan kelalaian yang selalu mereka kerjakan.

( `yJsù tb%x. (#qã_ötƒ uä!$s)Ï9 ¾ÏmÎn/u ö@yJ÷èuù=sù WxuKtã $[sÎ=»|¹ Ÿwur õ8ÎŽô³ç ÍoyŠ$t7ÏèÎ/ ÿ¾ÏmÎn/u #Jtnr& ÇÊÊÉÈ

Tidak ada komentar:

Posting Komentar