Temen
Kapitunan
Delapan Terjemahan
QS al-Ashr [103]: 1-3
ÎóÇyèø9$#ur ÇÊÈ ¨bÎ) z`»|¡SM}$# Å"s9 Aô£äz ÇËÈ wÎ) tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qè=ÏJtãur ÏM»ysÎ=»¢Á9$# (#öq|¹#uqs?ur Èd,ysø9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ ÇÌÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1
|
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
|
1. Demi masa.
2. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian,
3. Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan
amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat
menasehati supaya menetapi kesabaran.
|
2
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif,
1987/1924
|
Demi wektu. Sayekti manungsa iku temen ana sajroning
kapitunan. Kajaba kang padha angestu sarta anindakake panggawe becik, apa
dene weling-wineling ing bener sarta weling-wineling ing shabar.
|
3
|
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
Dhemi
wektu. Satemene manungsa iku yekti ana ing sajrone kapitunan. Kajaba
wong-wong kang padha iman lan nglakoni ngamal saleh lan padha tutur-tinutur
supaya padha-padha bisa anaati ing kabeneran lan padha tutur-tinutur supaya
padha-padha bisa anetepi ing kasabaran.
|
4
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
|
Perhatikanlah masa.
Sesungguhnya manusia itu di dalam kerugian. Kecuali orang yang beriman dan
beramal baik dan berpesan-pesan pada (menjalankan) kebenaran, dan
berpesan-pesan pada menjalankan kesabaran. Manusia hidup dalam masa. Masa itu
penting. Rugilah manusia yang melewatkan masanya dengan tidak mengerjakan
kebaikan baginya dan bagi pergaulan.
|
5
|
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid
Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
|
Demi masa (1). Sesungguhnya
manusia itu benar-benar berada dalam kerugian, (2) kecuali orang-orang yang
beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasihat-menasihati supaya menaati
kebenaran dan nasihat-menasihati supaya menetapi kesabaran (3).
Dalam surat
pendek ini tercermin manhaj lengkap bagi kehidupan manusia sebagaimana
dikehendaki Islam. Tampak rambu-rambu tashawur imani dengan hakikatnya
yang besar-lengkap dalam bentuk yang sejelas-jelasnya dan secermat-cermatnya.
|
6
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Wal-Ashr, Sesungguhnya semua manusia yang
mukallaf di dalam wadah kerugian dan kebinasaan yang besar
dan beragam. Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal amalan-amalan yang
saleh yakni bermanfaat serta saling berwasiat tentang kebenaran
dan saling berwasiat tentang kesabaran dan ketabahan.
|
7
|
Tafsir A-Azhar (Edisi Baru).
Prof. Dr.Hamka. Jakarta: Pustaka Panjimas. 2004/1983
|
Demi masa! Sesungguhnya manusia itu adalah di dalam
kerugian. Kecuali orang yang beriman dan beramal shalih dan berpesan-pesanan
dengan Kebenaran dan berpesan-pesanan dengan Kesabaran.
|
8.
|
The
Glorious Koran. Marmaduke
Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
|
The Declining Day. Revealed at Mecca. By the declining day. Lo! Man is in a
state of loss. Save those who believe and do good works, and exhort another
to truth and exhort one another to endurance
|
Aqabah I: Muatan
Makna
Delapan Terjemahan
atas Ayat pada QS al-Balad [90]: 11-12
xsù zNystFø%$# spt7s)yèø9$# ÇÊÊÈ !$tBur y71u÷r& $tB èpt7s)yèø9$# ÇÊËÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1
|
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
|
11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi
sukar. 12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
|
2
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif,
1987/1924
|
Ya gene padha ora ngelakoni dalan bener klawan temen?
Sapa kang meruhake sira nglakoni dalan bener?
|
3
|
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
Ananging dheweke ora ngambah dalan kang ngrekel tur
angel. Apa sira ngerti, apa sejatine dalan kang ngrekel tur angel iku?
|
4
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
|
Tetapi ia tidak menempuh
jalan yang payah itu? Sudahkah engkau tahu apa dia jalan yang payah itu? Bukankah Kami telah jadikan
bagi manusia itu dua mata, satu lidah, dua bibir dan Kami tunjukkan baginya
dua jalan, berbakti yang biasa berat-payah dan jalan kemaksiatan yang biasa
ringan-mudah? Tetapi manusia tidak suka menempuh jalan payah itu.
|
5
|
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid
Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
|
Maka tidakkah sebaiknya
(dengan hartanya itu) ia menempuh jalan yang mendaki lagi sukar? Tahukah
kamu, apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
Ayat ini
mengandung anjuran, dorongan dan motivasi. Kemudian ditunjukkanlah bahwa persoalan
ini begitu besar-agung dengan dilontarkan kalimat tanya. Sungguh bukan
pendakian dan kesukarannya yang besar tapi nilainya di sisi Allah, untuk
memotivasi manusia agar menempuh dan menjalaninya meskipun perlu perjuangan
dan jerih payah. Tiada jerih payah yang tersia-siakan di sisi Allah.
|
6
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Maka tidakkah sebaiknya ia bangkit
dengan penuh semangat dan kesungguhan untuk terjun menempuh jalan yang mendaki
lagi sukar, yakni jalan kebaikan itu? Apakah yang menjadikanmu mengetahui apakah
jalan yang mendaki lagi sukar itu? Engkau tidak dapat membayangkan
betapa keagungan dan hakikatnya.
|
7
|
Tafsir Al-Azhar (Edisi Baru).
Prof. Dr. Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
|
Tetapi tidak ditempuhnya jalan mendaki yang sukar.
Tahukah engkau, apakah jalan mendaki yang sukar itu?
|
8.
|
The Glorious Koran. Marmaduke
Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
|
But he hath
not attempted the Ascent. Ah, what will convey unto thee what the Ascent is! The City.
Revealed at Mecca.
|
Aqabah II: Kelompok
Kanan
Delapan Terjemahan
dari Ayat pada QS al-Balad [90]: 13-17
7sù >pt6s%u ÇÊÌÈ ÷rr& ÒO»yèôÛÎ) Îû 5Qöqt Ï 7pt7tóó¡tB ÇÊÍÈ $VJÏKt #s >pt/tø)tB ÇÊÎÈ ÷rr& $YZÅ3ó¡ÏB #s 7pt/uøItB ÇÊÏÈ ¢OèO tb%x. z`ÏB tûïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#öq|¹#uqs?ur Îö9¢Á9$$Î/ (#öq|¹#uqs?ur ÏpuHxqöuKø9$$Î/ ÇÊÐÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1
|
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
|
13. (yaitu) melepaskan budak dari
perbudakan,
14. atau memberi Makan pada hari
kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada
hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang
sangat fakir.
17. dan Dia (tidak pula) Termasuk
orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling
berpesan untuk berkasih sayang.
|
2
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif,
1987/1924
|
Yaiku (kayata) merdikakake kawula.
Utawa nalikane angel pangan (pahilan) aweh pangan. Marang bocah yatim kang isih
klebu sanak. Utawa marang wong miskin kang prasasat turu ing lemah. Kajaba
iku wong mau kudu kalebu wong kang angestu sarta weling-wineling narima lan
sih-sinisihan. Wong
mangkono mau layang cathetaning laku padha diulungake saka tengen.
|
3
|
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
(hiya iku) merdikakake pudhak. Utawa
aweh mangan ana ing dinane keluwen (larang pangan). (marang) bocah yatim kang
isih ana gegandhengan kerabat. Utawa wong miskin kang banget pekire
(mlarate). Lan dhewekne (uga ora) kalebu golongane wong-wong kang iman lan
padha wekas-winekasan kelawan sabar lan wasiyat-winasiatan kalawan welas
asih.
|
4
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
|
(Yaitu) merdekakan hamba, atau memberi makan di
hari kelaparan, kepada anak yatim yang sekeluarga, atau kepada orang miskin
yang sangat kepayahan, kemudian (tidak) ia jadi dari golongan mereka yang
beriman dan berpesan-pesan pada (mengerjakan) kesabaran dan berpesan-pesan
pada mengasihani.
Ayat 17 berhubungan ayat 11. Manusia tidak menempuh jalan yang payah itu,
kemudian jadi orang yang beriman dan berpesan mengasihani. Yakni lantaran ia
tidak menempuh jalan payah itu, maka tidak ia jadi dari golongan orang yang
beriman dan ........
|
5
|
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid
Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
|
(Yaitu) melepaskan budak dari perbudakan, atau memberi makan pada hari
kelaparan, (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat, atau orang miskin
yang sangat fakir. Kemudian dia termasuk orang-orang yang beriman dan saling
berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang. Inilah
jalan mendaki lagi sukar yang harus ditempuh manusia sehingga perlu dukungan
iman. Yakni jalan mendaki lagi sukar yang ada di antara dia dan surga yang
kalau dia menempuhnya niscaya akan sampai di sana.
|
6
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Jalan itu adalah pelepaskan
budak yakni memerdekakan budak atau membebaskan orang yang terlilit
oleh kesulitan atau penganiayaan. Atau menyebarluaskan keadilan
sosial lewat pemberian makanan pada hari kelaparan. Mereka adalah anak
yatim, anak belum dewasa yang telah wafat ayahnya dan yang serupa
dengan mereka yang ada hubungan kedekatan atau orang miskin yang sangat fakir
sangat membutuhkan bantuan. Kemudian
dia termasuk orang yang beriman dan saling berpesan tentang kesabaran dan
saling berpesan tentang berkasih sayang.
|
7
|
Tafsir Al-Azhar (Edisi Baru).
Prof. Dr. Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
|
(Ialah)
melepaskan belenggu perbudakan. Atau memberi makan pada hari kelaparan. Anak
yatim yang ada hubungan qirabat. Atau orang miskin yang telah tertanah.
Kemudian, adalah dia termasuk orang-orang yang beriman dan pesan-memesan
dengan kesabaran dan pesan-memesan dengan berkasih-kasihan.
|
8.
|
The Glorious Koran. Marmaduke
Pickthall. The New American Library. 1956/1953
|
(It is) to free a slave, And
to feed in the day of hunger. An orphan near of kin, Or some poor wretch in
misery. And to be of those who believe and exhort one another to perseverance
and exhort one another to pity. The City. Revealed at Mecca.
|
Mukallaf
Beban Kemanusiaan
Sembilan Terjemahan
atas Awal-Ayat pada QS al-Baqarah [2]: 286
w ß#Ïk=s3ã ª!$# $²¡øÿtR wÎ) $ygyèóãr 4 $ygs9 $tB ôMt6|¡x. $pkön=tãur $tB ôMt6|¡tFø.$# 3 ÇËÑÏÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1
|
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
|
286. Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai
dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya
dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya.
|
2
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif,
1987/1924
|
Allah ora kersa meksa marang sawijining badan, kajaba
mung sak kuwate. Awak mau bakal tampa ganjaraning kabecikan kang wis
ditindakake lan uga bakal nyangga patraping keluputan kang wis ditindakake.
|
3
|
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
Allah ora merdi-merdi marang sawijining awak-awakan,
tetep entuk ganjaran (saka kabagusan) kang wis ditindakake, lan dheweke tetap
nampa pasiksan (saka kejahatan) kang wis dilakoni.
|
4
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
|
Allah tidak memberatkan satu jiwa melainkan sekedar
bisa terpikul olehnya. Ialah yang akan mendapat (pahala dari) apa yang ia
kerjakan; dan ialah yang akan mendapat (siksa dari) apa yang ia usahakan.
|
5
|
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Terjemahan Ali
Audah, The Holy Quran. Jakarta: Pustaka
Firdaus.. 1994/1934
|
Allah tidak
akan memaksa seseorang di luar kemampuannya, ia mendapat (pahala) sesuai
dengan yang dikerjakannya, ia mendapat (hukuman) sesuai dengan yang
dikerjakan.
Bd.ii.233. dalam ayat ini bebas adalah dalam arti kekayaan materi; di sini
dalam arti kewajiban rohani. Allah telah menjamin bahwa Dia akan menerima
amal setiap orang sesuai dengan apa yang menjadi kewajibannya. Kita berdoa
lebih lanjut agar janji itu terpenuhi.
|
6
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Allah tidak membebani
seseorang melainkan sesuai dengan kelapangan/kesanggupannya. Ia mendapatkan
pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapatkan siksa (dari
kejahatan) yang dikerjakannya. Shalat diwajibkan
berdiri, tapi kalau sulit berdiri, maka boleh duduk. Seorang yang sulit
mendapatkan air untuk berwudhu atau khawatir menyangkut kesehatannya, maka
dia boleh bertayammum. Allah tidak menghendaki sedikit pun kesulitan menimpa
manusia.
|
7
|
Tafsir Al-Azhar Hamka. Jakarta.
Pustaka Panjimas. 2004/1983.
|
Tidaklah Allah memberati suatu diri melainkan sekadar
terpikul olehnya. Dia akan mendapat pahala dari apa yang dia usahakan dan
akan mendapat siksa atas apa yang dia usahakan pula.
|
8.
|
The Glorious
Koran. Marmaduke
Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
|
Allah
tasketh not a soul beyond its scope. For it (is only) that which it hath
earned, and against it (only) that which it hath deserved. The Cow.
Revealed at al-Madinah.
|
9.
|
Tafsir Fi Zhilalil
Quran. Sayyid
Quthb. Penerjemah As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
|
|
La Raiba:
Tanpa Keraguan
Sembilan Terjemahan
atas Ayat pada QS al-Baqarah [2]: 1-2
$O!9# ÇÊÈ y7Ï9ºs Ü=»tGÅ6ø9$# w |=÷u ¡ ÏmÏù ¡ Wèd z`É)FßJù=Ïj9 ÇËÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1
|
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
|
1.
Alif laam miim.
2.
Kitab (Al Quran) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang
bertakwa. Takwa
Yaitu memelihara diri dari siksaan Allah dengan mengikuti segala
perintah-perintah-Nya; dan menjauhi segala larangan-larangan-Nya; tidak cukup
diartikan dengan takut saja.
|
2
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi Mohammad Adnan. Bandung: al-Maarif,
1987/1924
|
Alif Laam
Miiem. Kitab Quran iku wong ora sumelang terang saka Allah, dadi pituduh
marang wong kang padha tundhuk (wedi) ing Allah. Iku
kabeh aksara Arab kang priksa tegese Allah piyambak.
|
3
|
Al-Quran dan Terjemahnya Bahasa Jawa, Al-Huda. Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
Alif Lam Mim. Kitab
(al-Quran) iki kitab kang bener, ora patut dimamangake, tur dadi pituduh
tumrap wong-wong kang padha takwa. Takwa artine ngreksa awake sangka siksane Allah
kanthi ngelakoni sakabehaning perintahe Pangeran lan ninggal sekabehaning
kang dilarang; iki ora cukup mung diarteni wedi wae.
|
4
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
|
Alif Lam
Mim. Kitab itu, tidak ada sebarang syak padanya, satu petunjuk jalan bagi
orang-orang yang (mau) berbakti. Allah, Jibril,
Muhammad, Quran ini dari Allah kepada Jibril, kepada Muhammad. Kitab itu:
Quran yang sebagiannya pada masa itu masih terkandung di Lauhil-Mahfudz.
|
5
|
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Terjemahan Ali
Audah, The Holy Quran. Jakarta:
Pustaka Firdaus.. 1994/1934
|
Alif Lam Mim. Inilah kitab
yang tiada diragukan, suatu petunjuk bagi mereka yang bertakwa. At-Taqwa serta
kata-kata kerja dan kata-kata benda yang dikaitkan dengan akar kata itu
berarti (1) takut kepada Allah yang menurut penulis Surat Amsal (I:7) dalam
Perjanjian Lama merupakan permulaan kearifan, (2) menahan atau menjaga lidah,
tangan dan hati dari segala kejahatan, (3) artinya ketakwaan, ketaatan dan
kelakuan yang baik. Semua gagasan ini dalam terjemahan hanya ada satu atau
dua gagasan yang dapat diterangkan sesuai bunyi kalimat. Lihat xlvii.17 dan
lxxiv.56, c.5808.
|
6
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Alif Lam Mim. Itulah
yakni al-Kitab, yakni kitab yang sangat sempurna tidak
ada keraguan padanya; yakni pada kandungannya dan kesempurnaannya dan
berfungsi sebagai petunjuk bagi
seluruh manusia kendati yang menarik manfaatnya hanyalah orang-orang bertakwa
yang keterangannya dijelaskan pada ayat 3,4,5.
|
7
|
Tafsir Al-Azhar.. Hamka.
Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
|
Alif Laam Miim. Inilah Kitab itu; tidak ada sebarang
keraguan padanya, satu petunjuk bagi orang-orang yang hendak bertakwa.
|
8.
|
The Glorious Koran. Marmaduke
Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
|
Alif, Lam,
Mim. This is the Scripture whereof there is no doubt, a guidance unto those
who ward off (evil). The Cow. Revealed at al-Madinah.
|
9.
|
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah
As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
|
|
Takwa Kang
Temenan
Delapan Terjemahan
atas Ayat QS Ali Imran [3]: 102
$pkr'¯»t tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä (#qà)®?$# ©!$# ¨,ym ¾ÏmÏ?$s)è? wur ¨ûèòqèÿsC wÎ) NçFRr&ur tbqßJÎ=ó¡B ÇÊÉËÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1
|
Al-Quran dan Terjemahnya. Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
|
102. Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada
Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati
melainkan dalam Keadaan beragama Islam.
|
2
|
Tafsir al-Quran Suci Basa
Jawi Mohammad Adnan.
Bandung: al-Maarif, 1987/1924
|
He wong mukmin kabeh, sira padha bektiya ing Allah,
kelawan sejatining bekti, lan sira aja padha mati kejaba mati Islam.
|
3
|
Al-Quran dan Terjemahnya
Bahasa Jawa, Al-Huda.
Asy-Syifa: Semarang. 2004
|
He wong-wong kang padha iman, padha tawakala sira kabeh
marang Allah kang sabener-benere takwa marang Panjenengane lan aja
pisan-pisan nganti sira kabeh mati, kajaba sira kabeh netepi agama Islam.
|
4
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan. Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
|
Hai orang-orang yang beriman! Berbaktilah kepada Allah
dengan sebenar-benar kebaktian, dan janganlah kamu mati melainkan dalam
keadaan kamu (sebagai) muslimin.
|
5
|
Quran Terjemah dan
Tafsirnya oleh Abdullah
Yusuf Ali. Terjemahan Ali Audah, The
Holy Quran. Jakarta: Pustaka Firdaus.. 1994/1934
|
Wahai orang
yang beriman. Takutlah (bertakwalah) kamu kepada Allah dengan takut yang
sesungguhnya dan janganlah kamu mati kecuali dalam Islam.
Ada
beberapa macam takut: (1) takut yang hina ialah pengecut; (2) takut seorang
anak atau orang belum berpengalaman menghadapi suatu bahaya yang tidak
diketahuinya; (3) takut seseorang yang wajar karena ingin menjauhi yang akan
merugikan dirinya atau orang yang ingin dilindunginya; (4) rasa hormat yang
sama dengan rasa cinta, sebab rasa cinta itu takut berbuat sesuatu yang tidak
akan menyenangkan sasaran yang dicintainya. Yang keempat mendatangkan
ketakwaan. Orang yang matang imannya menyuburkan yang keempat. Pada tahap
awal, yang ketiga dan yang kedua mungkin diperlukan. Sedang yang pertama
suatu perasaan, setiap orang harus merasa malu. Seluruh wujud kita harus
sudah menyatu dengan Islam, bukan sekadar dilapisi atau menampakkan diri ke
luar saja.
|
6
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan,
Kesan dan Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah
kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; jauhi seluruh
larangan-Nya dan ikuti seluruh perintah-Nya sampai pada batas akhir kemampuan
kamu, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan berserah
diri kepada Allah, yakni memeluk agama Islam.
|
7
|
Tafsir Al-Azhar Hamka. Jakarta.
Pustaka Panjimas. 2004/1983.
|
Wahai orang-orang yang beriman! Takwalah kamu kepada
Allah sebenar-benar takwa, dan janganlah kamu mati melainkan di dalam keadaan
muslimin.
|
8.
|
The Glorious Koran. Marmaduke
Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
|
O ye who
believe! Observe your duty to Allah
with right observance, and die not save as those who have surrendered
(unto Him).
The Family of Imran. Revealed at al-Madinah.
|
9.
|
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah
As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
|
|
Kebaktian yang
Sempurna
Delapan Terjemahan dari Ayat pada QS Ali Imran
[3]: 92
`s9 (#qä9$oYs? §É9ø9$# 4Ó®Lym (#qà)ÏÿZè? $£JÏB cq6ÏtéB 4 $tBur (#qà)ÏÿZè? `ÏB &äóÓx« ¨bÎ*sù ©!$# ¾ÏmÎ/ ÒOÎ=tæ ÇÒËÈ
No
|
Sumber
|
Terjemah
dan atau tafsirnya
|
1
|
Al-Quran dan Terjemahnya.
Ar-Raafi’. Jakarta: Depag RI. 2012
|
92.
Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan (yang sempurna), sebelum kamu
menafkahkan sehahagian harta yang kamu cintai, dan apa saja yang kamu
nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya
|
2
|
Tafsir al-Quran Suci Basa Jawi
M. Adnan. Bandung: Maarif, 1987/1924
|
Sira
kabeh ora bakal bisa pikantuk kabecikan (ganjaran) nganti sira padha gelem
nanjakake (ndermakake) barang kang padha sira senengi. Dene barang apa wae
kang padha sira dermakake, satemene Allah iku nguningani ing barang mau.
|
3
|
Al-Quran dan Terjemah Bahasa Jawa,
Al-Huda. Semarang. 2004
|
Sira
kabeh ora bakal bisa tumeka ing (derajat) kepangabekten (kang sempurna)
nganti sira kabeh padha nyedhekahake saperangan bandha kang sira senengi. Lan
apa wae kang sira sedhekahake, mangka satemene Allah mirsani.
|
4
|
Al-Furqan Tafsir Quran. A. Hassan.
Surabaya: Al-Ikhwan. 1986/1928
|
Kamu
tidak akan mendapat (balasan) kebaikan kecuali kamu mendermakan sebagian
daripada apa yang kamu sayangi; dan sesuatu apa yang kamu dermakan itu, Allah
mengetahui akan dia.
|
5
|
Quran Terjemah dan Tafsirnya oleh Abdullah Yusuf Ali. Penerjemah Ali
Audah, The Holy Quran. Jakarta:
Pustaka Firdaus.. 1994/1934
|
Kamu
tidak akan mencapai kebaktian sebelum kamu menafkahkan (dengan rela) sebagian
apa yang kamu cintai, dan apapun yang kamu berikan pasti Allah mengetahui. Sebagai
ujian dalam mengeluarkan sedekah, adakah yang kita berikan itu sesuatu yang
sangat berharga buat kita, sesuatu yang kita cintai? Kalau kita memberikan
nyawa kita di jalan Allah, maka itu adalah yang tertinggi yang kita berikan.
Kalau kita menyerahkan diri kita, berarti segala daya upaya kita: bakat,
kepandaian, pengetahuan, urutan tingkatannya kemudian kita berikan. Kalau
yang kita berikan hasil usaha kita, harta kita, milik kita, itu juga
merupakan pemberian yang besar. Kebanyakan orang mencintai semua itu melebihi
segalanya. Ada lagi kenyataan lain yang kurang dari itu: kedudukan, reputasi
dan kesejahteraan hidup yang kita cintai, pengharapan terhadap mereka yang
dapat menolong kita dan sebagainya. Perintah Tuhan agar kita tidak hanya
mementingkan diri sendiri, dan tak ada perbuatan demikian yang tidak
diketahui oleh Allah betapapun kecil dan tersembunyinya.
|
6
|
Tafsir Al-Mishbah: Pesan, Kesan dan
Keserasian Al-Quran .
M. Quraish Shihab. Jakarta: Lentera Hati. 2002
|
Kamu
sekali-kali tidak meraih kebajikan (yang sempurna) sebelum
kamu menafkahkan dengan cara yang baik dan tujuan serta motivasi yang
benar sebagian dari apa, yakni harta benda yang kamu sukai. Jangan
khawatir merugi atau menyesal dengan pemberianmu yang tulus, karena apa
saja yang kamu nafkahkan, baik itu dari yang kamu sukai maupun yang
tidak kamu sukai, maka sesungguhnya tentang segala sesuatu menyangkut hal
itu Allah Maha Mengetahui, dan Dia yang akan memberi ganjaran untuk
kamu baik di dunia maupun di akhirat kelak
|
7
|
Tafsir Al-Azhar (Edisi Baru).
Hamka. Jakarta. Pustaka Panjimas. 2004/1983.
|
Sekali-kali tidaklah kamu akan mencapai kebaikan,
sebelum kamu mendermakan sebagian dari harta yang kamu sayangi. Dan apa jua
pun dari sesuatu yang kamu dermakan itu sesungguhnya Allah mengetahui.
|
8.
|
The Glorious Koran. Marmaduke
Pickthall. USA: The New American Library. 1956/1953
|
Ye will not
attain unto piety until ye spend of that which ye love. And whatsoever ye
spend, Allah is aware thereof. The Family of Imran. Revealed at
al-Madinah.
|
9.
|
Tafsir Fi Zhilalil Quran. Sayyid Quthb. Penerjemah
As’ad Yasin. Jakarta: Gema Insani Press. 2005/1992
|
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar