Selasa, 12 Februari 2013

KHA Dahlan Bela Tanah Kauman Muntilan


Rasa Kauman Muntilan :

KHA Dahlan Bela Tanah Kauman Muntilan
                Terjadi pada tahun 1918-1919. Romo Van Lith SJ misionaris aseli Negeri Belanda bermaksud meluaskan areal pasturan hingga meliputi Kauman Muntilan. Setiap hari dia membujuki warga dan tokoh Kauman untuk bersedia pindah-rumah atau menjual tanah-rumah kepadanya. Konon hingga suatu hari warga Kauman (ber-)/(di-) kumpul (-kan) di kantor Kawedanaan Moentilan zaman penjajahan Belanda ketika itu untuk rapat soal tanah Kauman Muntilan.
                KH Ma’shoem bin KH Isa (1848-1939) tokoh Kauman yang menjabat pengulu Sawangan saat itu mencari cara untuk mengatasi hal tersebut hingga bertemu KHA Dahlan pendiri Moechammadijah Jogja. Mungkin ada solidaritas “sesama Kauman”. Maka kemudian diselenggarakanlah pertemuan antara Van Lith dengan KHA Dahlan dalam format debat-agama. Kalau Van Lith kalah maka berhentilah rencana perluasan  ke tanah Kauman; kalau KHA Dahlan kalah maka boleh diteruskan bila warga Kauman bersedia secara sukarela. Alhamdulillah, Van Lith kalah dalam debat tersebut, gangguan tanah berakhir.
                Kemudian ketika para murid KHA Dahlan akan salat di mesjid Kauman (Al-Fath) sungguh menarik perhatian warga Kauman. Sebab mereka berwudhu langsung di sungai yang mengalir airnya; tidak di kolam mesjid yang tersedia. Begitulah yang tercatat dalam sejarah KHA Dahlan dan perintisan Moechammadijah seperti ditulis sejarawan UGM Ahmad Adaby Darban dalam blognya. So, Kauman Muntilan mampu berkiprah salah satunya karena adanya peran pembelaan KHA Dahlan tersebut. Apalagi setelah itu KH Ma’shoem dengan bersepeda-onthel biasa ikut pengajian malam Selasa Pon di Jogja yang diselenggarakan oleh Hoofdbestuur (Pimpinan Pusat) Moechammadijah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar