Sabtu, 27 September 2014

pra-pasca hidup dunia

Proses Sebelum Hidup-Dunia (Sangkaning Dumadi): Gelap
Meneranginya dengan tawakkal (transendensi) hayati shalat-puasa-haji bermula dari yakin akan qudrah dan iradatullah (Ketetapan dan Kehendak Allah) atas ar-Rahman

1.           Perjanjian azali dengan Tuhan Allah
øŒÎ)ur xs{r& y7/u .`ÏB ûÓÍ_t/ tPyŠ#uä `ÏB óOÏdÍqßgàß öNåktJ­ƒÍhèŒ öNèdypkô­r&ur #n?tã öNÍkŦàÿRr& àMó¡s9r& öNä3În/tÎ/ ( (#qä9$s% 4n?t/ ¡ !$tRôÎgx© ¡ cr& (#qä9qà)s? tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# $¯RÎ) $¨Zà2 ô`tã #x»yd tû,Î#Ïÿ»xî ÇÊÐËÈ
Lan nalikane Pangeranira ngetokake anak-turune Adam saka gegere wong tuwane lan Panjenengane nyeksekake marang jiwa-jiwane wong-wong mau sarana dhawuhing Allah: “Apa Ingsun iku dudu Allah Pangeran sesembahanira kabeh?” Dheweke padha matur: “Inggih kita sami nyekseni menawi Paduka Pangeran sesembahan kita”. Kang mangkono mau supaya besuk ana ing dina Kiamat aja nganti sira padha ngucap, ”Sayektos bab punika kita sami kesupen”.

Dan ingatlah ketika Tuhanmu mengeluarkan dari putra Adam masing-masing dari punggung yakni sulbi orang tua mereka kemudian meletakkannya di rahim ibu-ibu mereka sampai akhirnya menjadikannya keturunan mereka manusia sempurna dan Dia yakni Allah mempersaksikan mereka putra Adam itu atas diri mereka sendiri yakni meminta pengakuan mereka msing-masing melalui potensi yang dianugerahkan Allah kepada mereka, yakni akal mereka juga melalui penghamparan bukti keesaan-Nya di alam raya dan pengutusan para nabi seraya berfirman, “Bukankah Aku Tuhan Pemelihara kamu dan yang selalu berbuat baik kepada kamu?” Mereka menjawab: Betul kami menyaksikan bahwa Engkau adalah Tuhan kami dan menyaksikan pula bahwa Engkau Maha Esa. Seakan-akan ada yang bertanya, “Mengapa Engkau lakukan demikian Wahai Tuhan?” Allah menjawab: “Kami lakukan yang demikian itu agar di hari Kiamat nanti kamu wahai yang mengingkari keesaan-Ku tidak mengatakan: “Sesungguhnya kami adalah orang-orang yang lengah terhadap ini yakni keesaan Tuhan, karena tidak adanya bukti-bukti tentang keesaan Allah SWT”. (QS al-A’raf [7]: 172)

2.            Tiupan Ruh Allah SWT (Ruh idhafi-amanah saat janin 4 bulan)
¢OèO çm1§qy yxÿtRur ÏmŠÏù `ÏB ¾ÏmÏmr ( Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur 4 WxÎ=s% $¨B šcrãà6ô±n@ ÇÒÈ
Panjenengane nuli nyampurnakake kedadeane ana ing sajroning pranakan lan anyebul rohe ana ing njero kono sarta Panjenengane banjur andamel kanggo sira kabeh pengrungu, pandeleng lan ati. Ananging sathithik sira kabeh padha syukur.

Kemudian yang lebih hebat dari itu Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalam tubuh-nya ruh (ciptaan)-Nya dan setelah kelahirannya di pentas bumi Dia menjadikan bagi kamu wahai manusia pendengaran agar kamu dapat mendengarkan kebenaran dan penglihatan agar kamu dapat melihat tanda-tanda kebesaran Allah dan hati agar kamu dapat berpikir dan beriman; tetapi sedikit sekali kamu bersyukur dan banyak di antara kamu yang kufur. Yakni, tidak memfungsikan anugerah-anugerah itu sebagaimana yang Allah kehendaki, tetapi memfungsikannya untuk hal-hal yang bertentangan dengan kehendak-Nya (QS as-Sajdah [32]: 9) juga (QS al-Hijr [15]: 29) dan juga (QS Shad [38]: 72)

3.            Tahap-tahap Penciptaan
ôs)s9ur $oYø)n=yz z`»|¡SM}$# `ÏB 7's#»n=ß `ÏiB &ûüÏÛ ÇÊËÈ §NèO çm»oYù=yèy_ ZpxÿôÜçR Îû 9#ts% &ûüÅ3¨B ÇÊÌÈ ¢OèO $uZø)n=yz spxÿôÜZ9$# Zps)n=tæ $uZø)n=ysù sps)n=yèø9$# ZptóôÒãB $uZø)n=ysù sptóôÒßJø9$# $VJ»sàÏã $tRöq|¡s3sù zO»sàÏèø9$# $VJøtm: ¢OèO çm»tRù't±Sr& $¸)ù=yz tyz#uä 4 x8u$t7tFsù ª!$# ß`|¡ômr& tûüÉ)Î=»sƒø:$# ÇÊÍÈ §NèO /ä3¯RÎ) y÷èt/ y7Ï9ºsŒ tbqçFÍhyJs9 ÇÊÎÈ ¢OèO ö/ä3¯RÎ) tPöqtƒ ÏpyJ»uŠÉ)ø9$# šcqèWyèö7è? ÇÊÏÈ
Lan sanyata Ingsun wus anitahake manungsa (Adam) saka saripatining lemah. Ingsun banjur andadekake turuning manungsa saka mani ana ing peranakan (rahiming wadon). Ingsun nuli andadekake mani iku dadi getih kenthel; getih kenthel iku nuli Ingsun dadekake daging kempel, Ingsun nuli ndadekake daging kempel iku dadi balung; balung iku banjur Ingsun buntel daging, banjur Ingsun titahake dadi makhluk liya. Maha Luhur Allah sabecik-becike kang nitahake. Nuli sira sawuse mangkono iku yekti bakal padha mati. Nuli saktemene sira bakal padha ditangekake besuk ana ing dina Kiamat.

Dan sesungguhnya Kami bersumpah bahwa Kami telah menciptakan manusia yakni jenis manusia yang kamu saksikan, bermula dari suatu saripati yang berasal dari tanah. Kemudian Kami menjadikannya yakni saripati itu nuthfah yang disimpan dalam tempat yang kokoh yakni rahim ibu. Kemudian Kami ciptakan yakni jadikan nuthfah itu ‘alaqah, lalu Kami ciptakan yakni jadikan ‘alaqah itu mudghah yang merupakan sesuatu yang kecil sekerat daging, lalu Kami ciptakan yakni jadikan mudghah itu tulang belulang, lalu Kami bungkus tulang-belulang itu dengan daging. Kemudian Kami mewujudkannya yakni tulang terbungkus daging itu menjadi, setelah Kami meniupkan ruh ciptaan Kami kepadanya, makhluk lain daripada yang lain yang sepenuhnya berbeda dengan unsur-unsur kejadiannya bahkan berbeda dengan makhluk lain. Maka Maha banyak lagi mantap keberkahan yang tercurah dari Allah, Pencipta Yang Terbaik. Kemudian sesungguhnya kamu wahai anak-cucu Adam sesudah itu yakni sesudah melalui proses tersebut dan ketika kamu berada di pentas bumi ini dan melalui lagi proses dari bayi, anak, remaja, dewasa, tua dan pikun, benar-benar kamu akan mati baik pada masa pikun maupun sebelumnya. Kemudian setelah kamu mati dan dikuburkan, sesungguhnya kamu sekalian pada hari Kiamat nanti akan dibangkitkan dari kubur kamu untuk dimintai pertanggungjawaban, lalu masing-masing Kami beri balasan dan ganjaran yang tepat-setimpal-adil. (QS al-Mukminun [23]: 12-16)

4.           Lahir dan Urutan Berfungsinya Indera
ª!$#ur Nä3y_t÷zr& .`ÏiB ÈbqäÜç/ öNä3ÏF»yg¨Bé& Ÿw šcqßJn=÷ès? $\«øx© Ÿ@yèy_ur ãNä3s9 yìôJ¡¡9$# t»|Áö/F{$#ur noyÏ«øùF{$#ur   öNä3ª=yès9 šcrãä3ô±s? ÇÐÑÈ
Lan Allah kang nglahirake sira kabeh saka wetenge ibunira, sarta sira ora padha mangerti barang-barang. Panjenengane banjur ndadekake pangrungu, paningal lan ati, supaya sira padha syukur ing Allah.

Dan sebagaimana Allah mengeluarkan kamu berdasar kuasa dan ilmu-Nya dari perut ibu-ibu kamu sedang tadinya kamu tidak wujud, maka demikian juga Dia mengeluarkan kamu dari perut bumi dan menghidupkan kamu kembali. Ketika Dia mengeluarkan kamu dari ibu-ibu kamu, kamu semua dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun yang ada di sekeliling kamu dan Dia menjadikan bagi kamu secara berurutan pendengaran, penglihatan-penglihatan dan aneka hati, sebagai bekal dan alat-alat untuk meraih pengetahuan agar kamu bersyukur dengan menggunakan alat-alat tersebut sesuai dengan tujuan Allah menganugerahkannya kepada kamu (QS an-Nahl [16]: 78)

5.            Jenis Lelaki dan Perempuan

Secara relijius kaum lelaki dan wanita memiliki persamaan yang mutlak (QS an-Nisa’ [4]: 124 dan QS Gafir [40]: 40 serta QS an-Nahl [16]: 97). Lelaki lebih unggul daripada perempuan karena harus mencari nafkah dan menafkahi perempuan (QS an-Nisa’ [4]: 34) sehingga pembagian kerja dan pembedaan fungsi penting dilakukan.
$pkšr'¯»tƒ â¨$¨Z9$# $¯RÎ) /ä3»oYø)n=yz `ÏiB 9x.sŒ 4Ós\Ré&ur öNä3»oYù=yèy_ur $\/qãèä© Ÿ@ͬ!$t7s%ur (#þqèùu$yètGÏ9 4 ¨bÎ) ö/ä3tBtò2r& yYÏã «!$# öNä39s)ø?r& 4 ¨bÎ) ©!$# îLìÎ=tã ׎Î7yz ÇÊÌÈ
He para manungsa, sayekti Ingsun wus nitahake sira kabeh saka wong lanang lan wadon. Ingsun banjur ndadekake sira kabeh dadi pirang-pirang bangsa lan turunan supaya sira padha wewanuhan weruh-wineruhan. Sanyata wong kang dianggep mulya mungguhing Allah iku wong kang luwih takwa ing Panjenengane, sayekti Allah iku Maha uninga tur kang waspada.

Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang lelaki dan seorang perempuan yakni Adam dan Hawwa atau sperma lelaki dan ovum wanita serta menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal yang mengantar kamu untuk bantu-membantu serta saling melengkapi; sesungguhnya yang paling mulia di sisi Allah ialah yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal sehingga tidak ada sesuatu pun yang tersembunyi bagi-Nya walau detak-detik jantung dan niat seseorang (QS al-Hujurat [49]: 13) juz 26




Saat Hidup Dunia (Madyaning-Dumadi Urip-Donya): Terang tapi Tergoda
Mengatasinya dengan hidup berdasar agama, tawakal-takwa raih hidayah ma’unah
(W-q-y ‘berjaga-jaga atau melindungi diri dari sesuatu’)

1.            Urutan hidup: Kecenderungan masa anak, remaja, dewasa, tua, lansia
(#þqßJn=ôã$# $yJ¯Rr& äo4quysø9$# $u÷R9$# Ò=Ïès9 ×qølm;ur ×puZƒÎur 7äz$xÿs?ur öNä3oY÷t/ ֍èO%s3s?ur Îû ÉAºuqøBF{$# Ï»s9÷rF{$#ur ( È@sVyJx. B]øxî |=yfôãr& u$¤ÿä3ø9$# ¼çmè?$t7tR §NèO ßkÍku çm1uŽtIsù #vxÿóÁãB §NèO ãbqä3tƒ $VJ»sÜãm ( Îûur ÍotÅzFy$# Ò>#xtã ÓƒÏx© ×otÏÿøótBur z`ÏiB «!$# ×bºuqôÊÍur 4 $tBur äo4quysø9$# !$u÷R$!$# žwÎ) ßì»tFtB Írãäóø9$# ÇËÉÈ
Padha mangertia sanyata kauripan ing donya iku mung dolanan, lelahanan, pepaesan lan unggul-unggulan sarta akeh-akehan bandha lan anak. Kauripan donya kang mangkono iku upamane kaya banyu udan. Sawuse tumiba ing bumi banjur nukulake thethukulan, anggumunake wong-wong tani; ing sabanjure thethukulan mau tuwuh, nuli katon kuning, banjur garing nglingking. Ing akhirat ana paseksen abot lan pangapurane Allah tuwin karidhane. Lan ora ana kauripan donya iku kajaba mung bebungah (kasenengan sawatara) kang ngapusi.

Ketahuilah wahai hamba-hamba Allah yang lengah atau tertipu oleh gemerlap hiasan duniawi bahwa sesungguhnya kehidupan dunia dalam gemerlapannya yang menggiurkan tidak lain hanyalah permainan yakni aktivitas sia-sia tanpa tujuan menghabiskan waktu dan mengantar pada kelengahan yakni kegiatan menyenangkan hati tetapi tidak/kurang penting; serta juga merupakan perhiasan dan bermegah-megahan antara kamu yang mengantar pada dengki dan iri hati serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta yang mengakibatkan persaingan tak sehat dan juga berbangga tentang sukses anak-anak keturunan padahal itu bersifat sementara dan tidak kekal. Kehidupan duniawi ibarat hujan yang tercurah di atas tanah yang mengagumkan para petani tanam-tanaman yang ditumbuhkan-nya kemudian setelah berlalu sekian waktu dia yakni tanaman itu menjadi kering atau tumbuh tinggi dan menguat lalu segera engkau lihat dia menguning, lantas beberapa saat kemudian dia menjadi hancur. Demikian itu perumpamaan keadaan dunia dari segi cepat punahnya dan di akhirat nanti ada azab yang keras bagi mereka yang mengabaikannya dan ada juga ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya bagi mereka yang menjadikan dunia arena perolehan kebahagiaan akhirat dan tidaklah kehidupan dunia bagi mereka yang terlengahkan oleh gemerlapannya kecuali hanyalah kesenangan sementara dan segera lenyap lagi yang menipu manusia-manusia yang lengah itu (QS al-Hadid [57]: 20)

2.            Perhiasan Duniawi
z`Îiƒã Ĩ$¨Z=Ï9 =ãm ÏNºuqyg¤±9$# šÆÏB Ïä!$|¡ÏiY9$# tûüÏZt6ø9$#ur ÎŽÏÜ»oYs)ø9$#ur ÍotsÜZs)ßJø9$# šÆÏB É=yd©%!$# ÏpžÒÏÿø9$#ur È@øyø9$#ur ÏptB§q|¡ßJø9$# ÉO»yè÷RF{$#ur Ï^öysø9$#ur 3 šÏ9ºsŒ ßì»tFtB Ío4quysø9$# $u÷R9$# ( ª!$#ur ¼çnyYÏã ÚÆó¡ãm É>$t«yJø9$# ÇÊÍÈ
Wus direngga-rengga tumrap para manungsa yaiku seneng ing sarupaning pepinginan kasengsem ing wanita lan anak-anak lan raja-brana kang akeh saka emas lan salaka, lan jaran kang diingu (digemateni) lan raja kaya lan tanem-tuwuh. Hiya mangkono iku kasenengan urip ing donya, ana dene Allah iku kang kagungan saendah-endahing pangungsen, papan nikmat kanggo bali.

Dijadikan indah bagi manusia seluruhnya kecintaan kepada aneka syahwat, yakni aneka keinginan naluriah yaitu kepada wanita-wanita bagi pria dan pria-pria bagi wanita, serta anak-anak lelaki dan anak-anak perempuan. Dijadikan indah pula bagi manusia kecintaan pada harta yang tidak terbilang lagi berlipat ganda dari jenis emas, perak demikian juga kuda pilihan serta binatang ternak sapi, kambing, unta dan sawah ladang. Itulah naluri memertahankan hidup yang terdiri atas memelihara diri dan memelihara jenisnya serta kesenangan hidup di dunia namun dorongan yang seharusnya lebih kuat-besar adalah memeroleh apa yang berada di sisi Allah sebagai tempat kembali yang baik (QS Ali Imran [3]: 14)

3.          Manusia sebagai Abdullah, Abdi Allah
$tBur àMø)n=yz £`Ågø:$# }§RM}$#ur žwÎ) Èbrßç7÷èuÏ9 ÇÎÏÈ
Lan Ingsun ora nitahake jin lan manungsa ora liya kajaba supaya padha nyembah dhedhepe ibadah marang Ingsun

Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia untuk satu manfaat yang kembali kepada diri-Ku. Aku tidak menciptakan mereka melainkan agar tujuan atau kesudahan aktivitas mereka adalah beribadah kepada-Ku. (QS ad-Dzariyat [51]: 56)


4.            Manusia sebagai Khalifatullah, ‘peran-pengganti’ Allah
øŒÎ)ur tA$s% š/u Ïps3Í´¯»n=yJù=Ï9 ÎoTÎ) ×@Ïã%y` Îû ÇÚöF{$# ZpxÿÎ=yz ( (#þqä9$s% ã@yèøgrBr& $pkŽÏù `tB ßÅ¡øÿム$pkŽÏù à7Ïÿó¡our uä!$tBÏe$!$# ß`øtwUur ßxÎm7|¡çR x8ÏôJpt¿2 â¨Ïds)çRur y7s9 ( tA$s% þÎoTÎ) ãNn=ôãr& $tB Ÿw tbqßJn=÷ès? ÇÌÉÈ
Lan nalika Allah pangeranira dhawuh marang para malaikat: “Sanyata Ingsun bakal nitahake sesulih ana ing bumi”. Matur para malaikat: “Punapa Paduka badhe nitahaken tetiyang ingkang sami badhe damel risak wonten ing bumi sarta badhe nguncrataken rah?”Ing mangka kita sedaya punika sami memuji sarta nucekaken dhumateng Paduka. Dhawuhing Allaj, “Satemene Ingsun ngawuningani barang kang sira ora padha mangerti”.

Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat, “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan khalifah di muka bumi”. Mereka berkata, “Apakah, bukan mengapa, Engkau hendak menjadikan di bumi itu siapa yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah?”Bisa saja bukan Adam yang mereka maksudkan merusak dan emnumpahkan darah itu tetapi anak-cucunya.Padahal kami selalu bertasbih yakni menjauhkan Dzat, sifat dan perbuatan-Mu dari segala yang tidak wajar bagi-Mu, dan memuji-Mu atas segala nikmat yang Engkau anugerahkan kepada kami termasuk mengilhami kami untuk bertasbih memuji-Mu dan kami juga menyucikan demi untuk-Mu?”Tuhan pun berfirman, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”. (QS al-Baqarah [2]: 30)

5.            Menggapai Akhirat tanpa Lupakan Dunia
Æ÷tGö/$#ur !$yJÏù š9t?#uä ª!$# u#¤$!$# notÅzFy$# ( Ÿwur š[Ys? y7t7ŠÅÁtR šÆÏB $u÷R9$# ( `Å¡ômr&ur !$yJŸ2 z`|¡ômr& ª!$# šøs9Î) ( Ÿwur Æ÷ö7s? yŠ$|¡xÿø9$# Îû ÇÚöF{$# ( ¨bÎ) ©!$# Ÿw =Ïtä tûïÏÅ¡øÿßJø9$# ÇÐÐÈ
Ananging mugi ngupadasa ing akhirat kalayan kasugihan ingkang sampun kaparingaken dening Allah dhumateng sampeyan. Ewa semanten sampun nilar ing bagian sampeyan wonten ing donya lan mugi nindakna ing kasaenan kados dene Allah sampun damel kasaenan tumrap sampeyan, tuwin sampun ngantos pados kerisakan wonten ing bumi jalaran saestunipun Allah punika mboten rena dhateng tetiyang ingkang damel risak.

Berusahalah sekuat tenaga dan pikiranmu dalam batas yang dibenarkan Allah untuk memperoleh harta dan hiasan duniawi dan carilah secara sungguh-sungguh pada yakni melalui apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu dari hasil usahamu itu kebahagiaan negeri akhirat dengan menginfakkan dan menggunakannya sesuai petunjuk Allah dan dalam saat yang sama janganlah melupakan yakni mengabaikan bagianmu dari kenikmatan dunia dan berbuat baiklah kepada semua pihak, sebagaimana atau disebabkan karena Allah telah berbuat baik kepadamu dengan aneka nikmat-Nya dan janganlah engkau berbuat kerusakan dalam bentuk apapun di bagian manapun di bumi ini. Sesungguhnya Allah tidak menyukai para pembuat kerusakan. (QS al-Qashas [28]: 77)

6.            Membaca Masa Lalu guna Menyiapkan Masa Depan
$pkšr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#qãZtB#uä (#qà)®?$# ©!$# öÝàZtFø9ur Ó§øÿtR $¨B ôMtB£s% 7tóÏ9 ( (#qà)¨?$#ur ©!$# 4 ¨bÎ) ©!$# 7ŽÎ7yz $yJÎ/ tbqè=yJ÷ès?
He para mukmin, sira padha wedia ing Allah, uwong iku kudu permati ing sarira apa kang dilakoni kanggo sangu ing dina besuk kang luwih becik ing akhirat, lan sira sing padha takwa ing Allah, sanyata Allah iku Maha waspada marang barang kang padha sira lakoni
.
Wahai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah yakni hindarilah siksa yang dapat dijatuhkan Allah dalam kehidupan dunia dan akhirat dengan jalan melaksanakan perintah-Nya sekuat kemampuan kamu dan menjauhi larangan-Nya dan hendaklah setiap diri memerhatikan apa yang telah dikedepankannya, dilakukannya yakni amal saleh yang telah diperbuatnya untuk hari esok yang dekat yakni akhirat (QS al-Hasyr [59]: 18)



Alur Proses Setelah Mati (Paraning Dumadi): Gelap
Meneranginya dengan hidup bertakwa (transformasi) lewat amal-sosial guna menggapai mardhatillah (Keridhaan Allah) saat di dunia menuju ar-Rahim

1.        Proses Pulang Pasti: Dipaksa ataukah Sukarela?
óOçFö7Å¡yssùr& $yJ¯Rr& öNä3»oYø)n=yz $ZWt7tã öNä3¯Rr&ur $uZøŠs9Î) Ÿw tbqãèy_öè? ÇÊÊÎÈ
Apa sira padha ngira yen nggon Ingsun nitahake sira kabeh iku mung dedolanan, lan apa sira ora ngira yen bakal padha disowanake marang ngarsanIngsun?

Jika demikian kenyataan yang akan kamu hadapi, maka apakah kamu durhaka dan melecehkan tuntunan Kami dan kaum beriman karena kamu mengira bahwa Kami menciptakan kamu secara sia-sia tanpa hikmah dan kamu menyatakan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami, yakni dibangkitkan hidup kembali setelah kematian kamu guna mempertanggungjawabkan semua amal kamu? Tidak, sungguh kamu keliru jika mengira demikian (QS al-Mukminun [23]: 115)
tûïÏ%©!$#ur tbqè?÷sム!$tB (#qs?#uä öNåkæ5qè=è%¨r î's#Å_ur öNåk¨Xr& 4n<Î) öNÍkÍh5u tbqãèÅ_ºu ÇÏÉÈ
Lan wong kang padha gelem mewehake barang kang wus pinaringake marang dheweke (saka Zakat lan Sedekah) sarta atine padha wedi marga dheweke bakal padha bali sowan marang ngarsaning Pangerane

Dan orang-orang yang memberikan apa yang telah mereka berikan baik material maupun spiritual dengan pemberian yang yang disertai dengan hati yang sangat takut jangan sampai apa yang mereka lakukan tidak sempurna. Itu mereka lakukan karena mereka sadar bahwa sesungguhnya mereka akan kembali kepada Tuhan mereka guna mempertanggungjawabkan semua amal mereka (QS al-Mukminun [23]: 60)

2.        Penantian Barzah: Menyesal dan Merugi Tanpa ‘Jalan Mundur’
!$¯RÎ) öNä3»tRöxRr& $\/#xtã $Y6ƒÌs% uQöqtƒ ãÝàZtƒ âäöyJø9$# $tB ôMtB£s% çn#ytƒ ãAqà)tƒur ãÏù%s3ø9$# ÓÍ_tFøn=»tƒ àMZä. $R/ºtè? ÇÍÉÈ
Satemene Ingsun amedeni sira kabeh kalawan siksa kang wus cedhak ana ing dina manungsa padha andeleng barang kang wus ditindakake. Wong kafir ngucap, “Aduh getun banget aku, saeba becike samungguha aku iki dadi lemah bae!”

Sesungguhnya Kami telah memperingatkan kamu semua wahai manusia khususnya yang kafir tentang siksa yang dekat itu akan terjadi pada hari setiap orang melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya yakni amal kebaikan dan keburukannya selama hidup di dunia atau melihat balasan dan ganjarannya; orang mukmin ketika itu akan berkata, “Alangkah baiknya jika aku dibangkitkan sebelum ini”, dan orang kafir akan berkata, “Alangkah baiknya sekiranya aku dahulu adalah tanah”, sehingga tidak dibangkitkan dari kubur atau sama sekali tidak pernah hidup di dunia (QS an-Naba’[78]: 40)
tPöqtƒur öNèdçŽà³øts br(x. óO©9 (#þqèVt6ù=tƒ žwÎ) Zptã$y z`ÏiB Í$pk¨]9$# tbqèùu$yètGtƒ öNæhuZ÷t/ 4 ôs% uŽÅ£yz tûïÏ%©!$# (#qç/¤x. Ïä!$s)Î=Î/ «!$# $tBur (#qçR%x. tûïÏtGôgãB ÇÍÎÈ
Lan ana ing titiwanci dinane Allah ngumpulake wong-wong kafir pangrasane kaya-kaya dheweke iku durung tau manggon ing donya kajaba mung lagi saejam ing wektu awan, ing wektu iku dheweke isih padha-dene kelingan tepung karo kancane. Yekti kapitunan wong-wong kang nggorohake kanyataan yaiku madhep sowan ngarsaning Allah lan dheweke ora pisan-pisan oleh pituduh.

Dan sungguh telah merugi orang-orang yang mendustakan apa yang disampaikan oleh Nabi SAW. Kerugiana itu akan mereka rasakan dan sadari pada hari Dia, yakni Allah SWT mengumpulkan mereka di padang Mahsyar kelak. Ketika itu mereka merasa seakan-akan tidak pernah tinggal di dunia kecuali hanya sesaat yang sangat singkat saja di siang hari pada masa duniawi. Ketika di dalam kubur atau ketika mereka hidup di dunia saat itu mereka bagaikan hanya menggunakan waktunya untuk sekadar saling berkenalan tetapi sesudahnya mereka sudah tidak memperhatikan kecuali diri mereka masing-masing bahkan hubungan mereka sudah putus sama sekali. Sesunggguhnya benar-benar ketika itu telah merugilah orang-orang yang mendustakan pertemuan mereka dengan siksa dan ganjaran Allah lagi berlanjut pendustaan itu hingga mereka mati. Dan mereka, akibat kebejatan mereka yang berlanjut itu tidak pernah menjadi orang-orang yang benar-benar diberi petunjuk yakni dibimbing dan diantar oleh Allah SWT menuju kebahagiaan (QS Yunus [10]: 45)

3.           Kebangkitan Akhirat: Bermuka Gelap ataukah Berseri?
×ps3Ïm$|Ê ×ouŽÅ³ö6tFó¡B ÇÌÒÈ ×nqã_ãrur >Í´tBöqtƒ $pköŽn=tæ ×ouŽy9xî ÇÍÉÈ $ygà)ydös? îouŽtIs% ÇÍÊÈ y7Í´¯»s9'ré& æLèe äotxÿs3ø9$# äotyfxÿø9$# ÇÍËÈ
Padha katon gumuyu lan bungah-bungah. Lan ing dina iku pirang-pirang rai kang mbeledug. Katutup ing ulat peteng. Wong kang kaya mengkono mau yaiku wong kafir kang padha duraka.

Banyak muka pada hari itu berseri-seri penuh cahaya tertawa dan gembira ria menikmati anugerah Allah, mereka itu adalah orang-orang yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya; dan banyak pula muka-muka pada hari itu di atasnya ada debu yakni ditempel oleh debu sehingga nampak keruh dan ditutup oleh kegelapan yang sangat hitam. Mereka itu yang sungguh jauh kebejatannya dan jauh dari rahmat Allah, mereka-lah secara khusus orang-orang kafir yang mengingkari keesaan Allah dan keniscayaan Kiamat lagi pendurhaka-pendurhaka yakni pelaku kejahatan dan amal-amal tidak terpuji (QS Abasa [80]: 39-42)

4.           Gambaran Kehidupan Akhirat: Siksa dan Nikmat

Di alam akhirat manusia dikelompokkan menjadi tiga (QS al-Waqiah [56]: 7). Pertama, kelompok terpandang dan terdekat dengan Tuhan; diridhai Allah dan ridha kepada Allah, penuh keselamatan dan kebahagiaan namun bahagia yang tertinggi berada di sisi Tuhan (QS Qaf [50]: 35 dan QS al-Qamar [54]: 55). Kedua, kelompok yamin (kanan) ada di surga bersinggasana tinggi, sejuk, berbungan-bunga, bersandarkan bantal permadani indah (QS ar-Rahman [55]: 54) ditemani bidadari cantik yang suci tanpa dosa (QS ar-Rahman [55]: 70-77) penuh damai dengan buah-buahan sepanjang masa (QS al-Waqiah [56]: 39). Ketiga, kelompok syimal (kiri) berada di tengah api panas yang merusak kulit dan muka tanpa mati tidak hidup (QS Taha [20]: 74) hanya dapat minum air mendidih lagi busuk (QS Ibrahim [14]: 14-17) serta buah tak enak zaqqum (QS ad-Dukhan [44]: 43)
¨bÎ) tûïÏ%©!$# (#rãxÿx. $uZÏG»tƒ$t«Î/ t$ôqy öNÍkŽÎ=óÁçR #Y$tR $yJ¯=ä. ôMpg¾ÖmW Nèdߊqè=ã_ öNßg»uZø9£t/ #·Šqè=ã_ $yduŽöxî (#qè%räuÏ9 z>#xyèø9$# 3 žcÎ) ©!$# tb%x. #¹ƒÍtã $VJŠÅ3ym ÇÎÏÈ
Sanyata wong kang padha kafir ing ayat Ingsun besuk Ingsun glandhang kacemplungake ing Naraka. Saben-saben kulite mateng, Ingsun ganti kulit anyar liyane supaya dheweke angrasakake siksa. Sanyata Allah iku Maha Gagah Prakosa lan Maha Wicaksana
Sesungguhnya orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, yakni menutupi kebenaran dan bukti keesaan Allah serta kebenaran utusan-Nya, maka kelak di hari Kemudian akan Kami masukkan mereka ke dalam neraka. Setiap kali kulit mereka hangus, sehingga tidak merasakan lagi pedihnya siksa, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, yakni kulit baru supaya mereka merasakan azab. Sehingga dengan demikian kepedihan tidak pernah berhenti menyiksa mereka. Ini disebabkan mereka pun dalam kehidupan dunia tidak berhenti melakukan kedurhakaan. Sesungguhnya Allah sejak dulu hingga kini Maha Perkasa sehingga tidak ada yang dapat menghalangi kehendak-Nya, lagi sejak dulu hingga kini Maha Bijaksana sehingga menyesuaikan balasan dan ganjaran-Nya dengan sikap dan perilaku setiap orang. (QS an-Nisa [4]: 56)

5.           Kehidupan Akhirat: Melintasi Neraka dan Naik ke Surga? Bismilah
bÎ)ur óOä3ZÏiB žwÎ) $ydߊÍ#ur 4 tb%x. 4n?tã y7În/u $VJ÷Fym $wŠÅÒø)¨B ÇÐÊÈ §NèO ÓÉdfuZçR tûïÏ%©!$# (#qs)¨?$# âxtR¨r šúüÏJÎ=»©à9$# $pkŽÏù $wŠÏWÅ_ ÇÐËÈ
Lan ora ana siji-sijiya saka sira kang duwe dosa kejaba mesthi padha teka nyemplung ing Neraka Jahanam. Iku hukuman kang wus katantokake dening Pangeranira. Ingsun nuli nylametake wong-wong kang padha takwa sarta Ingsun ninggalke wong-wong kang padha nganiaya ana ing Neraka Jahanam padha jengkeng
.

Dan tidak ada seorang pun dari kamu wahai semua manusia atau wahai orang-orang kafir melainkan akan mendatanginya atau memasuki neraka itu. Hal itu yakni mendatangkan atau memasukkan manusia ke neraka bagi Tuhanmu adalah suatu ketentuan yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan melimpahkan anugerah kasih sayang dan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang zalim yang mantap kezalimannya di dalam neraka dalam keadaan berlutut tidak dapat bergerak dan sangat tersiksa (QS Maryam [19]: 71-72)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar