Jumat, 05 September 2014

Tafsir Ringkas

Bersama Nabi, Shidiqin, Syuhada’ dan Shalihin
`tBur ÆìÏÜム©!$# tAqߧ9$#ur y7Í´¯»s9'ré'sù yìtB tûïÏ%©!$# zNyè÷Rr& ª!$# NÍköŽn=tã z`ÏiB z`¿ÍhŠÎ;¨Y9$# tûüÉ)ƒÏdÅ_Á9$#ur Ïä!#ypk9$#ur tûüÅsÎ=»¢Á9$#ur 4 z`Ý¡ymur y7Í´¯»s9'ré& $Z)ŠÏùu ÇÏÒÈ šÏ9ºsŒ ã@ôÒxÿø9$# šÆÏB «!$# 4 4s"x.ur «!$$Î/ $VJÎ=tã ÇÐÉÈ
Seseorang dari kaum Anshar datang menemui Nabi dengan amat sedih. Mengapa? “Ada sesuatu yang kupikirkan. Kami melihat wajahmu dan duduk bersamamu setiap pagi dan petang, tetapi di Hari Kiamat nanti, engkau tentu akan bersama para Nabi sehingga kami tidak lagi akan bersamamu”. Nabi terdiam. Selang beberapa saat kemudian malaikat Jibril datang membawa dua ayat ini. Nabi segera mengutus orang guna memanggil si Anshar agar tidak perlu bersedih.
Lan sing sapa taat marang Allah lan Rasule, dheweke kuwi bakal bareng-bareng karo wong-wong kang dianugerahi nikmat dening Allah, hiya iku para Nabi, para shidikin, wong-wong kang mati syahid lan wong-wong kang saleh. Lan dheweke kabeh iku kang sak apik-apike kanca. Kang kaya mangkono kuwi peparing sangka Allah, lan Allah cukup mirsani.
Dan barang siapa yang menaati Allah, yakni mengikuti perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, merasakan kebesaran dan keagungan-Nya terus-menerus dan taat juga kepada Rasul, yakni menghormati dan melaksanakan perintah beliau terutama menyangkut soal keagamaan-kemasyarakatan, maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi nikmat oleh Allah, nikmat agung yang tidak terlukiskan kata-kata, yaitu bersama dengan Nabi-Nabi, Shidiqin, Syuhada dan orang-orang salih. Dan mereka itulah yang sungguh tinggi kedudukannya, merupakan teman yang sebaik-baiknya, karena memiliki sifat lemah-lembut lagi penuh kasih, serta peka akan kebutuhan sesama, termasuk pengikutnya. Yang demikian itu, yakni berteman dan bersama-sama empat kelompok manusia mulia tersebut adalah karunia yang bersumber dari Allah, sehingga pastilah ia amat agung, apalagi Dia Maha Pemurah dan cukuplah Allah Maha Mengetahui, sehingga memberi ganjaran yang sesuai bagi setiap pelaku. Cukuplah Dia Yang Maha Mengetahui, sehingga kalau orang lain pun tidak mengetahui ketaatan kita akan Allah dan Rasul tersebut janganlah khawatir karena ketaatan mereka itu tidak akan disia-siakan (QS an-Nisa [4]: 69-70).
Bahwa orang-orang yang taat itu bersama para Nabi tidak harus diartikan bahwa mereka pun mendapat tempat yang sama dengan para nabi itu. Dalam kehidupan dunia pun kita dapat berkata bahwa si A bersama Presiden, itu tidak berarti kedudukan dan tempatnya sama. Di sisi lain kata bersama menunjukkan bahwa yang pokok dan amat terhormat adalah kelompok yang disebut, sedang selain itu hanya bersama mereka, bukan termasuk kelompok mereka.
Para Nabi itu para manusia yang terpelihara. Shidiqin selalu benar dan jujur. Syuhada’ bersaksi atas keberaan dan kebajikan dengan ucapan dan tindakan mereka. Orang Salih itu tangguh dalam kebajikan dan selalu berusaha mewujudkannya.
Mudayanah Terinci dan Terpanjang
$ygƒr'¯»tƒ šúïÏ%©!$# (#þqãZtB#uä #sŒÎ) LäêZtƒ#ys? AûøïyÎ/ #n<Î) 9@y_r& wK|¡B çnqç7çFò2$$sù 4 =çGõ3uø9ur öNä3uZ÷­/ 7=Ï?$Ÿ2 ÉAôyèø9$$Î/ 4 Ÿwur z>ù'tƒ ë=Ï?%x. br& |=çFõ3tƒ $yJŸ2 çmyJ¯=tã ª!$# 4 ó=çGò6uù=sù È@Î=ôJãŠø9ur Ï%©!$# Ïmøn=tã ,ysø9$# È,­Guø9ur ©!$# ¼çm­/u Ÿwur ó§yö7tƒ çm÷ZÏB $\«øx© 4 bÎ*sù tb%x. Ï%©!$# Ïmøn=tã ,ysø9$# $·gŠÏÿy ÷rr& $¸ÿÏè|Ê ÷rr& Ÿw ßìÏÜtGó¡o br& ¨@ÏJムuqèd ö@Î=ôJãŠù=sù ¼çmÏ9ur ÉAôyèø9$$Î/ 4 (#rßÎhô±tFó$#ur ÈûøïyÍky­ `ÏB öNà6Ï9%y`Íh ( bÎ*sù öN©9 $tRqä3tƒ Èû÷ün=ã_u ×@ã_tsù Èb$s?r&zöD$#ur `£JÏB tböq|Êös? z`ÏB Ïä!#ypk9$# br& ¨@ÅÒs? $yJßg1y÷nÎ) tÅe2xçFsù $yJßg1y÷nÎ) 3t÷zW{$# 4 Ÿwur z>ù'tƒ âä!#ypk9$# #sŒÎ) $tB (#qããߊ 4 Ÿwur (#þqßJt«ó¡s? br& çnqç7çFõ3s? #·ŽÉó|¹ ÷rr& #·ŽÎ7Ÿ2 #n<Î) ¾Ï&Î#y_r& 4 öNä3Ï9ºsŒ äÝ|¡ø%r& yZÏã «!$# ãPuqø%r&ur Íoy»pk¤=Ï9 #oT÷Šr&ur žwr& (#þqç/$s?ös? ( HwÎ) br& šcqä3s? ¸ot»yfÏ? ZouŽÅÑ%tn $ygtRr㍃Ïè? öNà6oY÷t/ }§øŠn=sù ö/ä3øn=tæ îy$uZã_ žwr& $ydqç7çFõ3s? 3 (#ÿrßÎgô©r&ur #sŒÎ) óOçF÷ètƒ$t6s? 4 Ÿwur §!$ŸÒムÒ=Ï?%x. Ÿwur ÓÎgx© 4 bÎ)ur (#qè=yèøÿs? ¼çm¯RÎ*sù 8-qÝ¡èù öNà6Î/ 3 (#qà)¨?$#ur ©!$# ( ãNà6ßJÏk=yèãƒur ª!$# 3 ª!$#ur Èe@à6Î/ >äóÓx« ÒOŠÎ=tæ
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu bermu'amalah (berjual-beli, utang-piutang, sewa-menyewa, dll)  tidak secara tunai untuk waktu yang ditentukan, hendaklah kamu menuliskannya. dan hendaklah seorang penulis di antara kamu menuliskannya dengan benar. Dan janganlah penulis enggan menuliskannya sebagaimana Allah mengajarkannya, maka hendaklah ia menulis, dan hendaklah orang yang berhutang itu mengimlakkan (apa yang akan ditulis itu), dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya, dan janganlah ia mengurangi sedikitpun daripada hutangnya. Jika yang berhutang itu orang yang lemah akalnya atau lemah (keadaannya) atau dia sendiri tidak mampu mengimlakkan, maka hendaklah walinya mengimlakkan dengan jujur. dan persaksikanlah dengan dua orang saksi dari orang-oranglelaki (di antaramu). Jika tak ada dua orang lelaki, maka (boleh) seorang lelaki dan dua orang perempuan dari saksi-saksi yang kamu ridhai, supaya jika seorang lupa maka yang seorang mengingatkannya. Janganlah saksi-saksi itu enggan (memberi keterangan) apabila mereka dipanggil; dan janganlah kamu jemu menulis hutang itu, baik kecil maupun besar sampai batas waktu membayarnya. Yang demikian itu, lebih adil di sisi Allah dan lebih menguatkan persaksian dan lebih dekat kepada tidak (menimbulkan) keraguanmu. (Tulislah mu'amalahmu itu), kecuali jika mu'amalah itu perdagangan tunai yang kamu jalankan di antara kamu, maka tidak ada dosa bagi kamu, (jika) kamu tidak menulisnya. Dan persaksikanlah apabila kamu berjual beli; dan janganlah penulis dan saksi saling sulit-menyulitkan. Jika kamu lakukan (yang demikian), maka sesungguhnya hal itu adalah suatu kefasikan pada dirimu semua. Dan bertakwalah kepada Allah; Allah mengajarmu; dan Allah Maha mengetahui atas segala sesuatu. (QS al-Baqarah [2]: 282)
Inilah ayat terpanjang dalam al-Quran. Isinya perintah terperinci untuk menuliskan transaksi muamalah yang tidak tunai, yakni yang bertanggung lunas sampai waktu yang disepakati bersama di antara para pihak. Perintah yang tegas-rinci ini sudah terjadi 14 abad silam dan menyangkut kepentingan-bersama manusia hidup di dunia ini. Langsung dari Allah SWT.
Pelaku Riba Dirasuki Setan
šúïÏ%©!$# tbqè=à2ù'tƒ (#4qt/Ìh9$# Ÿw tbqãBqà)tƒ žwÎ) $yJx. ãPqà)tƒ Ï%©!$# çmäܬ6ytFtƒ ß`»sÜø¤±9$# z`ÏB Äb§yJø9$# 4 y7Ï9ºsŒ öNßg¯Rr'Î/ (#þqä9$s% $yJ¯RÎ) ßìøt7ø9$# ã@÷WÏB (#4qt/Ìh9$# 3 ¨@ymr&ur ª!$# yìøt7ø9$# tP§ymur (#4qt/Ìh9$# 4 `yJsù ¼çnuä!%y` ×psàÏãöqtB `ÏiB ¾ÏmÎn/§ 4ygtFR$$sù ¼ã&s#sù $tB y#n=y ÿ¼çnãøBr&ur n<Î) «!$# ( ïÆtBur yŠ$tã y7Í´¯»s9'ré'sù Ü=»ysô¹r& Í$¨Z9$# ( öNèd $pkŽÏù šcrà$Î#»yz ÇËÐÎÈ ß,ysôJtƒ ª!$# (#4qt/Ìh9$# Î/öãƒur ÏM»s%y¢Á9$# 3 ª!$#ur Ÿw =Åsム¨@ä. A$¤ÿx. ?LìÏOr& ÇËÐÏÈ  
Orang-orang yang makan (mengambil atau bertransaksi baik dalam bentuk memberi maupun mengambil) riba  tidak dapat berdiri, yakni melakukan aktivitas, melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan, dibingungkan oleh, syaitan, sehingga ia tidak tahu arah disebabkan/ lantaran sentuhan (nya) (tekanan) penyakit gila. Keadaan mereka yang demikian itu  disebabkan mereka berkata (berpendapat), “Sesungguhnya jual beli itu sama dengan riba”, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang-orang yang  telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus berhenti (dari mengambil riba), maka baginya apa yang telah diambilnya dahulu (sebelum datang larangan); dan urusannya (terserah) kepada Allah. Adapun orang yang kembali (mengambil riba), maka orang itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. 276.  Allah memusnahkan riba dan menyuburkan sedekah. dan Allah tidak menyukai setiap orang yang tetap dalam kekafiran, dan selalu berbuat dosa. (QS al-Baqarah [2]: 275-276)
Riba itu ada dua macam: nasi’ah dan fadhl. Riba nasiah ialah pembayaran lebih yang disyaratkan oleh orang yang meminjamkan. Riba fadhl ialah penukaran suatu barang dengan barang yang sejenis, tetapi lebih banyak jumlahnya karena orang yang menukarkan mensyaratkan demikian, seperti penukaran emas dengan emas, padi dengan padi, dan sebagainya. Riba yang dimaksud dalam ayat ini riba nasi’ah yang berlipat ganda yang umum terjadi dalam masyarakat Arab zaman Jahiliyah.
Mereka yang melakukan praktik riba, hidup dalam situasi gelisah, tidak tenteram, selalu bingung dan merasa berada dalam ketidakpastian, disebabkan pikiran mereka yang tertuju kepada materi-uang dan pertambahannya. Kemajuan pesat iptek hanya akan menambah hiruk-pikuk kehidupan yang penuh aktivitas bahkan yang tidak rasional. Banyak di antaranya orang yang menjadikan hidupnya hanya untuk mengumpulkan materi. Terlepas bursa saham itu halal atau haram, namun lihatlah hiruk-pikuknya penjualan saham itu yang serba tergesa-gesa, berlebihan, drastis-dramatis-ekspresif, fenomenal. Benarlah bahwa orang yang memakan riba telah disentuh setan sehingga bingung dan tidak tahu arah hidup.
Standar utamanya terletak pada iman kepada Allah; berimankah atau tidak? Jika benar beriman pastilah menghindari-meninggalkan riba, apapun risikonya, sebab yakin akan jaminan Allah bagi siapapun yang taat jalankan perintah-Nya. Namun bila masih berdalih, masih bertangguh tentu belum benar iman-keyakinannya, belum kuat, apalagi kuasa dan janji-Nya. Sungguh Allah SWT akan-selalu memusnahkan riba dan Allah akan-selalu menyuburkan sedekah.

Ayat Kursi: Perlindungan Menyeluruh
ª!$# Iw tm»s9Î) žwÎ) uqèd ÓyÕø9$# ãPqs)ø9$# 4 Ÿw ¼çnäè{ù's? ×puZÅ Ÿwur ×PöqtR 4 ¼çm©9 $tB Îû ÏNºuq»yJ¡¡9$# $tBur Îû ÇÚöF{$# 3 `tB #sŒ Ï%©!$# ßìxÿô±o ÿ¼çnyYÏã žwÎ) ¾ÏmÏRøŒÎ*Î/ 4 ãNn=÷ètƒ $tB šú÷üt/ óOÎgƒÏ÷ƒr& $tBur öNßgxÿù=yz ( Ÿwur tbqäÜŠÅsム&äóÓy´Î/ ô`ÏiB ÿ¾ÏmÏJù=Ïã žwÎ) $yJÎ/ uä!$x© 4 yìÅur çmÅöä. ÏNºuq»yJ¡¡9$# uÚöF{$#ur ( Ÿwur ¼çnߊqä«tƒ $uKßgÝàøÿÏm 4 uqèdur Í?yèø9$# ÞOŠÏàyèø9$#
Allah (1), tidak ada Tuhan yang berhak disembah melainkan Dia (2) yang hidup (3) kekal (4) lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya (5); tidak mengantuk dan tidak tidur (6). Kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan di bumi (7). Tiada yang dapat memberi syafa'at di sisi Allah (8) tanpa izin-Nya (9). Allah mengetahui apa-apa yang berada di hadapan mereka dan di belakang mereka (10), dan mereka tidak mengetahui apa-apa dari ilmu Allah (11) melainkan apa yang dikehendaki-Nya (12). Kursi Allah meliputi langit dan bumi (13). dan Allah (14) tidak merasa berat memelihara keduanya, dan Dia Allah (15) Maha Tinggi (17) lagi Maha besar (17). (QS al-Baqarah [2]: 255)
Inilah Ayat Kursi, ayat yang berisi penjelasan mengenai kekuasaan dan sifat-sifat Allah sang Raja dan penguasa tunggal, khususnya di hari Kiamat-Akhirat nanti. Ayat ini paling agung di antara seluruh ayat dalam al-Quran. Sifat-sifat Allah dalam ayat ini disusun sedemikian rupa sehingga mampu menampik-menolak setiap bisikan negatif yang dapat menghasilkan keraguan tentang pemeliharaan dan perlindungan Allah. Terlukiskan dalam Ayat Kursi ini betapa hebat-tinggi-kuat kekuasaan Allah dan betapa dugaan tentang keterbatasan pemeliharaan dan perlindungan-Nya yang mungkin terlintas dalam benak manusia akan segera terhapus kata demi kata, kalimat demi kalimat hingga tuntas tanpa sisa. Yang ada hanya Kuasa Allah yang meliputi segalanya, juga pemeliharaan dan perlindungan-Nya.
Dalam ayat Kursi ini terdapat 16 atau 17 kata (kalimat) yang menunjuk kepada Allah. Pengulangan 16 ataupun 17 kali yang menunjuk nama Allah itu bila dicamkan dan dihayati benar akan memberi kekuatan batin bagi pembacanya. Terdapat pula 50 kata dalam susunan redaksinya yang terangkai sempurna. Kitab tafsir Nazm ad-Durar menuliskan: “Lima puluh kata adalah lambang dari 50 kali shalat yang pernah diwajibkan Allah kepada Nabi Muhammad SAW ketika mi’raj berada di tempat yang Maha Tinggi. 50 kali itu diringankan menjadi lima kali dengan tujuh belas rekaat sehari-semalam. Di sisi lain, perjalanan menuju Allah ditempuh oleh Malaikat dalam 50 tahun menurut perhitungan manusia (QS al-Maarij [70]: 4)”. Kemudian al-Biqai, ahli tafsir klasik, menegaskan bahwa kalau berada di hadirat Allah maka gangguan tidak akan mungkin menyentuh seseorang, dan setan tidak akan mampu mendekat, bahkan sebaliknya akan pergi menjauh. Oleh karena itu menghadirkan Allah dalam benak dan jiwa melalui bacaan Ayat Kursi ini dapat menghindarkan manusia dari gangguan setan, serta memberinya perlindungan dari segala macam hal yang ditakutinya.



Agar Tidak Hindari Berjuang

$tBur ö/ä3s9 Ÿw tbqè=ÏG»s)è? Îû È@Î6y «!$# tûüÏÿyèôÒtFó¡ßJø9$#ur šÆÏB ÉA%y`Ìh9$# Ïä!$|¡ÏiY9$#ur Èbºt$ø!Èqø9$#ur tûïÏ%©!$# tbqä9qà)tƒ !$oY­/u $oYô_̍÷zr& ô`ÏB ÍnÉ»yd Ïptƒös)ø9$# ÉOÏ9$©à9$# $ygè=÷dr& @yèô_$#ur $uZ©9 `ÏB šRà$©! $|Ï9ur @yèô_$#ur $oY©9 `ÏB šRà$©! #·ŽÅÁtR ÇÐÎÈ tûïÏ%©!$# (#qãYtB#uä tbqè=ÏG»s)ムÎû È@Î6y «!$# ( tûïÏ%©!$#ur (#rãxÿx. tbqè=ÏG»s)ムÎû È@Î6y ÏNqäó»©Ü9$# (#þqè=ÏG»s)sù uä!$uÏ9÷rr& Ç`»sÜø¤±9$# ( ¨bÎ) yøŠx. Ç`»sÜø¤±9$# tb%x. $¸ÿŠÏè|Ê ÇÐÏÈ

Adakah alasan yang menghalangi kamu untuk terus-menerus menghindar dari berjuang di jalan Allah? Sungguh tak ada alasan. Kalau demikian halnya, mengapa kamu tidak mau terus-menerus berjuang di jalan yang mengantar kepada penegakan agama Allah dan perolehan ganjaran-Nya, dan berjuang membela keluarga, handai-taulan, suku, putra-putri bangsa kamu yang masih berada di Mekah dan yang merupakan orang-orang yang sangat lemah dan diperlemah atau dicabut dayanya oleh orang-orang kafir Mekah, baik laki-laki, wanita-wanita maupun anak-anak yang seagama denganmu dan semuanya selalu dan terus-menerus berdoa: “Tuhan kami, keluarkanlah kami dari negeri ini, yakni dari Mekah, tetapi bukan karena tidak senang dengan kotanya, betapa senang bahwa Mekah adalah tanah-tumpah darah kami, melainkan karena kota ini dihuni dan dikuasai oleh orang yang zalim penduduknya, yakni orang musyrik yang berlaku aniaya terhadap Allah karena mempersekutukan dan mendurhakai-Nya serta berlaku aniaya terhadap kami, kaum muslimin karena tidak memberi kami kebebasan beragama, bahkan menyiksa kami dengan aneka siksaan. Karena itu, Tuhan kami, berilah kami pelindung yang tidak lagi kami ketahui bagaimana caranya kecuali hanya ia datang dari sisi Engkau, dan berilah kami penolong dari sisi Engkau pula.
Setelah membakar semangat untuk berjuang membela tegaknya agama, juga membela keluarga dan tanah-air, diingatkan bahwa, orang-orang yang beriman dengan iman yang benar terus-menerus berperang, yakni berjuang dalam berbagai arena kehidupan, namun peperangan mereka tidak pernah keluar dari jalan Allah, yakni koridor yang ditetapkan-Nya. Adapun orang-orang yang kafir, maka mereka terus-menerus berperang di jalan thaghut, yakni setan dan nilai-nilai yang bertentangan dengan nilai Ilahiah yang dianjurkan setan. Jika demikian motivasi masing-masing, maka perangilah wali-wali setan, yakni kawan-kawan dan pengikut-pengikutnya. Jangan pernah khawatir menghadapi mereka, karena sesungguhnya tipu daya setan itu sejak dulu hingga kini selalu saja lemah, apalagi tipu-daya pengikut dan kawan-kawannya. (QS an-Nisa’[4]: 75-76)
Setan apabila dihadapi, baik setan jin maupun setan manusia, akan melempem dan mundur serta menghilang. Rasul bersabda, “Sesungguhnya setan bercokol di hati putra-putri Adam; apabila dia lengah, dsetan berbisik dan apabila dia berzikir setan mundur menjauh”. Hadits riwayat Imam Bukhari lewat Ibn Abbas ini bersifat muallaq, dhaif ‘lemah’ tetapi kandungannya juga sejalan dengan firman Allah: “Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa bila mereka ditimpa bisikan dari setan, mereka ingat kepada Allah, maka ketika itu juga mereka melihat kesalahan-kesalahannya(QS al-A’raf [7]: 201).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar