Selasa, 12 November 2013

Kisah-kisah dalam al-Quran



Kisah Terbaik: Alur Rinci Hidup Nabi Yusuf AS
ß`øtwU Èà)tR y7øn=tã z`|¡ômr& ÄÈ|Ás)ø9$# !$yJÎ/ !$uZøym÷rr& y7øs9Î) #x»yd tb#uäöà)ø9$# bÎ)ur |MYà2 `ÏB ¾Ï&Î#ö7s% z`ÏJs9 šúüÎ=Ïÿ»tóø9$#
Kami kini dan juga di masa yang akan datang akan menceritakan kepadamu kisah untuk memenuhi permintaan mereka dan juga untuk menguatkan hati serta agar mereka mengambil pelajaran. Kisah ini adalah kisah yang terbaik gaya, kandungan dan tujuannya. Itu Kami lakukan dengan mewahyukan kepadamu al-Quran ini dan sesungguhnya engkau sebelumnya yakni sebelum Kami mewahyukannya sungguh termasuk kelompok orang-orang yang tidak mengetahui (QS Yusuf [12]: 3)
Pengantar : Surah Yusuf [12]: 1-111 ini diturunkan pada waktu ‘am ul-huzn (tahun-berkabung) saat dua orang terdekat Rasul, Abu Thalib dan Khadijah, wafat. Ini merupakan penghibur, berisi teladan yang bersifat mendidik, sebagai penawar hati, juga solusi mencapai ketenangan batin. Hidup dijalani tidak perlu berboros energi-batin, selalu memandang lurus ke depan bersama Maha kuasa-Nya.
Perjalanan Hidup sesosok manusia yang penuh cobaan-ujian:
1.       Cobaan-ujian dibenci saudara-saudaranya sendiri: 12 bersaudara anak Yakub
2.       Cobaan-ujian dibuang ke dalam sumur: menabung energi, mengubah-bangunan mindset
3.       Cobaan-ujian terpisah dari keluarga
4.       Cobaan-ujian dijadikan  budak-belian: mulai dari dasar terbawah
5.       Cobaan-ujian dirayu dan digoda perempuan: Zulaikha isteri Potifar
6.       Cobaan-ujian difitnah komunitas elite penguasa Mesir
7.       Cobaan-ujian dimasukkan penjara: kesempatan berdakwah
8.       Cobaan-ujian berwujud nikmat dan kekuasaan
9.       Cobaan-ujian memaafkan saudara-saudaranya
10.   Cobaan-ujian mengubah nasib menuju lebih baik hingga happy ending
Mengapa manusia diberikan cobaan-ujian hidup? Guna memproses kualitasnya seperti ikhtiar manusia menguji emas murninya dengan api.  
ان الله ليجرب احدكم بالبلاء – و هو اعلم به- كما يجرب احدكم ذهبه بالنار. فمنهم من يخرج كالذهب الابريز,فذلك الذي نجاه الله تعالي من السيئات,ومنهم من يخرج كالذهب دون ذلك,فذلك الذي يشك بعض الشك, ومنهم من يخرج كالذهب الاسود فذلك قدافتتن.
Sesungguhnya Allah mengujimu dengan berbagai cobaan dan ujian sebagaimana engkau menguji emasmu dengan panasnya api. Maka di antara kamu ada yang muncul sebagai emas murni, dialah orang yang mendapatkan pertolongan Allah karena bisa menghindari dosa-dosa. Ada pula yang keluar berupa emas tetapi bukan emas murni, dialah orang yang ragu-ragu dan tidak pernah tegas terhadap dosa. Sedangkan yang lain keluar sebagai logam berwarna hitam; orang seperti ini adalah orang yang senantiasa gagal dan tercebur ke dalam cobaan yang dihadapinya (HR al-Hakim).
Hikmah-pelajaran dari kisah Nabi Yusuf AS:
1.    Sikap yang tepat tidaklah reaktif terhadap kejadian-peristiwa yang menimpa melainkan proaktif yaitu bertanggung jawab penuh akan hidup kita sendiri dan berinisiatif untuk kepentingan masa kini dan masa depan kita masing-masing
2.    Tidak memandang diri sebagai korban (victimism), tidak merasa kasihan pada diri sendiri,  melainkan meyakini dan menguatkan diri  sebagai pelaku-sejarah-hidup kita masing-masing
3.    Menerima hidup dan kehidupan secara utuh lengkap permasalahannya, termasuk keterbatasan-kekurangan; namun yakin bahwa ada Zat yang Maha mengatur skenario sealam semesta



Dustakan Nikmat Tuhanmu yang Manakah?
Ringkasan Tafsir Ayat Berulang dalam Surah ar-Rahman

Pengantar :
Sesungguhnya nikmat Allah SWT sudah selalu menghampiri kehidupan manusia lewat apa saja. Namun kebanyakan manusia masih saja abai, alpa, lalai ataupun salah dan tidak proporsional dalam melihat dan menyikapi kehidupan ini karena lebih mengikuti nafsunya ataupun ikut rayuan setan. Ya, kebanyakan manusia masih punya cara pandang salah-negatif, pikiran kerdil, lemah mental serta kedirian berkekurangan, minus. Karena itulah al-Quran dengan caranya sendiri menyapa dan menyadarkan manusia yang bersedia untuk disapa-disadarkan. Siapapun yang sempat membaca al-Quran juz ke-27 tentu akan tergelitik, tersentuh karena secara mencolok ada redaksi ayat yang persis sama diulang-ulang hingga 31 kali yaitu pada surah ar-Rahman [55] yang sejumlah 78 ayat ini.

Ayat yang diulang-ulang:
Ädr'Î7sù ÏäIw#uä $yJä3În/u Èb$t/Éjs3è? ÇËÊÈ
He manungsa lan jin, sebab apa sakaronira padha maido nikmat peparinge Allah pangeranira?
Jika demikian itu besar dan banyaknya nikmat Allah, maka nikmat Tuhan Pemelihara kamu berdua wahai manusia dan jin yang manakah yang kamu berdua ingkari? Apakah nikmat-nikmat yang disebut di atas ataukah selain itu? (QS ar-Rahman [55]: 13, 16, 18, 21, 23, 25, 28, 30, 32, 34, ... 77)

Perulangan kalimat tanya (istifham) tersebut dipahami sebagai pemberi penegasan kepada jin dan manusia agar mereka senantiasa mengingat nikmat Allah. Gaya bahasa (uslub) seperti ini lazim dalam Bahasa Arab. Bisa ditafsirkan secara umum-bebas bahwa seolah Tuhan Allah berfirman :
Bukankah Saya sudah menciptakan manusia dan sudah mengajarinya berbicara? Bukankah Saya telah menjadikan matahari dan bulan beredar menurut perhitungan? Bukankah Saya sudah meragamkan pepohonan, menciptakan buah-buahan dan mendistribusikannya secara merata di desa-desa dan di kota-kota untuk orang-orang yang beriman kepada-Ku dan yang kafir serta menuanginya melalui air hujan atau lewat irigasi dan sungai? Apakah Kalian mengingkari kenyataan itu, wahai jin dan manusia?”

Pendapat para Mufasir :
Inilah bidang-bidang atau perihal dari nikmat Allah yang manusia-jin mudah dan sering melalaikannya. Disebutkan dalam tafsir al-Jalalain bahwa Al-Iskafi membagi 31 perulangan itu menjadi lima kelompok berdasarkan konteks isi ayat-ayatnya, yakni:
1.       Kelompok 7: keajaiban ciptaan Allah
2.       Kelompok 1: atensi khusus kepada jin dan manusia
3.       Kelompok 7: neraka dan berbagai azabnya
4.       Kelompok 8: surga dan kenikmatannya
5.       Kelompok 8: kebahagiaan penghuni surga yang lain lagi
Sedangkan al-Kirmani membaginya hanya menjadi empat kelompok saja, yaitu: 8,7,8,8.



Ilmu Laduni: Berguru kepada Khidhir
Ringkasan Tafsir QS al-Kahfi [18]: 60-82

Konteks: Nabi Musa AS pandai dan menguasai semua pengetahuan orang Mesir, tetapi itu belum segalanya. Ia ingin belajar sesuatu dari pengetahuan khusus yang dianugerahkan Allah kepada Khidir. Namun pengetahuan rohani tertinggi sering tampak paradoks bagi orang yang tidak menguasai kuncinya. Khidir tidak menyalahkan Musa. Dalam membuat penilaian, setiap orang hanya mengikuti pandangannya sendiri yang tidak sempurna, sejauh mungkin, tetapi kalau kita beriman akan diselamatkan dari segala langkah yang salah. Begitulah.
Nama Khidir disebut dalam Hadits, secara harfiah bermakna hijau, lambang pengetahuan yang selalu bergerak, segar, berkembang dan senantiasa berhubungan dengan kehidupan. Khidir disebut berbapa, beribu, harinya tidak berawal dan hidupnya tidak berkesudahan. Muncul secara misterius dan rupanya ia hidup sepanjang zaman. Ini wacana yang beredar di lingkungan muslim.
Lima episode Musa dengan Khidir: (1) Mencari hamba Misterius Khidir, ayat 60-65; (2) Bertemu dan bersepakat dengan Khidir, ayat 66-70; (3) Peristiwa melubangi perahu, ayat 71 dan 79; (4) Peristiwa membunuh remaja, ayat 74 dan 80-81; (5) Peristiwa menegakkan rumah, ayat 77 dan 82
#yy`uqsù #Yö6tã ô`ÏiB !$tRÏŠ$t6Ïã çm»oY÷s?#uä ZpyJômu ô`ÏiB $tRÏZÏã çm»oY÷K¯=tæur `ÏB $¯Rà$©! $VJù=Ïã ÇÏÎÈ tA$s% ¼çms9 4ÓyqãB ö@yd y7ãèÎ7¨?r& #n?tã br& Ç`yJÏk=yèè? $£JÏB |MôJÏk=ãã #Yô©â ÇÏÏÈ tA$s% y7¨RÎ) `s9 yìÏÜtGó¡n@ zÓÉëtB #ZŽö9|¹ ÇÏÐÈ       
Perjalanan kembali ke tempat hilangnya ikan, ditempuh oleh Nabi Musa as bersama pembantunya itu lalu ketika mereka sampai di tempat ikan mencebur ke laut, mereka berdua bertemu dengan seorang hamba mulia lagi taat di antara hamba-hamba Kami yang taat dan mulia yang telah Kami anugerahkan kepadanya rahmat yang besar dari sisi Kami, dan yang telah Kami ajarkan kepadanya dari sisi Kami secara khusus lagi langsung tanpa upaya manusia ilmu yang banyak. Dalam pertemuan kedua tokoh itu Musa berkata kepadanya, “Bolehkah aku mengikutimu secara bersungguh-sungguh supaya engkau mengajarkan kepadaku sebagian dari apa yakni ilmu-ilmu yang telah diajarkan Allah kepadamu untuk menjadi petunjuk bagiku menuju kebenaran?” Dia menjawab, “Sesungguhnya engkau hai Musa sekali-kali tidak akan sanggup sabar bersamaku.” Yakni peristiwa-peristiwa yang engkau akan alami bersamaku akan membuatmu tidak sabar (65-67)

Konteks dan situasi
Tindakan Khidir
Musa as
Penjelasan mengapa lakukan tindakan
Perahu baik-bagus milik si miskin
Perahu dirusak
Protes
Ada raja zalim yang mau merampas perahunya
Remaja perusak-nakal dari orang-tua yang mukmin
Remaja dibunuh
Protes
Khawatir paksa orang-tuanya jadi sesat;
Agar ada pengganti yang lebih baik
Rumah roboh milik dua anak yatim di kota
Rumah ditegakkan
Usulkan upah
Amankan harta di bawah rumah hingga kelak mereka dewasa
$tBur ¼çmçGù=yèsù ô`tã ̍øBr& 4 y7Ï9ºsŒ ã@ƒÍrù's? $tB óOs9 ìÏÜó¡n@ ÏmøŠn=¨æ #ZŽö9|¹ ÇÑËÈ
Dan aku tidaklah melakukannya, yakni membocorkan perahu, membunuh remaja dan menegakkan rumah berdasar kemauanku sendiri. Tetapi semua itu atas perintah Allah berkat ilmu yang diajarkan-Nya kepadaku. Ilmu itu kuperoleh bukan atas usahaku tetapi semata anugerah-Nya. Demikian itu makna dan penjelasan apa yakni peristiwa-peristiwa yang engkau tidak dapat sabar terhadapnya. (QS al-Kahfi [18]: 82)
Ilmu didapatkan manusia dengan dua cara, yaitu (i) dengan belajar setahap demi setahap lewat pena/tulisan/tanda-tanda atau bi at-taallum; serta (ii) dengan mendekatkan diri kepada Allah SWT sehingga diajari-Nya langsung ilmu ladunniy, bi at-taqarrub.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar