Minggu, 19 Oktober 2014

btm amman buletin

Buletin Edisi No. 05: November 2014 – Muharram 1436 Hijrah

Hijrahkan Paradigma, Paradigma Hijrah
Ingin perubahan kecil, lakukan sesuatu pada tataran praktik, tingkah-laku dan sikap. Namun bila ingin perubahan besar yang amat berarti, lakukan sesuatu pada paradigma. Paradigma adalah kerangka-acuan, asumsi, persepsi, bangunan-teori atau sederhananya ‘kacamata’ yang kita gunakan untuk memandang dunia dan apa saja. Adapun hijrah menghajatkan dua posisi: kini-mendatang, berangkat-tujuan, bermula-berakhir. Jadi ada pergerakan, ada proses, ada perubahan nyata dari awal menuju akhir hijrah. Hijrahkan paradigma berarti mengubah cara-pandang; ubah pola-pikir, inilah cara-pandang baru kita mengenai hijrah. Hijrah yang total.
Hidup di zaman penuh persaingan seperti saat ini sebaiknya jangan stress, jangan merasa tertekan oleh apapun. Namun kalau tidak mampu begitu, alias hidup harus stress, maka pilihlah stress-positif daripada positif-stress. Sebab stress-positif itu berarti maju-naik meningkat, yakni stress yang terjadi karena adanya jarak kondisi saat ini dengan kondisi ideal yang diinginkan, diharapkan. Jelas ada proses yang dilakukan untuk berubah, mengubah dari yang ada menjadi yang sebaiknya, itulah hijrah yang positif. Sementara positif-stress itu sikap buruk yang selalu mengeluh-menyalahkan realitas karena salah sikap-dasarnya dalam memandang diri, orang lain dan realitas. Orang sering menyebut positif-stress sebagai stress yang sesungguhnya. Meski berubah, namun berubah menjadi buruk, inilah hijrah turun-mundur-negatif. Hindarilah yang kedua ini.
Pada zaman Nabi SAW hijrah dilakukan oleh penganut-serius Islam yang mempertahankan keyakinan, mencari lingkungan baru yang kondusif untuk hidup, tentu dengan meninggalkan sekian hal-prestasi yang telah didapatkannya di tempat asal. Ada muatan ruh iman-keyakinan yang diperjuangkan dengan laku-fisik yang tidak-ringan berupa pindah hidup. Dari Mekah ke Habsyi, juga dari Mekah ke Medinah. Itu kelompok pertama yang lurus-murni. Namun ada juga sebagian yang berhijrah karena semata pertimbangan duniawi. Ada yang sedang mengejar perawan yang ingin dinikahinya. Ada pula yang sekadar ikut-ikutan karena keluarga-temannya berhijrah. Ini kelompok kedua yang beraneka-warna. Wajar jika kemudian Nabi bersabda: “Amalan didasari niat. Sesungguhnya setiap persoalan dinilai berdasarkan apa yang sengaja-diniatkannya”.
Bagaimana berhijrah di zaman yang penuh silang-masalah seperti saat ini? Baca-lengkap situasinya, luruskan niatnya, ubahlah paradigmanya dan istikomahlah pada sikap pilihannya. Bismilah, termasuk kawal-jaga-kuatkan iman. Tuhan Allah Maha Mengetahui dan Maha Bijaksana atas pilihan-pilihan kita. Oleh karena itu, La haula wala quwata illa billah al-aliy al-adhim. Alhamdulillahi rabbil alamin. Amin.

Hubungi Kami :
Kantor Pusat BTM AMMAN MAGELANG
Jalan Pemuda Barat 22 Tamanagung Muntilan, Telepon (0293) 585032
Faksimili (0293) 585032. E-mail: btmamman_ngl@yahoo.com
Nukilan Tarikh:
HIJRAH (3, Selesai)

Rasulullah diperintah Allah untuk berhijrah seketika itu juga tanpa didahului persiapan. Karenanya perintah hijrah itu dilaksanakannya dengan penuh keyakinan bahwa Allah SWT pasti membersamainya. Apapun yang akan terjadi pastilah sudah ada ‘skenario’ dan dipilihkan Allah SWT jalannya sehingga tidak ada alasan untuk merasa gentar ataupun takut. Namun berbeda halnya dengan Perang Badar yang didahului perintah Allah SWT untuk mempersiapkan diri menghadapi musuh (QS 8: 60). Kekhawatiran Rasul tampak berkaitan dengan persiapan atau ikhtiar yang belum maksimal harus dilakukan oleh ummatnya. Oleh karena itu kita bisa memetik pelajaran yang amat berharga tentang arti tawakkal dan ikhtiar. Kapan kita harus bertawakkal dan apa batasnya; demikian pula dengan pentingnya ikhtiar, usaha yang dilakukan manusia untuk bisa sukses di dunia ini.
Pastilah banyak pelajaran lain dari peristiwa hijrah Makkah-Madinah tersebut. Oleh karena itu wajar bahkan beralasan kuat jika Khalifah Umar ibn Khattab r.a. memilih peristiwa itu sebagai penanda awal kalender Islam, belasan tahun berikutnya. Pilihannya bukan pada hari lahir Rasul yang tentunya banyak orang lain yang hari lahirnya sama. Bukan pula pilihannya pada hari kemenangan perang seperti peristiwa Fathu Makkah yang sifatnya kasuistis serta politis dan sementara. Peristiwa hijrah ini sungguh penuh makna mendalam dan diharapkan setiap orang Islam bisa meneladani untuk juga melakukan hijrah, proses perubahan menuju kemenangan sejati.
Terdapat tiga makna hijrah yang perlu diwujudkan dengan berbagai tataran. Pertama, berpindahnya secara gepgrafis orang Islam dari negeri atau pemerintahan yang kufur menuju negeri atau pemerintahan yang Islami. Kedua, berusaha menjauhkan diri dari perilaku dosa. Tampaknya makna kedua ini bersifat universal dan setiap orang Islam wajib menjalankannya. Ketiga, berlakunya titik permulaan tahun baru Islam.
Semoga kita ummat Islam bisa mengambil banyak pelajaran dari peristiwa hijrah itu serta mampu mewujudkannya dalam kehidupan sesuai dengan lokasi, bidang, tataran serta garapan masing-masing. Dengan format yang demikian dan selalu berakibat-bersifat positif maka insya Allah juga berarti mewujudkan Islam sebagai rahmatan lil alamin, rahmat bagi semesta alam. Amien.






  
Ayat Unik :
Sumber Sifat Jahat
tûïÏ%©#Ï9 Ÿw tbqãZÏB÷sムÍotÅzFy$$Î/ ã@sWtB Ïäöq¡¡9$# ( ¬!ur ã@sVyJø9$# 4n?ôãF{$# 4 uqèdur âƒÍyèø9$# ÞOÅ3ysø9$# ÇÏÉÈ
Khusus bagi orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat terlekati sifat buruk; sedangkan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dia-lah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS an-Nahl [16]: 60)



Hadits Inspiratif :
Apa yang Diniatkannya?
Amalan disertai niat. Sungguh setiap persoalan dinilai dari niatnya. Siapa berhijrah menuju Allah dan Rasulnya maka akan didapati hijrahnya pada Allah dan Rasulnya. Barang siapa berhijrah karena dunia yang diusahakan atau perempuan yang akan dinikahinya maka akan didapati hijrahnya pada apa yang ditujunya itu. (Muttafaq alaih)


Berita :
PRM Keji Rintis Usaha Ekonomi Berjamaah
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Desa Keji Kecamatan Muntilan sedang merintis berdirinya Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM). Usahanya di bidang pengolahan kayu barecore baik yang berskala industri rumahan (home industry) maupun skala menengah (middle industry). Tim dari Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) terdiri atas 4 orang yang difasilitasi BTM AMMAN pada hari Kamis, 16 Oktober 2014 telah meninjau dan meneliti lokasi usaha tersebut di Pasekan, Keji serta di Margoyoso, Salaman. Leader usaha ini, Marjuni, sekaligus aktivis-pelaku ekonomi di PRM Keji, mengatakan, “Ini rintisan usaha jamaah yang berbasis ranting dan sungguh kita berharap ranting menjadi kuat-maju”. Lebih lanjut Marjuni yang alumnus SPGM Muntilan dan aseli dari Jumbleng Tamanagung ini berkata, “Daripada membuat kaya orang yang sudah kaya lebih baik membuat kaya warga masyarakat yang masih miskin”.

SKBM Muntilan Songsong Muktamar
Sarat harapan, dihadiri oleh lebih 10.000 orang. Silaturahmi Keluarga Besar Muhammadiyah (SKBM) ke-18 Kabupaten Magelang telah diselenggarakan di Perguruan Muhammadiyah M. Sarbini, Muntilan Sabtu 25 Oktober 2014. Sesungguhnya kegiatan pada Hari Santri tanggal 1 Muharram 1436 ini juga merupakan SKBM tingkat Kecamatan Muntilan yang ke-3 di Ranting Tamanagung 1. Selain menyajikan ajang kreasi-prestasi AUM bidang pendidikan juga merupakan momentum untuk menyongsong Muktamar Muhammadiyah-Aisiyah ke-47 di Makasar tahun besuk pada tanggal 3-8 Agustus 2015. Dalam SKBM ini ada acara Pawai Taaruf dan Tampilan Pra-Acara serta diformatkan adanya Pidato Milad Muhammadiyah ke-105/102 yang disampaikan langsung oleh Ketua PDM, Dr. H. Bambang Surendro, MT,MA. Sedangkan ceramah-tausiyah diisi oleh ketua PWM Jawa Tengah, Drs. H. Rozihan, SH, Mhum.


Sejarah Kita di Bulan Ini

·         15 tahun lalu, tepatnya 4 November 1999 koperasi kita ini mendapatkan legalisasi Badan Hukum dengan nama Koperasi Serba Usaha Karya Anak Muda (KSU KANDA) bernomor : 165/BH/KDK-11-19/XI/99. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Magelang telah mendirikan koperasi kita ini pada tanggal 1 Maret 1999 lantas membuat Akta Pendirian pada tanggal 15 Mei 1999 dikuatkan oleh daftar-hadirnya 40 orang anggota dengan Pengurus: ketua Drs. Suryo Sukoco, sekretaris Arqom Irawanto, S.Ag, dan bendahara Lisnia Damayanti, A.Md.

·         102 tahun lalu, tepatnya 18 November 1912 didirikan organisasi modern bernama MOECHAMMADIJAH di Jogjakarta untuk Residensi Jogjakarta bertepatan dengan tanggal 08 Zulhijjah 1330 Hijriah. Pendirinya Kiai Haji Ahmad Dahlan didukung para santrinya dan disokong Boedi Oetama.



Kiai Haji Ahmad Dahlan adalah seorang yang sangat hati-hati dalam kehidupan sehari-harinya. Ada sebuah nasehat yang ditulisnya dalam bahasa Arab untuk dirinya sendiri:

Wahai Dahlan, sungguh di depanmu ada bahaya besar dan peristiwa-peristiwa yang akan mengejutkan engkau, yang pasti harus engkau lewati. Mungkin engkau mampu melewatinya dengan selamat, tetapi mungkin juga engkau akan binasa karenanya. Wahai Dahlan, coba engkau bayangkan seolah-olah engkau berada seorang diri bersama Allah, sedangkan engkau menghadapi kematian, pengadilan, hisab, surga, dan neraka. Dan dari sekalian yang engkau hadapi itu, renungkanlah yang terdekat kepadamu, dan tinggalkanlah lainnya. “ (Diterjemahkan oleh Djarnawi Hadikusumo).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar