Jumat, 20 Februari 2015

Buku

Dokumen Perjalanan
17 Tahun BTM AMMAN
1999-2015

Sambutan dari PDM Kabupaten Magelang
Sambutan dari Pusat BTM Jawa Tengah
Pengantar dari Pengurus
Catatan dari Tim Penyunting

Daftar Istilah
Daftar Tabel
Daftar Foto
Daftar Isi

Bab I   Pendahuluan
Bab II Muhammadiyah dan Gerakan Ekonomi
Bab III Proses Lahir Koperasi dan Perkembangan Awal Lembaga
Bab IV Masa Pertumbuhan dan Penyelamatan
Bab V  Menuju BTM AMMAN yang Terpadu
Bab VI Penutup

Daftar Pustaka
Lampiran
Notula Focus Group Discussion (FGD) i
Notula Focus Group Discussion (FGD) II
Notula Focus Group Discussion (FGD) III
Daftar Narasumber
Riwayat Hidup Ringkas Penyunting dan Pengurus














Daftar Isi

BAB I.   PENDAHULUAN
  1. Untuk Apa Koperasi BTM AMMAN ada?
  2. Pentingnya Penelitian Ini
  3. Metode dan Metodologi
  4. Sistematika Penulisan

BAB II.  MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN EKONOMI
  1. KHA Dahlan dan Gerakan Ekonomi
  2. Muhammadiyah dan Ekonomi Persyarikatan
  3. Filosofi dan Motivasi Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
  4. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Bidang Ekonomi
  5. Pola Profesionalisme Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM)

BAB III. PROSES LAHIR KOPERASI DAN PERKEMBANGAN AWAL LEMBAGA
  1. Kondisi Sosial dan Ekonomi Nasional
  2. PDPM dan Dinkop UKM Kabupaten Magelang
  3. Mendirikan Lembaga dan Menyelamatkan Amal
  4. Menghamoniskan Antara Yang Bisa dengan Yang Sebaiknya
  5. Sampai Saat Ini Saja ataukah Untuk Selamanya?

BAB IV  MASA PERTUMBUHAN DAN PENYELAMATAN
  1. Pertumbuhan dan Pengembangan Usaha
  2. Konsolidasi Ide dan Perumusan Visi-Missi
  3. Mencari Bentuk Keseimbangan Baru
  4. Merintis Sinergi Guna Keselamatan Koperasi
  5. Menembus Batas Merintis Jalan Usaha BTM

BAB V.  MENUJU BTM AMMAN YANG TERPADU
  1. Keterpaduan AUM dalam Muhammadiyah Incorporated
  2. Dari Konsep Besar Menyeluruh hingga Satuan Kecil Terbawah (SKT)
  3. Pemberdayaan al-Mustadhafin
  4. Memaknai Amal dan Membangun Usaha
  5. Membersamai Kemajuan
1.    Perkembangan Usaha
2.    Penguatan Ruhiyah-Idelogis
3.    Prestasi dan Kerjasama

BAB VI. PENUTUP
  1. Konstelasi dan Pointer Kesimpulan
  2. Rekomendasi dan Penawaran
  3. Kata Penutup
BAB I  
PENDAHULUAN
           
Idealnya sebuah lembaga berdiri, sudah lengkap di dalamnya unsur dan sempurna rumusan visi - misi, AD-ART, sarana-prasarana dan hal-hal lainnya sehingga keberadaannya segera diakui dan perannya nyata di lingkungan masyarakatnya. Namun dalam kenyataan lebih banyak lembaga yang berdiri tidak seideal begitu. Lembaga tumbuh, ibaratnya ‘rumah tumbuh’. Berdiri belum bisa lengkap unsur, namun kemudian secara pasti tumbuh-berkembang sambil melengkapi diri dengan aneka unsur sesuai dengan kebutuhan dan konteks lingkungannya. Termasuk BTM AMMAN ini.
Awalnya pada tahun 1999 berdiri sebagai KSU KANDA, Koperasi Serba Usaha ‘Karya Anak Muda’ yang tampaknya lebih mementingkan formalitas daripada substansi. Namun tumbuh pada masa berikut, jadi sebaliknya, lebih pentingkan substansi daripada formalitas dengan wujud yang tepat-kontekstual. Tahun 2006 berubah visi-misinya, berganti pula namanya, menjadi KJKS BMT AMMAN, Koperasi Jasa Keuangan Syariah Baitul Mal wat Tamwil ‘Muamalah Mandiri’ karena fokus usahanya Simpan-Pinjam-Syariah. Hal ini pun pada tahun 2011 direvisi lagi, disepakati terjadinya proses konversi menjadi Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) dan berubah nama menjadi KJKS BTM AMMAN, Baitut Tamwil Muhammadiyah AMMAN. Inilah kenyataan yang dialami dan terjadi pada lembaga yang awalnya didirikan oleh Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Magelang. Proses tumbuh dan berkembang sesuai konteks dan konstelasi tampak melekat. Mungkin pula pada masa mendatang akan terjadi revisi lagi guna sempurnakan peran dan panggilan hidup kelembagaannya, wallahu a’lam. Prinsip geraknya sederhana, al-muhafadhah ala qadim as-salih wal ahdhu bi al-jadid al-aslah, melestarikan hal/masa lalu yang baik dan mengambil hal baru yang lebih baik.
Bagaimana rincian dan uraian perjalanan BTM AMMAN sejak awal berdiri hingga menyongsong usia 17 tahun ini? Jati diri ataupun jenis-usaha dan lembaga macam apakah yang melekati pada keberadaannya? Pertimbangan apa sajakah yang dicermati-dipentingkan sehingga perlu berubah nama, berganti visi-misi lantas mengalami konversi juga? Apa pula hal yang dituju dan diedealkan oleh stakeholder lembaga ini pada masing-masing periode? Apa sajakah hal yang sudah dilakukan dan apa pula hal yang belum dan akan dilakukan guna menyempurnakan identitas dan kelembagaannya? Penelitian-penulisan uraian berikut ini berusaha menjawab pertanyaan-pertanyaan itu sesuai data dan konteks yang ada dengan sistematika yang diusahakan sesuai dengan prosedurnya. Bismilah.

  1. Untuk Apa Koperasi BTM AMMAN ada?
Pada pangkalnya model gerakan KH Ahmad Dahlan dikenal sebagai integrasi sistem Barat yang sekuler dengan sistem Islam yang dipahaminya. Terutama tampak pada model pendidikannya, yakni sistem Barat di pergantian abad 19 ke 20 dipadukan secara harmonis dengan pondok pesantren yang khas Islam-Indonesia. Itulah model-aseli Muallimin-Muallimat yang khas Muhammadiyah. Demikian itu diteruskan juga di bidang kesehatan dan sosial seperti hadirnya Balai Pengobatan PKO (Penolong Kesengsaraan Oemoem). KHA Dahlan dan kemudian persyarikatan Muhammadiyah yang dirintisnya mengambil spirit al-Quran dan meng-Islam-kan sistem Barat dan Belanda yang Kristen saat itu. Jadilah Panti Sosial, Rumah Jompo, dll.
Pada pokok berikutnya Ekonomi Islam dan khususnya lembaga keuangan Islam baru muncul embrional pada dekade 1980-an yang kemudian karena ada sokongan pemerintahan berdirilah Bank Muammalat Indonesia (BMI, 1992), Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI, 1990), Koran Republika (1993), juga menjamurnya Baitul Mal wat Tamwil (BMT, dekade 1990-an). Semangatnya masih sama, yakni integrasi sistem yang ada dengan spirit-metode Islam yang dipercayainya sesuai kondisi sosial-politik yang ada. Termasuk kemudian bergulirnya zaman baru reformasi.
Kementrian Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Kemenkop UKM) dengan Adi Sasono sebagai menterinya menggulirkan kebijakan yang pro-rakyat, pemberdayaan masyarakat bawah seperti koperasi, petani, nelayan, dll. Termasuk di Kabupaten Magelang pada tahun 1999 ada 10 kelompok koperasi yang mendapatkan kucuran dana masing-masing sebesar 60 juta rupiah potong-pajak. Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Magelang yang tampak kiprahnya saat reformasi ditawari satu koperasi. Maka jadilah kemudian Kopkam (Koperasi Anak Muda) membentuk Koperasi Serba Usaha Karya Anak Muda, KSU KANDA. Inilah embrio lembaga ekonomi mikro saat itu.
Lembaga yang dibentuk tidak sekali ada kemudian hebat seperti idealnya. Perjalanannya pelan, prosesnya berliku, apalagi bila dirunut sejak awal gerakan ekonomi Muhammadiyah. Visi awal yang kurang jelas menghajatkan revisi. KSU KANDA bertahan tujuh tahun kemudian direvisi menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah KJKS BMT AMMAN. Lembaga inipun berjalan sesuai kapasitas stakeholdernya. Berjalan lima tahunan direvisi kembali terutama karena persoalan penguatan ruhiyah-ideologi gerakannya tahun 2011. Jadilah kemudian KJKS BTM AMMAN seperti kita kenal saat ini.

  1. Pentingnya Penelitian-Penulisan Ini

Tujuan penelitian-penulisan sejarah BTM AMMAN adalah:
1.      Guna mengetahui secara kronologis perkembangan Koperasi sejak masih sebagai KSU KANDA, sebagai KJKS BMT AMMAN hingga menjadi KJKS BTM AMMAN supaya dapat dijadikan rujukan untuk pengembangan selanjutnya di masa yang akan datang.
2.      Guna dokumentasi dan refleksi bagi keluarga besar Muhammadiyah dan khususnya di wilayah Kabupaten Magelang dalam mengenal lebih mendalam Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang ekonomi ini.
3.      Untuk memberikan pengetahuan kepada generasi muda bahwa BTM AMMAN merupakan salah satu AUM tempat beramal dan berusaha, mengabdi dan berprofesi guna pencapaian tujuan persyarikatan yang bersifat menyeluruh.
4.      Sebagai sumbangan dalam khazanah penulisan sejarah Indonesia, khususnya di Kabupaten Magelang dan lebih khusus lagi bagi persyarikatan Muhammadiyah.

  1. Metode dan Metodologi
Metode penelitian dan penulisan yang digunakan untuk menyusun perjalanan atau sejarah BTM AMMAN ini adalah Metode Sejarah Kritis. Proses dan tahapan yang dilakukan dipilih secara heuristik dan verifikasi. Adapun rincinya adalah sebagai berikut:
Tahapan pertama adalah heuristik untuk pengumpulan sumber. Sumber yang digunakan berupa jejak sejarah dokumen atau arsip tertulis, traces, dan juga sejarah lisan (oral history). Ada arsip BTM, ada surat-surat, laporan RAT, juga Surat Kabar, buku, internet, serta arsip visual berupa foto dan video. Tidak semua peristiwa sejarah ada bukti tertulisnya, maka oral history menjadi pelengkap. Selain digunakan sebagai informasi peristiwa masa lalu, oral history juga berguna untuk memahami dan menghadirkan masa lalu melalui memori kolektif para pelaku dan saksi sejarah.
Tahapan kedua adalah verifikasi terhadap sumber tertemukan. Verifikasi dilakukan dengan kritik terhadap sumber, yaitu kritik eksternal untuk mendapatkan otentisitas sumber. Kemudian juga kritik internal terhadap isi agar kredibel, terpercaya sehingga menjadi fakta sejarah yang akurat dipakai sebagai dasar dalam penulisan sejarah ini.
Tahapan ketiga adalah darstellung atau interpretasi sumber. Guna mendapatkan kisah sejarah dilakukan interpretasi eksploratif, tafsir leluasa. Klasifikasi kronologi atas fakta dilakukan guna kelancaran penulisan kisah. Tahap ini bermuara pada sinetsis.
Tahapan keempat adalah aufassung, penulisan dan pengisahan dengan cara menyusun fakta secara logis dan kronologis disertai analisis guna menghasilkan kajian sejarah yang berkualitas. Inilah tahapan terakhir yang hasilnya bentuk kisah sejarah yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

  1. Sistematika Penulisan
Penulisan perjalanan atau sejarah BTM AMMAN ini disusun dengan pilihan pembagian per bab. Bab I adalah pendahuluan, isinya berupa uraian latar belakang permasalahan, tujuan penulisan, metode dan metodologi yang digunakan serta sistematika. Bab II berisi Muhammadiyah dan Gerakan Ekonomi. Di dalamnya diungkap filosofi dan spirit Muhammadiyah dalam dakwah dan khususnya gerakan ekonomi sejak zaman KHA Dahlan hingga saat ini.
Penulisan sejarah BTM AMMAN ini merupakan penulisan yang pertama dan diusahakan bisa secara komprehensif. Hasil penulisan sejarah ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang BTM AMMAN secara menyeluruh. Sebagai karya awal dan bersifat umum akan membahas hal-hal secara luas maka karya ini memberikan peluang bagi penelitian dan penulisan sejarah yang lebih detil lagi mendalam di dalam setiap bagian dan dengan tema yang lebih variatif.

BAB II 
MUHAMMADIYAH DAN GERAKAN EKONOMI

Sejatinya Muhammadiyah merupakan gerakan dakwah Islam, amar ma’ruf nahiy munkar. Sejak awal pilihan bidangnya adalah sosial-keagamaan, pendidikan dan ketauhidan sehingga dikenal memiliki beraneka Amal Usaha Muhammadiyah (AUM). Ada banyak sekolah yang beraneka jenis-tingkatan, ada Panti Asuhan Yatim (PAY), ada bidang Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) seperti Poloklinik dan Balai Kesehatan Ibu Anak (BKIA), selain gerakan utamanya pengajian-pembinaan ruhani. Seolah menjadi identik antara Muhammadiyah dengan AUM-nya tersebut. Sedang sesungguhnya pilihan bidang dan AUM menyesuaikan dengan kebutuhan zaman dan masyarakatnya.
Gerakan ekonomi di Muhammadiyah belum tampak sekuat bidang sosial dan pendidikan dengan aneka AUM-nya. Namun sesungguhnya hanya soal waktu dan konteks sosial serta tingkat kebutuhan ummat-masyarakatnya. Sejak tahun 1929 sudah diwacanakan Bank Islam di Muhammadiyah dalam forum ‘Muktamar’. Dan hal tersebut berlanjut, berkembang setahap demi setahap yang bottom-up. Maka warga persyarikatan dan simpatisan mewujudkan wacana tersebut menjadi Lembaga Amil Zakat LAZISMU, ada yang berupa Warung Islami, ada yang Pasar Murah, ada yang Rumah Sakit Islami, dll. Apalagi akhir-akhir ini wujudnya lebih beragam seperti Hotel Islami, Swalayan Surya Mart, juga BPRS, BMT dan BTM, Asuransi Islam, Pegadaian Syariah, dll.
Bab ini secara khusus akan membicarakan gerakan ekonomi yang terjadi di persyarikatan Muhammadiyah juga para warganya. Secara tematik akan mengangkat (a) KHA Dahlan dalam Gerakan Ekonomi, (b) Muhammadiyah dan Ekonomi Persyarikatan, (c) Filosofi dan Motivasi Gerakan ekonomi persyarikatan, (d) Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang ekonomi serta (e) Pola Profesionalisme di Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM).

  1. KHA Dahlan dan Gerakan Ekonomi
Hingga wafatnya tahun 1923 KH Ahmad Dahlan belum menyentuh usaha di bidang ekonomi. Hal yang lebih prioritas adalah bagaimana orang-orang mustadhafin ‘terlemahkan’ diberdayakan. Saat itu yang dilakukan lebih bersifat karitas ‘pemberian’ berupa makanan dan pakaian. Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO) yang merupakan wujud ijtihad dari hasil mengaji Quran surat al-Ma’un merupakan simbol ikon yang paling jelas. Hal yang strategis dilakukan oleh Kiai Dahlan adalah amal pengorganisasian haji dan zakat (1921); gerakan al-Ma’un PKO (1922). Alfian dalam disertasinya menuliskan bahwa Kiai melakukan reformasi dalam tiga hal, yakni reformasi keagamaan, perubahan sosial dan peran kekuatan politik.
Hal yang tampak mengendala gerakan ekonomi dalam organisasi Muhammadiyah adalah wasiat KHA Dahlan: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Secara lebih lengkap wasiatnya: “Jadilah mister, dokter, insinyur dan kembalilah ke Muhammadiyah”. Lebih rinci pesan pendiri itu dirumuskan: 1. Carilah harta benda dengan jalan halal dengan segala kekuatan, tenaga dan jangan malas sehingga mendapatkan harta benda yang sebanyak-banyaknya. 2. Setelah mendapat, pakailah untuk keperluan dirimu, anak-isterimu dengan secukupnya, jangan terlalu mewah, jangan mementingkan kemewahan yang melampaui batas. 3. Kemudian kelebihannya hendaklah didermakan pada jalan Allah. Sabda Rasul: Sungguh orang kaya itu orang yang hatinya tidak membutuhkan harta, dan orang fakir itu ialah orang yang hatinya sangat suka pada harta”.
Namun secara individual KHA Dahlan adalah pedagang batik hingga sampai di Jakarta, Medan, Surabaya, selain seputaran Yogyakarta. Tokoh sentral dan peletak dasar gerakan dakwah Islam Amar Makruf Nahi Munkar KHA Dahlan menorehkan sedikit warna ekonomi dalam organisasi dan gerekannya, bahkan nyaris tidak ada. Apakah bidang ekonomi tidak dianggapnya penting? Beliau sendiri adalah pedagang yang menyadari nuansa ekonomi berjamaah dan besarnya peluang Muhammadiyah beraktivitas ekonomi. Tampaknya beliau memilih untuk meluruskan gerakan dan personalitasnya dengan ungkapan: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah dan jangan mencari hidup di Muhammadiyah”. Beliau lebih pentingkan lurus-niat dan kemuliaan hidup. Persis seperti ketika diming-imingi politik oleh KH Agus Salim tahun 1921, beliau menjawab, “Langkahi mayat saya”.
Dari uraian itu tampak bahwa sikap berekonomi beliau itu mirip dengan sikap berpolitiknya. Aspirasi dan kepentingannya disalurkan semaksimal mungkin tetapi jangan sampai simpangkan arah tuju dalam berdakwah Amar Makruf Nahi Munkar; Muhammadiyah harus tetap berada di jalur dan jatidiri aselinya yakni sebagai organisasi dakwah Islam.

  1. Muhammadiyah dan Ekonomi Persyarikatan
Sesungguhnya tarikan ke bidang ekonomi dalam kegiatan Muhammadiyah ada dan tampak sejak periode awal lantas terus menguat sesuai dengan konteks sosial-politik negara kita. Persis adanya tarikan politik yang tensinya lebih fluktuatif selalu menggoda aktivis yang awal-mula terlibat; namun sejak awal digariskan bahwa khittah Muhammadiyah adalah gerakan dakwah Islam Amar Ma’ruf Nahi Munkar seperti dikukuhi oleh pendiri Kiai Dahlan.
Sebagai kasus ataupun alternatif model gerakan memang dibolehkan dalam wacana bahkan dalam posisi gerakan-pinggiran, namun tentu akan salah dan bertentangan manakala ekonomi ataupun politik sudah menjadi gerakan mainstream persyarikatan Muhammadiyah. Artinya di suatu PCM atau PDM bahkan mungkin PWM wajar ada gerakan ekonomi yang kuat bahkan jadi Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM), misalnya. Namun untuk kasus gerakan ekonomi ini ataupun juga politik akan tetap dalam posisi latar-samping ataupun latar-belakang dan bukan menempati halaman-utama.
Secara faktual warna dan gerakan ekonomi di persyarikatan tampak jelas sejak periode awal. Tercatat tahun 1926 munculnya gerakan pembagian Zakat Fitrah sesuai sunnah Nabi. Tahun 1930 ada kegiatan penyalurab tenaga kerja guna perbaikan ekonomi rakyat-ummat. Tahun 1959 disepakati penghimpunan dana dakwah di tingkat jamaah Muhammadiyah maupun cabang. Tahun 1966 diadakan Kongres produksi dan niaga Muhammadiyah. Tahun 1968 diprogramkan Pemasa (Pembangunan Masyarakat Desa) ketika Muktamar ke-37 di Yogyakarta. Pada tahun yang sama ditetapkan oleh PP Muhammadiyah bahwa bunga bank swasta berhukum haram. Kemudian tahun 1980 dalam Munas Tarjih di Malang mengangkat tema Asuransi dan Koperasi Simpan Pinjam. Tahun 1985 dalam Muktamar ke-38 di Surakarta dibentuklah Majelis Ekonomi yang ditugasi untuk memfasilitasi aspirasi warga dan masyarakat dalam bidang ekonomi. Kemudian pada waktu Muktamar di Aceh 1995 ditetapkan adanya tiga pilar ekonomi persyarikatan yakni hadirnya Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM), Koperasi serta Keberdayaan Ekonomi warga Muhammadiyah.

  1. Filosofi dan Arah Gerakan Ekonomi Muhammadiyah
Dengan pengertian asalnya bahwa Muhammadiyah adalah gerakan pengikut Nabi Muhammad SAW maka agama Islam akan selalu menjadi rujukan utama gerakan persyarikatan ini di samping tokoh panutan utamanya adalah Rasulullah Muhammad SAW. Oleh karena itu segala apa yang dilakukan atau gerakan apapun yang dipilih oleh organisasi ini hanya akan bersifat benar jika dan hanya jika secara filosofi merujuk dan mendasarkan dirinya pada nilaii-sistem-personalitas Islam. Semakin sesuai dengan nilai-sistem-personalitas Islami akan semakin benar-lurus ataupun berarti juga akan semakin ‘Muhammadiyah’; sebaliknya semakin menyimpang ataupun jauh dari nilai-sistem-personalitas Islami maka otomatis bermakna semakin tidak ‘Muhammadiyah’.
Sesuai dengan filosofi yang demikian maka secara konseptual arah-tuju gerakan ekonomi persyarikatan Muhammadiyah akan berupa idealitas Islam, Iman dan Ihsannya manusia. Islam-iman-ihsan merupakan wujud yang ideal lagi dinamis atas unsur-unsur yang mungkin bersifat dualistis. Namun orientasi-arah yang hakiki lebih dipentingkan daripada wujudinya. Sifat yang mementingkan masa depan dibanding masa-lalu, juga yang substansial dibanding formal. Artinya, nilai yang Islami jauh lebih menentukan daripada wujud materinya, sebab wujud materi bisa sekadar sebagai pemenuh kebutuhan dasar-biologis-fisiolois manusia. Demikian juga sifat ukhrawi akan lebih menentukan daripada sekadar duniawinya. Kualitas dan kerohanian jauh akan lebih dipentingkan untuk jangka panjang daripada sekadar kuantitas dan kejasadan dalam jangka pendek.

  1. Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) Bidang Ekonomi
Berbeda dari AUM bidang pendidikan yang relatif lebih baku-standar termasuk penamaannya, maka AUM bidang ekonomi tampaknya lebih beraneka-ragam. Selain berbeda-beda nama juga karakter usahanya, skala-ukurannya serta kekuatan akses-sasarannya hingga tentu sampai pada hasil-usahanya. Suatu PCM memiliki BPRS, tetapi seumumnya PCM tak punya, namun ada yang memiliki Usaha Penerbitan, bahkan ada yang memiliki BTM-BMT. Sebagai gambaran data berikut bisa menjelaskan pemetaan awal AUM baik yang bergerak di bidang pendidikan, sosial maupun bidang ekonomi.

Jumlah Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) di Indonesia
No.
Jenis-Nama AUM
Jumlah
1.
Usaha Penerbitan
29
2.
BPR Syariah
162
3.
BTM-BMT
437
4.
Panti Jompo
54
5.
Panti Berkebutuhan Khusus
82
6.
Panti Asuhan Keluarga
328
7.
Rumah Sakit/Rumah Bersalin
457
8.
Mesjid
6118
9.
Mushala
5089
10.
Pondok Pesantren
82
11.
Sekolah Luar Biasa
71
12.
Pendidikan Anak Usia Dini
6728
13.
Taman Kanak-kanak
7615
14.
Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah
2624
15.
Sekolah Menengah Pertama / MTs
1772
16.
SMA-SMK-Madrasah Aliyah
1243
17.
Perguruan Tinggi
172
   Sumber: 2013
Di luar AUM formal yang terdaftar pada tabel di atas, sesungguhnya tidak sedikit terobosan gerakan ekonomi yang dilakukan para aktivis persyarikatan. Pilihan bentuk AUM bidang ekonomi bergantung benar pada tingkat kebutuhan masyarakat, bakat-minat aktivis, juga ada-tidaknya panggilan terjun di bidang tersebut. Di Magetan ada usaha retail dengan nama Surya Mart, milik PDM. Di Bandung ada usaha Minimarket sekaligus dengan Rumah Gedung Sewaan milik PCM Sukajadi. Di  Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) secara periodik mendidik tenaga andal yang memungkinkan menggerakkan roda perekonomian masyarakat: pengadaan-penggemukan sapi/kambing, perikanan, pertanian, persengonan. Ada juga pangkalan minyak tanah, pengelolaan parkir kawasan tertentu, bahkan ada WC Umum Berbayar, POM Bensin, pengelolaan lapak dan toko-kios. Pengelolaan Ruko di PCM Dukun Magelang. Lantas Bapelurzam di Kendal yang mengelola ZIS, juga kasus serupa di Kepakisan Wonosobo yang pelosok. Bahkan di Jawa Timur yang digerakkan oleh aktivis Majelis Ekonomi Kewirausahaan (MEK) meliputi perikanan laut seperti Teri Nasi, Udang juga usaha bidang perbukuan distribusi penerbitan.
Tampak dari data di atas bahwa AUM ekonomi sangat beragam skala dan bidang usahanya. Dari yang sudah terjadi bisa dikelompokkan, pertama, usaha yang berbentuk koperasi. Kedua, berbentuk saham-usaha. Ketiga, milik persyarikatan sepenuhnya. Tentu masing-masing dengan kualitas dan kuantitas yang berbeda-beda.


  1. Pola Pengelolaan dalam Badan Usaha Milik Muhammadiyah (BUMM)
Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) adalah unit usaha milik persyarikatan yang mencerminkan proses berdakwah pengurus-pengelolanya dalam bidang yang dipilih: pendidikan, sosial, ekonomi, dll. Sebagai unit dakwah yang serius ditumbuhkan, dikelola, dikembangkan di suatu tempat berarti dipilih-pasti yang sesuai dengan kebutuhan masyarakatnya, sesuai dengan minat-bakat pengurus-pengelolanya, juga sesuai passion-gairah dan conscience-nunari mereka juga. AUM apapun bilamana diurusi dan dikelola secara sungguh-sungguh dan profesional maka akan tumbuh-berkembang baik, terpercaya, kuat, berpengaruh bahkan juga menguntungkan. Karena antara AUM dengan persyarikatan sebagai lembaga pemiliknya belum pasti terjalin pola-sehat, komunikasi-efektif, maka patut ditanyakan bagaimana pola hubungan dan pola bagi-hasil yang tepat?



BAB III
PROSES LAHIR KOPERASI DAN PERKEMBANGAN AWAL LEMBAGA

Kelahiran lembaga ekonomi yang dibidani Pemuda Muhammadiyah ini lebih kuat diunsuri faktor eksternal daripada faktor internal. Maksudnya, peluang dan kesempatan adanya dana pinjaman dari pemerintah menjadi faktor dan hal itu nyata. Faktor dalam seperti visi-misi, kepemimpinan, model pengelolaan, apalagi pilihan kultur lembaga pada awalnya relatif lemah-minimal sehingga dalam perjalanan pertumbuhannya terjadi perubahan, perumusan, bahkan revisi dan konversi. Tentu dengan maksud adanya penguatan-konsolidasi ideologis ataupun revisi strategis organisasional sesuai dengan perkembangan alamiahnya. Bahkan hal yang kemudian terjadi justru sebaliknya yakni faktor-internal lebih menentukan dan lebih dipentingkan daripada faktor eksternalnya.
Ibaratnya lahir prematur, maka pertumbuhan-perjalanan hidup bayi koperasi Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Magelang ini sungguh unik dan khas.
Bab ini secara khusus akan membicarakan bagaimana latar belakang dan kelahiran koperasi hingga menjadi BMT/BTM dan bagaimana rincian perkembangan awalnya. Dengan rentangan waktu sekitar 1998-2005 atau selama enam-tujuh tahun pertamanya maka akan tampak jelas bahwa perjuangan antara ‘hidup-mati’ harus dipilih dan dilaksanakan. Guna mampu mencakup segala sisi, maka subbab ini terdiri atas (a) Kondisi Sosial Ekonomi Nasional Era Reformasi, (b) PDPM dan Dinkop UKM Kabupaten Magelang Era Reformasi, (c) Pendirian Koperasi, Lembaga dan Usaha Penyelamatan Amal Usahanya, (d) Harmonisasi antara Hal yang Bisa dengan Hal yang Harus Dilakukan Lembaga, serta (e) Akan Dicukupkan Sekian Waktu atau Untuk Seterusnya.

  1. Kondisi Sosial dan Ekonomi Nasional Era Reformasi

Pada dekade 1990-an terjadi perubahan signifikan dalam bidang sosial, politik dan ekonomi di negara kita Republik Indonesia. Perubahan itu secara mudah disebut sebagai perpindahan dari Orde Baru ke zaman Reformasi. Bila zaman Orde baru itu mementingkan pembangunan dengan trilogi stabilitas, pertumbuhan ekonomi dan pemerataan. Maka zaman Reformasi lebih fokus pada perubahan besar di tingkat birokrasi politik yang ternyata berdampak langsung pada perubahan tata-ekonomi dan tata-sosial.

  1. PDPM dan Dinkop UKM Kabupaten Magelang

Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Magelang periode 1994-1998 diketuai oleh Drs. Sugiyono, M.Si dan periode berikutnya tahun 1998-2002 diketuai oleh Drs. Jumari. Dua tokoh tersebut menentukan format dasar lembaga koperasi yang di kemudian hari dikenal sebagai BTM AMMAN ini. Saat itu keduanya masih lajang dan berkarakter perjuangan. Awal zaman Reformasi yang tampil lebih menonjol adalah sayap PDPM yang dikenal sebagai Korps Keamanan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam). Karena partisipasi nyata dalam bermasyarakat dan konstruksi zaman baru saat itu maka Kepala Kantor Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah Kabupaten Magelang berdasarkan konstelasi yang ada memberi pancingan kepercayaan kepada PDPM akan mendapatkan bantuan modal bergulir sebesar 60 juta rupiah total.
Ternyata terdapat 10 (sepuluh) jumlah Usaha Bersama atau Pra-Koperasi di Kabupaten Magelang yang mendapatkan kesempatan bantuan modal bergulir serupa tersebut. Kesepuluh Pra-Koperasi itu adalah : (1) Pra-Koperasi Asongan di Borobudur; (2) Pra-Koperasi usaha Ulat Sutera di Sawangan; (3) Pra-Koperasi Petani Salak di Srumbung; (4) Pra-Koperasi Aneka Usaha di Grabag; (5) Pra-Koperasi Aneka Usaha di Gulon Salam; (6) Pra-Koperasi Guru Wanita di Salaman; (7) Pra-Koperasi Aneka Usaha di Srumbung ; (8) Pra-Koperasi Aneka Usaha PDPM Kabuaten Magelang. Dua yang lain masih dalam pelacakan.

  1. Mendirikan Lembaga dan Menyelamatkan Amal

Rapat PDPM Kabupaten tanggal 1 Maret 1999 memutuskan perlunya didirikan lembaga koperasi guna merespons penawaran dari Dinkop UKM. Dalam rapat itu tindak-lanjut proses dipercayakan sepenuhnya kepada Ketua Bidang Ekonomi-Kewirausahaan PDPM, Drs. Suryo Sukotjo dan Drs. Nuredi Pratiknya. Bersama dengan tim mereka bergerak cepat seirama dengan Dinkop UKM. Tanggal 15 Mei 1999 membuat Akta Pendirian Koperasi dan tanggal 4 November 1999 mendapatkan legalisasi dari Dinkop UKM sehingga mendapatkan nomor resmi Badan Hukum.
Sejalan dengan proses legalisasi tersebut proses gerakan koperasi dirintis, dimulai dan dibersamai agar selamat terus. Terhitung mulai 1 April 1999 dibuka kantor Koperasi kita ini di Ngadiretno Tamanagung Muntilan dengan menyewa satu ruangan toko. Usaha yang dilakukan meliputi empat hal, yakni (1) Jasa Fotokopi, (2) Jual Alat Tulis Kantor,  (3) Jasa Konsultasi Usaha Kecil dan (4) Simpan-Pinjam Koperasi. Keempatnya dicakup dan digerakkan, bahkan kemudian ditambahi dengan Jasa Warung Telekomunikasi (Wartel) yang memang dimiliki oleh PDPM di lokasi lain sebelumnya.

  1. Menghamoniskan Antara Yang Bisa dengan Yang Sebaiknya

Ormas Pemuda bisa memiliki usaha? Tidak setiap aktivis organisasi pintar berdagang dan berusaha, dan sebaliknya juga tidak setiap pengusaha pedagang pintar berorganisasi. Namun idealnya kedua sisi tersebut menyatu. Apalagi di zaman yang modal amat menentukan dan perjuangan membutuhkan sarana yang mencukupi. Idealisme sampai kapanpun amat penting namun sarana-prasarana penjaga idealisme juga penopang tegak-lurusnya idealisme amat penting tersedia. Bagaimana stakeholder koperasi ini memformat dan mengemas antara dua hal yang sering berseberangan itu?

  1. Sampai Sekarang Saja ataukah Untuk Selamanya?

BAB IV 
MASA PERTUMBUHAN DAN PENYELAMATAN

Sebuah lembaga, apapun usahanya, yang mencapai usia lebih dari 5 tahun berarti lembaga tersebut cukup serius untuk berada-bermakna. Jika usia lembaga mencapai lebih dari 10 tahun maka lembaga itu telah teruji keberadaan dan kemanfaatannya. Manakala usia sebuah lembaga telah mencapai lebih dari 15 tahun maka lembaga itu telah nyata ada, bermanfaat dan patut dipercaya. Demikianlah yang terjadi dalam deret tambah, makin tambah usia makin terpercaya dan makin bermakna. Apalagi jika didukung pertumbuhan-perkembangan lembaga yang jelas meningkat, maka berarti ada potensi besar untuk berperan positif selamanya manakala didukung oleh regenarsi yang bagus.
Lembaga ini juga mengalami tahap dan fase yang demikian itu. Lahir sebagai KSU KANDA yang hidup, merangkak, tumbuh, berkembang; kemudian lahir-kembali sebagai KJKS BMT AMMAN yang juga hidup, tumbuh dan berkembang; kemudian masih lahir-lagi sebagai KJKS BTM AMMAN, berkonversi, tumbuh, hidup serta berkembang maju menuju kebesaran di masa depan. Sesuai dengan karakter persyarikatan yang terbuka, terbaharui maka lembaga ini masih mungkin lahir-lagi-kembali dengan identitas baru, misalnya sebagai lembaga korporasi syariah Muhammadiyah yang bergerak umum dalam bidang muammalah, mencakup perdagangan, pegadaian, asuransi, dll.
Bab ini secara khusus membicarakan lembaga BMT-BTM AMMAN dalam kurun waktu sekitar 10 tahunan yakni tahun 2005-2014 yang berisi pertumbuhan dan penyelamatan lembaga. Bab ini meliputi lima subbab, yakni (a) Pertumbuhan dan Pengembangan, (b) Konsolidasi dan Perumusan Visi-Missi, (c) Pencarian Bentuk Keseimbangan Baru Lembaga Ekonomi, (d) Perintisan Sinergi Penyelamatan Koperasi, serta (e) Menembus Batas Merintis Jalan BTM.

  1. Pertumbuhan dan Pengembangan

Ketika masih berada di awal usaha dan aset lembaga belum mencapai 1 Milyar muncul asumsi bahwa kelak ketika aset sudah melebihi 1 M tentu akan mampu berkembang secara cepat tanpa terbebani biaya operasional minimal yang layak. Dengan asumsi itu maka arah dan usaha pada lima tahun pertama adalah bagaimana meningkatkan aset hingga lebih 1 M. Aneka usaha sampingan yang tidak produktif dipangkas. Fotokopi, ATK ditiadakan; Wartel tidak disikapi, dibiarkan saja akan mati sendiri sesuai perubahan kebutuhan masyarakat. Praktis hanya simpan-pinjam yang difokuskan dan jadilah namanya berubah menjadi BMT AMMAN. Alhamdulillah secara pelan tetapi pasti terjadi peningkatan volume usaha dan kenaikan aset.
Namun ternyata setelah punya aset lebih 1 M tidak ada yang terasa istimewa. Keterbatasan kemampuan usaha tetap diderita meskipun keleluasaan berusaha amat terasakan longgar. Timbullah kesadaran baru bahwa kita harus merencanakan sendiri arah dan target pertumbuhan lembaga di masa depan. Tidak benar kita hanya bersikap reaktif-responsif; namun yang kini diperlukan adalah sikap proaktif-strategis dan berpikir untuk jangka panjang, sepanjang yang kita maui. Oleh karena itu konsentrasi berikutnya adalah bagaimana merintis jalan usaha agar lembaga menjadi besar-kuat-agung di masa depan. Ungkapan yang sejalan dengan hal ini adalah: cara terbaik untuk menebak masa depan adalah dengan cara menciptakannya (Peter Drucker).
Tahun 2005 akhir kita lakukan study banding menyeluruh di BMT Bina Usaha Sejahtera (BUS) Lasem Rembang guna belajar kembali mengenai gerakan dasar ke-BMT-an. Pada tahun 2006 awal kita lakukan hal serupa ke Lumbung Zakat Sleman guna belajar kembali mengenai ruh dan wujud gerakan dasar ZIS. Segenap pengurus, pengawas, pengelola tanpa kecuali belajar serius dari niat dasar kita dan mereka, format lembaga, tampilan kantor, manajemen SDM sambil berwisata di lokasi mereka. Banyak hal mengenai kinerja karyawan, konstelasi sosial-politik-ekonomi lokal, arah dan model gerakan perjuangan di masa depan, selain persoalan permodalan, kesehatan usaha, pengawasan syariah, tata aturan jenjang karier karyawan, dll yang kita dapatkan versi mereka.
Setelah melalui Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2005 sebagai forum tertinggi lembaga koperasi lantas kita urus perubahan nama resmi lembaga kita dari semula KSU KANDA menjadi KJKS BMT AMMAN. Momentum perubahan nama dan format-dasar organisasi ini perlu kita maknai dengan berbagai hal yang mulia dan mungkin kita lakukan. Salah satunya adalah dengan perwujudan kesadaran baru ber-BMT lewat perumusan bersama visi-misi lembaga lengkap dengan target dan selera kita hingga di masa depan. Kita namai ini semua dengan VISI BERSAMA 2007-2012.

  1. Konsolidasi Ide dan Perumusan Visi-Misi

Kesadaran untuk menjadikan koperasi ini besar-kuat-agung di masa depan semakin menguat setelah nama baru lembaga yakni KJKS BMT AMMAN didaftarkan dengan Anggaran Dasar (AD) yang baru. Momentum itu segera dimanfaatkan untuk konsolidasi ide dan perumusan visi-misi lembaga secara komprehensif dan melibatkan segenap pihak terkait. Dimulailah sebuah agenda besar dan dirancanglah kegiatan berkesinambungan selama satu semester atau bahkan satu tahun dengan perencanaan rinci hingga tuntas dengan nama VISI BERSAMA 2012. Dengan pendekatan deduktif-induktif lewat forum Focus Group Discussion (FGD) melibatkan segenap unsur dalam lembaga ini: Dewan Pengawas, Dewan Pengurus, Pimpinan Karyawan juga Karyawan secara umum serta melibatkan Nasabah. PDM pun dilibatkan.
Dengan menggunakan model-format Balanced Score Card (BSC) kita rumuskan VISI BERSAMA 2007-2012. Tidak mungkin sekali rapat selesai, maka kita rancang rapat berkesinambungan yang melibatkan segenap unsur-elemen dalam BMT AMMAN. Diadakanlah rapat-rapat komisi otonom dan ada rapat pleno lengkap bulanan. Dewan Pengawas ada rapat komisi tersendiri, demikian pula Pengurus, kemudian Pengelola dibagi menjadi tiga komisi dengan target rumusan masing-masing disesuaikan dengan waktu yang disepakati. Alhamdulillah dalam rentang waktu enam bulan (satu semester) rumusan tersebut jadi. Rapat awal-pertama pleno mengundang Ketua PDM sekaligus membuka secara resmi rapat-maraton yang bertempat di BMT AMMAN Cabang Talun. Kemudian berlanjut di Cabang Muntilan, Cabang Bandongan, Cabang Salam dan berakhir di Kantor Pusat di Muntilan.
Visi rumusannya adalah: Terwujudnya BMT AMMAN sebagai Lembaga Keuangan Syariah (LKS) yang profesional, Islami, adil dan akuntabel. Masing-masing kata-kunci dijelaskan dengan sejumlah indikator yang mudah ditandai. Lantas diterjemahkan visi itu dalam empat misi (mission) sesuai jumlah elemen, yakni (1) Pengelola amanah yang profesional, (2) Pengurus yang memberdayakan, (3) Pengawas Keuangan yang membudayakan transparansi-akuntabilitas, dan (4) Pengawas Syariah yang membudayakan kultur Islami di setiap kesempatan. Visi ini bisa disebut ideal karena lengkap dengan matriks tahapan prosesnya sejak awal/2007, tengah/2009 lantas akhir/2011. Bahkan terumuskan pula Rencana Induk Pengembangan (RIP), Tujuan tahun 2012, Sembilan Sasaran Strategis standar dan instrumennya, Pendekatan dan pemetaan masalah, juga program strategis dan program khusus. Keseluruhan naskah visi sepanjang 10 (sepuluh) halaman spasi rapat ukuran folio itu kemudian dilampirkan dalam Laporan Rapat Anggota Tahunan (RAT) tahun buku 2006 sehingga segenap pihak memilikinya. Inilah salah satu ikhtiar penularan kesadaran menuju profesional.
Hal yang kemudian cukup mewarnai dan menjadi arah perjalanan BMT AMMAN yang tertuliskan dalam visi tersebut adalah pada usia ke-12 yakni tanggal 1 Maret 2011 dapat diraih kuantitas cabang/kas BMT AMMAN sejumlah 12 (dua belas) buah yang tersebar di Kabupaten Magelang. Tentu hal tersebut tampak ambisius. Meski tidak tercapai sejumlah itu namun penambahan terjadi.


  1. Mencari Bentuk Keseimbangan Baru

Setelah legalisasi nama baru KJKS BMT AMMAN pada tahun 2007 dan juga selesai dirumuskan Visi Bersama 2012 ternyata persoalan baru tidak diduga muncul pula. Kinerja pengelola-karyawan amat jelek nilainya, bahkan di tengah tahun takwim berjalan itu kemudian Drs. Hima Sugiyarto selaku manajer mengundurkan diri dari jabatannya. Masalah yang diderita BMT AMMAN yang sedang sakit saat itu sungguh tidak ringan. Namun kita yakini masalah apapun yang menghadang tentu kita mampu mengatasinya. Alhamdulillah jumlah pengurus saat itu ada 5 (lima) orang sehingga memungkinkan salah seorang pengurus untuk ‘turun’ sebagai pelanjut darurat manajer paling-tidak hingga RAT berikutnya. Sungguh riskan bila mengangkat manajer baru hasil rekruitmen mendadak ataupun mengangkat salah seorang pengelola senior secara langsung tanpa penyiapan sama sekali.
Pilihan harus dijatuhkan, jabatan manajer harus diisi dan disepakatilah Hermawan Sulistyanto, SH ditetapkan sebagai manajer dengan tugas utama menjaga kinerja seluruh karyawan BMT AMMAN yang berjumlah 17 orang. Empat orang pengurus yang lain membagi diri sesuai jabatan resmi dengan tugas tambahan mampu menemukan bentuk keseimbangan baru kepengurusan guna membersamai pengelola-karyawan yang kinerjanya turun drastis. Sebagai LKS tentu persoalan yang dihadapi tidak sekadar kinerja karyawan melainkan juga permodalan, akses ke sumber keuangan, kesehatan usaha, citra di masyarakat, dll.
Alhamdulillah secara finansial ada kenaikan angka produktivitas, namun persoalan kualitas SDM apalagi mengenai akhlak-pakaian karyawati perlu dibenahi. Dengan pengajian rutin Jumat pagi hal tersebut dibenahi namun belum berhasil baik. Apa yang bisa dilakukan guna kebaikan SDM juga permodalan dan kepercayaan masyarakat dilakukan oleh pengurus. Ternyata tidak terkendali. Angka finansial naik tapi angka akhlak karyawan-karyawati justru turun. Oleh karena itu dilakukanlah pencarian bentuk baru yang tepat bagi BMT AMMAN. Pengurus dan pengelola mengeksplorasi lewat kerjasama dengan BMT lain, juga lewat kerjasama Sekolah-sekolah Muhammadiyah (AUM). Bahkan kemudian lewat jalur persyarikatan. Salah satu yang kemudian muncul adalah Muhammadiyah memiliki model-format BMT yang diberi nama Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) dengan perintis-pelopor BTM Wradesa Pekalongan. Sekian hal dilakukan guna memahami alternatif solusi bagi persoalan akut yang dialami oleh BMT AMMAN kita ini.

  1. Merintis Sinergi Menyelamatkan Koperasi

Arah tuju gerakan koperasi kita bukanlah sekadar keuntungan finansial. Apalagi ketika dipertentangkan dengan syar’i maka sungguh lebih diutamakan. Artinya lebih baik tetap syar’i namun tidak untung darpada harus untung namun tidak syar’i. Kemanfaatan kepada sesama manusia sekaligus tabungan amal-shalih untuk dunia akhirat kita merupakan pointer tujuan kita. Oleh karena itu prinsip keadilan dan partisipasi sesama yang ditumbuhkan dari keyakinan ideologis menjadi hal yang amat penting. Wajar bila ketika diketahui bahwa persyarikatan Muhammadiyah sudah memiliki format-model BMT dengan nama Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) maka segera dilakukan ikhtiar untuk mengkaji dan mempertimbangkannya tepat-tidaknya sebagai solusi atas masalah yang menimpa BMT AMMAN kita ini.
Prosesnya bertahap dari ada yang mencari informasi, ada yang mengikuti kegiatan hingga kemudian secara formal kita bersilaturahmi ke BTM Wiradesa sehingga kecukupan pertimbangan menjadi penuh. Benarlah hal-hal itu kita lakukan. Maka setelah melakukan shalat istikharah diadakan voting dalam pleno pengurus. Ternyata semua memilih untuk konversi sehingga disepakatilah proses konversi dari BMT AMMAN menjadi BTM AMMAN Magelang.
Mengapa memilih konversi  menjadi Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) AMMAN? Paling tidak ada enam alasan: (1) BTM lebih menentramkan jiwa; (2) Menjanjikan dampingan ke koperasi kita dengan road-map yang logis dan jelas; (3) Adanya standar kesehatan keuangan dan syariah yang mencakup sepuluh item bisa ddasariterapkan di koperasi kita; (4) Meletakkan kembali  dasar Muhammadiyah pada Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang sudah teruji sistemnya, terutama di BTM Wiradesa; (5) Pengalaman 10-11 tahun kita amat berharga sebagai bahan pembelajaran dalam berjuang; dan (6) Perlunya penyiapan kultur yang sesuai dan kompatibel sebagai area tumbuh BTM sebab Wiradesa berbeda dengan Muntilan.
Masih ditambah dengan pertimbangan lain, yakni (7) BMT AMMAN didirikan oleh PDPM Kabupaten Magelang yang dilahirkan secara ikhlas guna kemaslahatan anggota, masyarakat dan bangsa; (8) Perjalanan BMT AMMAN selama 11 tahun telah menyadarkan akan keterbatasan yang dimiliki stakeholder sekaligus makin pentingnya sistem, dasar, nilai yang kokoh-benar-efektif-efisien; serta (9) Perlunya lembaga yang berdasar pada ideologi benar-kuat; bukan lagi seberapa cepat mampu sampai di puncak tangga melainkan apakah tangga kita tersandar pada tempat yang benar-kokoh-kuat.
Berdasarkan berbagai pertimbangan di atas maka proses konversi dirancang selama tiga tahun berkesinambungan (2011-2012-2013). Konversi tersebut mencakup keseluruhan asas-dasar, sistem, juga perwujudan-penampilan yang tampak. Agenda besar kembali dibuat: Perubahan AD-ART, Sistem Prosedur, Permodalan-dana, Diklat SDM, Administrasi, Aset, Aturan Kekaryawanan, Perkoperasian, Pembagian tugas-kewenangan. Untuk itu dilakukanlah silaturahmi ke Majalah ‘Suara Muhammadiyah’ dan Koran ‘Kedaulatan Rakyat’. Manakala pilihan sudah dijatuhkan maka apapun yang terjadi kemudian merupakan risiko yang harus diterima dan diatasi dengan sebaik-baiknya.

  1. Menembus Batas Merintis Jalan BTM

Selama tahun 2011 setelah diresmikan oleh Ketua PP Muhammadiyah dalam forum Musyawarah Daerah sebagai AUM Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) AMMAN Magelang maka proses konversi setahap demi setahap harus tampak dan nyata. Salah satu yang secara pribadi kupilih sebagai wirid adalah pengajian Sabtu pagi di Kantor BTM dibersamai oleh Pengurus. Siapapun yang mengisi dan apapun yang dimaterikan ada Pengurus yang ikut serta dan membersamai proses penguatan SDM tersebut. Dengan cara ini maka tidak ada hal yang tidak transparan bagi pengurus sampai pun bila ada ketidaksinkronan perjalanan BTM dengan konversi yang direncanakan.
Prinsip gerakan ‘dibantu karena maju’ dan bukan sebaliknya ‘maju karena dibantu’ harus melekat pada sikap-laku organisai dan juga semua personalia di BTM AMMAN. BTM Pusat Jawa Tengah di Wiradesa tidak mungkin membimbing kita selangkah demi selangkah melainkan secara berkala sehingga kita sendirilah yang harus memproses BTM AMMAN menjadi maju, bergerak, naik serta meningkat.



BAB V 
MENUJU BTM AMMAN YANG TERPADU

Hal yang ideal itu bisa didekati namun tidak bisa dicapai, diraih. Sebab hal yang ideal itu hanya ada dalam tataran ide-konsep sehingga bilamana sudah mampu diwujudkan maka prinsipnya terlampaui dan terlanggar lantas muncul idealitas yang baru. Demikian seterusnya.
Secara khusus bab ini membicarakan upaya yang dilakukan guna mencapai BTM AMMAN yang terpadu, yang ideal. Pada bab ini akan terdiri atas lima subbab, yakni (a) Keterpaduan AUM dan Muhammadiyah Incorporated, (b) Perkembangan Bersama Persyarikatan, dari Konsep Besar hingga Satuan Terkecil, (c) Pemberdayaan Kaum Lemah, al-Mustadh’afin, (d) Pemaknaan Amal dan Pembangunan Usaha, serta (e) Pembersamaan Kemajuan Usaha.

  1. Keterpaduan AUM Dalam Muhammadiyah Incorporated
  2. Dari Konsep Besar Hingga Satuan Kecil Terbawah (SKT)
  3. Pemberdayaan al-Mustadhafin
  4. Memaknai Amal dan Membangun Usaha
  5. Membersamai dan Menguatkan Kemajuan
1.    Perkembangan Usaha
2.    Penguatan Ruhiyah-Idelogis
3.    Prestasi dan Kerjasama

BAB VI
PENUTUP

a.           Konstelasi dan Butir Kesimpulan
b.           Rekomendasi dan Penawaran
c.           Kata Penutup




DAFTAR PUSTAKA

Darban, Ahmad Adaby. 2011. Sejarah Kauman, Menguak Identitas Kampung Muhammadiyah. Yogyakarta: Suara Muhammadiyah. Cetakan Kedua, Juli 2011.
Sairin, Sjafri dan Ahmad Adaby Darban. 2010. Mewujudkan Cita Menggapai Asa, Perjalanan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (1981-2010). Yogyakarta : UMY Press. Cetakan Pertama.
Hamzah, Amir. KH Mas Mansyur Pemikiran Tentang Islam dan Muhammadiyah. Yogyakarta: PT Hanindita. Cetakan Pertama, Januari 1986.
Kuntowijoyo. 2009. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Tiara Wacana.


Lampiran-lampiran

Personalia
Pengurus, Manajer dan Pengawas
Rentangan Tahun 1999-2015
KSU KANDA, KJKS BMT AMMAN, BTM AMMAN

Tahun
Pengurus
Manajer
Pengawas
Syariah
Manajemen
1999
2000
Suryo Sukoco (K)
Arqom irawanto (S)
Lisnia Damayanti (B)
Andi Tri Nugroho
Hima Sugiyarto
Drs. Suryo Sukotjo  (PDPM)
Drs. Nuredi Pratiknya (PDPM)
Drs. Bambang Haryana (LUEP)
2001
2002
2003
M Nasirudin (K)
Ahmad Nurdin A (S)
Budiarto Widodo (B)
Hima Sugiyarto
KH Abdul Malik
Drs.H. Qomari
Drs.H. Fathony
Suradi, S.Ag
Hermawan S
Sugiyono
Saefudin Ahmad
2004
2005
2006
M Nasirudin (K)
Ahmad Nurdin A (S)
Hermawan Sulis (B)
Hima Sugiyarto
Drs.H.Fathony
Drs.H.Qomari
KH A Malik
Suradi, S.Ag
Sugiyono
Saefudin Ahmad
Iwan Hernawan
2007
2008
2009
M Nasirudin (K)
Eko Prasetyo (WK)
Ahmad Nurdin A (S)
Nuredi Pratiknya (B)
Hima Sugiyarto
Hermawan S
Drs.H.Fathony,MA
KH A Malik
Suradi, S.Ag
Drs.H.Qomari
Sugiyono
Kelik Widaryanto
Saefudin Ahmad
2010
2011
2012
M Nasirudin (K)
Nuredi Pratiknya (S)
Ahmad Nurdin (WS)
Eko Prasetyo (B)
Hermawan S
Putro Prihatmanto
H. Suradi, S.Ag
Drs.H.Fathony,MA
KH Abdul Malik
Kelik Widaryanto
Sugiyono
2013
2014
2015
M Nasirudin (K)
Nuredi Pratiknya (S)
Ahmad Nurdin (WS)
Eko Prasetyo (B)
Imron Rosyidi (WB)
Putro Prihatmanto
Drs.H.Fathony,MA
H. Suradi, S.Ag
KH Abdul Malik
H. Warjono
H. Agus Pranata









Dokumen Perjalanan
Tiga Akta Resmi Identitas Kita
No.
Nama Resmi,
Keterangan
1.
KSU KANDA
Koperasi Serba Usaha “Karya Anak Muda”
15 Mei 1999

Didirikan awal-mula tanggal 1 Maret 1999, dibuatkan Akta Pendirian tanggal 15 Mei 1999, kemudian mendapatkan legalisasi dari Departemen Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Kabupaten Magelang pada tanggal 4 November 1999 dengan nomor  Badan Hukum: 165/BH/KDK 11-19/XI/99. Pada AD Bab III perihal Usaha Pasal 3: terdiri (i) Unit perdagangan umum, (ii) Jasa konsultasi usaha kecil, (iii) USP rinci dalam ART, serta (iv) Pengadaan ATK-fotokopi
2.
KJKS BMT AMMAN
Koperasi Jasa Keuangan Syariah BMT Muammalah Mandiri (AMMAN)
1 Maret 2006
Sebagai KSU tak lagi tepat karena usaha konkret terfokus Simpan-Pinjam Syariah (Baitul Mal wa Tamwil-BMT) dan diketahui ada jenis koperasi terbaru KJKS. Maka atas amanah RAT di Muntilan, 1 Maret 2006 diubahlah identitas lembaga ini menjadi KJKS BMT AMMAN
3.
KJKS BTM  AMMAN
KJKS Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) AMMAN Magelang
26 Februari 2011
Nomenklatur BTM diperkenalkan oleh Izzul Muslimin (Ketua PP Pemuda Muhdyah) 28 November 2009; dikuatkan oleh Abdul Mukti (Sekretaris Majelis Dikdasmen PP) 7 Januari 2010; serta Haedar Nashir (Ketua PP) 29 Juni 2010 hingga dilakukanlah silaturahmi resmi lembaga ini ke Kantor Pusat BTM Jateng di Wiradesa Pekalongan pada tanggal 4 Agustus 2010. Dilakukan voting. Bulat sepakat secara internal.
Dalam RAT di Muntilan 26 Februari 2011 anggota bersepakat pilih konversi lembaga ini sebagai AUM menjadi BTM. Dalam forum Musyawarah Daerah (Musda) Muhammadiyah-Aisyiah di Bandongan 29 Maret 2011 resmi diumumkan konversi tersebut  menjadi KJKS BTM AMMAN.

Markas/Kantor Utama dan Cabang Lembaga Kita
Sejarah Perjalanan Alamat Kantor
Rentangan Waktu Tahun 1999 s.d. 2015

No.
Waktu
Alamat
Status
1.
1 April 1999  s.d. 31 Maret 2001
Jalan Pemuda Barat No. 15 Ngadiretno, Tamanagung, Muntlan 56415
Sewa dua tahun
2.
1 April 2001 s.d. 31 Desember 2005
Jalan Pemuda Barat No. 7 Ngadiretno, Tamanagung, Muntilan 56415
Hak Milik,
Bangun
Pakai 5 tahun
3.
1 Januari 2006  s.d.
31 Oktober 2008
Jalan Pemuda No. 24 Pucungrejo, Muntilan 56413 Telepon (0293) 5505761
Sewa tiga tahun
4.
28 Oktober 2008 s.d. 31 Desember 2015
Jalan Pemuda Barat No. 22 Ngadiretno, Tamanagung, Muntilan 56415
Hak Milik,
Bangun, Pakai

Perkembangan Kantor Pembantu Kas / Cabang
No.
Cabang
Alamat
Keterangan
1.
Bandongan
1. Sebelah Pasar Bandongan
2. Pertigaan Salamkanci-Tempuran
Sewa 5 tahun
Sewa 3 tahun
2.
Talun
1. Depan Pasar Talun
2. Kompleks Unit, Depan KUD Dukun
Sewa 5 tahun
Sewa 3 tahun
3.
Salam
Jl. Magelang-Yogya, Sucen Salam
Sewa 8 tahun
4.
Tempuran
Kompleks SMPM Tempuran, Jalan Magelang-Purworejo (0293) 3215033
Bangun
5.
Sleman
Depan Masjid Besar Sleman, Jalan. Letnan Soebadri 3 A, Tridadi (0274) 8565292
Sewa 2 tahun
6.
Mungkid
Kios Pasar Blabak Mungkid, Jalan Magelang-Yogya (0293) 5519992
Sewa 3 tahun
7.
Muntilan

Bangun

BTM AMMAN 2012 : Menjadi AUM Andalan
Tahun 2012 diprediksi banyak ahli sebagai tahun tantangan. Kita di BTM AMMAN sesuai garis perjalanannya akan mengisinya dengan target menjadi AUM andalan. Sebagai tahun ketiga atau tahun terakhir dalam proses konversi BMT/BTM maka diputuskan pada akhir Desember 2012 kita sudah benar-benar mampu diandalkan sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) karena segala sesuatunya sudah sebagai BTM standar nasional. Saat itu standar kesehatan, standar operasional, standar karyawan, standar produk bahkan standar proses dan sistemnya semua berjalan ‘persis’ BTM Wiradesa.
Mengapa hal itu dipilih? Selain karena hal itulah yang sudah kita pilih bersama-sama sejak dua tahun lalu juga guna mampu survive dalam persaingan usaha yang makin ketat. Saat ini saja tampak jelas bahwa untuk bisas hidup dan berkembang perlu perjuangan hebat sehingga mentalitas pejuang menjadi hal terpenting. Mentalitas pejuang artinya selalu berorientasi hasil, tidak berpikiran sempit serta tidak mudah menyerah. Begitulah cirri pemenang dalam persainagn. Oleh karena itu pembangunan SDM menjadi prioritas yakni pada sisi integritas, profesionalisme, motivasi tinggi, kerjasama serta inovasi sesuai perkembangan zaman.
Selamat tinggal masa lalu, selamat tinggal hari-hari kemarin. Segenap beban masa lalu mari kita tinggalkan dengan cara mengubah diri menjadi sosok baru BTM AMMAN AUM Andalan. Kalau kemarin kita ibaratnya sebagai kucing manis maka pada tahun 2012 kita mengubah diri menjadi seekor cheetah yang andal, gesit, sehat bahkan ‘ganas’.
Perubahan diri dari kucing manis menjadi cheetah ganas tentulah perubahan hal yang mendasar dimulai dari gen pembawa sifat, jati-diri, DNA. Hal itu telah kita mulai dua tahun lalu dengan perubahan nama, nasab-kepemilikan, AD-ART, arah, rumusan nilai, visi, misi, dan tujuan. Untuk itu perubahan berikutnya adalah secara organisasi, pembentukan kultur perusahaan bisnis, juga pergantian kepemimpinan merupakan konsekuensi logis dari pilihan sadar kita untuk lebih baik dan sukses.
Agar proses perubahan sukses maka segenap pihak hendaknya berproses optimal dalam mengubah diri dan lingkungan kerjanya sesuai visi, misi BTM yang baru. Untuk itu mari kita jiwai sepenuhnya visi, misi, tujuan, prinsip utama, prinsip muamalah, cirri utama dan cirri operasional BTM AMMAN Magelang kita. Pertanyaannya adalah: Seberapa kita sudah memberikan kontribusi pada perusahaan guna mencapai visi-misi BTM? Mulai hari ini mari kita bangun kesadaran baru, kita cas charge diri kita agar visi-misi tercermin dalam kegiatan sehari-hari kita sehingga menjadi kebiasaan kita dan membangun bersama-sama yang lain menjadi budaya perusahaan bisnis kita, bismilah.

 
BTM AMMAN 2012 : Setelan Pengurus, Syariah, Pengawas dan Pengelola




Konversi BMT/BTM AMMAN 2010-2012
Seolah hanya memindah posisi huruf dari BMT menjadi BTM namun senyatanya terkandung banyak proses dan perubahan. Perubahan yang paling asasi adalah soal nasab-kepemilikan,yakni  menjadi milik Muhammadiyah. Namun tentu berubah pula arah, visi, misi, nilai, tujuan bahkan SOP dan SOM. Oleh karena itu  meskipun seolah semudah membalikkan tangan tetapi sesungguhnya tidak sederhana dan dengan proses yang panjang. Wajar jika perubahan itu diaancang selama tiga tahun, 2010-2012, satu periode kepengurusan. Tentu karena perubahan itu menyangkut persoalan nama, AD-ART, system akuntansi hingga standarisasi BTM.
Bismilah kita kawal proses itu semuanya sehingga arahnya lurus dan tepat. Bismilah.

BMT AMMAN
BTM AMMAN
Nama resmi
Baitul Maal wat Tamwil (BMT) AMMAN
Baitut Tamwil Muhammadiyah (BTM) AMMAN
Cakupan identitas
Lembaga sosial (Baitul Maal) dan lembaga keuangan (Baitut Tamwil)
Lembaga keuangan perbankan (Baitut Tamwil) professional murni
Lembaga  pangkal
PDPM Kab. Magelang
PDM Kab. Magelang
Anggota
Para (mantan) aktivis Pemuda Muhammadiyah dan terbuka untuk umum orang Islam
Warga, AUM dan eselon resmi Muhammadiyah (PRM, PCM, PRA, dll.)
Afiliasi organisasi
Mandiri
BTM Provinsi Jawa Tengah, berpusat di Wiradesa Pekalongan
Pedoman akhlak karyawan
Ajaran Islam secara umum
Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM)
Pemilik asset
Lembaga BMT AMMAN
PP Muhammadiyah
Tata-kelola
Sistem mandiri
Sistem standar versi BTM
Posisi Saat ini
Berangkat
Tujuan



















Proses factual (sistematis dan alami) Konversi BMT/BTM AMMAN
Tanggal
Peristiwa
Keterangan
28 November 2009
Di kantor acara triwulanan Pengurus-Pengawas-Pengelola
Hadir tamu Drs. M. Izzul Muslimin, M.Si  ada diskusi awal ide tentang BTM
11 Februari 2010
Di BTM Pusat Wiradesa silaturahim BTM AMMAN
Pengurus, pengelola dan perwakilan anggota koperasi
17 Februari 2010
Di kantor, voting internal konversi menjadi BTM
Pengurus-pengawas-pengelola
6 Maret 2010
RAT menyetujui konversi
RAT di Mungkid mengukuhkan pengurus dan kebijakannya
4 Agustus 2010
Di BTM Pusat Wiradesa silaturahim 4 BMT Magelang
Pengurus BMT Magelang: An-Nahl, Mandiri, al-Madani, AMMAN
7 Oktober 2010
Di gedung DA Muntilan sosialisasi dari BTM Pusat
Drs. H. Akhmad Sakhowi, ME dan Drs. H. Achmad Suud diskusi dengan PDM, PCM, AUM, anggota
26 Maret 2011
Di Bandongan forum MUSDA peresmian nama BTM AMMAN
Dr.H. Haedar Nashir, M.Si. dari PP Muhammadiyah resmikan nama baru BTM AMMAN
11 November 2011
Di BTM Pusat Wiradesa daftarkan diri sebagai anggota
Pengurus dan pengelola BTM AMMAN daftarkan diri
29 November 2011
Di kantor acara audit dan visitasi dari BTM Pusat
BTM Pusat lakukan visitasi dan serahkan hasil  Penilaian Kinerja BTM AMMAN dengan predikat : CUKUP SEHAT

 
SAVE BTM AMMAN 2012

                 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar